Cerita Kanibalisme Tentara Salib di Suriah pada Tahun 1098
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Dari semua kekejaman terkenal yang terjadi selama Perang Salib Pertama (1096-1099), pengepungan kota Ma'arra di Suriah paling menonjol.
Buntut mengerikan dari kejatuhan kota itu dan pendudukan oleh Tentara Salib Eropa yang menyerang Ma'arra adalah beberapa dari mereka melakukan kanibalisme terhadap Muslim yang mati karena kekurangan makanan dan kelaparan.
“Apa yang sebenarnya terjadi saat itu? Yang terjadi adalah pengepungan, pembantaian dan kanibalisme di Ma'arra oleh Tentara Salib,” ungkap Omar Ahmed, pakar Timur Tengah di Middle East Monitor.
Di mana kejadian itu? Peristiwa itu di Suriah. Kapan terjadinya? 12 Desember 1098.
Antiokhia yang di era modern termasuk wilayah Turki, direbut Tentara Salib yang dipimpin Raymond dari Toulouse dan Bohemond dari Taranto pada Juni 1098 setelah pengepungan selama setahun.
Perebutan itu diikuti jatuhnya kota berbenteng Ma'araat Al-Numan, di tempat yang sekarang disebut Suriah.
Kota itu menyerah kepada Tentara Salib yang mengepungnya sekitar akhir November pada tahun yang sama.
“Para penyerbu ingin kota itu meningkatkan persediaan mereka yang semakin menipis dan memperluas kendali mereka atas Tanah Suci,” papar Omar Ahmed.
Hadiah utamanya adalah Yerusalem di Palestina, yang jatuh ke Tentara Salib pada 15 Juli 1099, dan harus menunggu 88 tahun lagi untuk dibebaskan oleh Sultan Salah Al-Din Al-Ayyubi yang dikenal di Barat sebagai "Saladin".
Buntut mengerikan dari kejatuhan kota itu dan pendudukan oleh Tentara Salib Eropa yang menyerang Ma'arra adalah beberapa dari mereka melakukan kanibalisme terhadap Muslim yang mati karena kekurangan makanan dan kelaparan.
“Apa yang sebenarnya terjadi saat itu? Yang terjadi adalah pengepungan, pembantaian dan kanibalisme di Ma'arra oleh Tentara Salib,” ungkap Omar Ahmed, pakar Timur Tengah di Middle East Monitor.
Di mana kejadian itu? Peristiwa itu di Suriah. Kapan terjadinya? 12 Desember 1098.
Antiokhia yang di era modern termasuk wilayah Turki, direbut Tentara Salib yang dipimpin Raymond dari Toulouse dan Bohemond dari Taranto pada Juni 1098 setelah pengepungan selama setahun.
Perebutan itu diikuti jatuhnya kota berbenteng Ma'araat Al-Numan, di tempat yang sekarang disebut Suriah.
Kota itu menyerah kepada Tentara Salib yang mengepungnya sekitar akhir November pada tahun yang sama.
“Para penyerbu ingin kota itu meningkatkan persediaan mereka yang semakin menipis dan memperluas kendali mereka atas Tanah Suci,” papar Omar Ahmed.
Hadiah utamanya adalah Yerusalem di Palestina, yang jatuh ke Tentara Salib pada 15 Juli 1099, dan harus menunggu 88 tahun lagi untuk dibebaskan oleh Sultan Salah Al-Din Al-Ayyubi yang dikenal di Barat sebagai "Saladin".