Tentara Serbia Siap Tempur di Tengah Ketegangan dengan Kosovo
loading...
A
A
A
BEOGRADE - Serbia menempatkan tentara dan polisinya dalam siaga tinggi di tengah kebuntuan yang memanas antara Beograd dan wilayah Kosovo yang memisahkan diri.
Para pejabat mengatakan personel angkatan bersenjata siap campur tangan untuk membela penduduk Serbia di wilayah Kosovo.
“Presiden Serbia, sebagai panglima tertinggi, telah memerintahkan malam ini agar Angkatan Bersenjata Serbia berada pada tingkat kesiapan tempur tertinggi, yang berarti kesiapan menggunakan potensi bersenjata mereka,” ungkap Menteri Pertahanan Milos Vucevic kepada kantor berita Tanjug pada Senin (26/12/2022).
Dia menambahkan, pemerintah akan memastikan “semua langkah diambil untuk melindungi rakyat Serbia di Kosovo.”
Kosovo sebagian besar dihuni etnis Albania, tetapi memiliki mayoritas Serbia di wilayah utara. Serbia menarik pasukannya dari Kosovo pada tahun 1999 setelah NATO campur tangan mendukung pemberontakan bersenjata lokal Albania, membom Beograd dan kota-kota Serbia lainnya.
Penjaga perdamaian NATO sejak itu dikerahkan ke wilayah Kosovo, yang akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan dari Beograd pada 2008.
Serbia masih menganggap Kosovo sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.
Ketegangan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena pihak berwenang Kosovo menuntut agar komunitas Serbia hanya menggunakan pelat nomor yang dikeluarkan Kosovo daripada yang dikeluarkan Beograd.
Situasi semakin memburuk bulan ini ketika orang-orang Serbia setempat memasang penghalang jalan untuk memprotes penangkapan seorang mantan polisi yang dituduh menyerang kantor komisi pemilihan kota.
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menyerukan agar barikade diturunkan.
Beograd meminta pasukan penjaga perdamaian KFOR yang dipimpin NATO mengizinkan pengerahan militer dan polisi Serbia ke Kosovo.
Menurut Resolusi Dewan Keamanan PBB 1244, yang meresmikan akhir kampanye pengeboman NATO tahun 1999, Beograd dapat mengirim hingga 1.000 personel untuk melindungi wilayah berpenduduk Serbia dan penyeberangan perbatasan jika permintaan tersebut disetujui pemimpin pasukan penjaga perdamaian.
Para pejabat mengatakan personel angkatan bersenjata siap campur tangan untuk membela penduduk Serbia di wilayah Kosovo.
“Presiden Serbia, sebagai panglima tertinggi, telah memerintahkan malam ini agar Angkatan Bersenjata Serbia berada pada tingkat kesiapan tempur tertinggi, yang berarti kesiapan menggunakan potensi bersenjata mereka,” ungkap Menteri Pertahanan Milos Vucevic kepada kantor berita Tanjug pada Senin (26/12/2022).
Dia menambahkan, pemerintah akan memastikan “semua langkah diambil untuk melindungi rakyat Serbia di Kosovo.”
Kosovo sebagian besar dihuni etnis Albania, tetapi memiliki mayoritas Serbia di wilayah utara. Serbia menarik pasukannya dari Kosovo pada tahun 1999 setelah NATO campur tangan mendukung pemberontakan bersenjata lokal Albania, membom Beograd dan kota-kota Serbia lainnya.
Penjaga perdamaian NATO sejak itu dikerahkan ke wilayah Kosovo, yang akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan dari Beograd pada 2008.
Serbia masih menganggap Kosovo sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.
Ketegangan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena pihak berwenang Kosovo menuntut agar komunitas Serbia hanya menggunakan pelat nomor yang dikeluarkan Kosovo daripada yang dikeluarkan Beograd.
Situasi semakin memburuk bulan ini ketika orang-orang Serbia setempat memasang penghalang jalan untuk memprotes penangkapan seorang mantan polisi yang dituduh menyerang kantor komisi pemilihan kota.
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menyerukan agar barikade diturunkan.
Beograd meminta pasukan penjaga perdamaian KFOR yang dipimpin NATO mengizinkan pengerahan militer dan polisi Serbia ke Kosovo.
Menurut Resolusi Dewan Keamanan PBB 1244, yang meresmikan akhir kampanye pengeboman NATO tahun 1999, Beograd dapat mengirim hingga 1.000 personel untuk melindungi wilayah berpenduduk Serbia dan penyeberangan perbatasan jika permintaan tersebut disetujui pemimpin pasukan penjaga perdamaian.
(sya)