Takut Direbut Rusia, Israel Tolak Kirim Sistem Rudal Iron Dome ke Ukraina

Senin, 26 Desember 2022 - 07:33 WIB
loading...
Takut Direbut Rusia, Israel Tolak Kirim Sistem Rudal Iron Dome ke Ukraina
Israel menolak mengirim sistem rudal Iron Dome ke Ukraina, salah satu alasannya karena takut direbut Rusia dan dikirim ke Iran untuk dianalisis. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Israel tidak mungkin mendukung Ukraina dengan sistem pertahanan rudal Iron Dome karena takut sistem itu bisa direbut Rusia dan dikirim ke Iran untuk dianalisis.

Itu adalah satu dari tiga alasan yang disampaikan mantan penjabat penasihat keamanan nasional Israel, Brigadir Jenderal Jacob Nagel, dalam artikel opini yang diterbitkan di The National Interest, pekan lalu.

Mengomentari keputusan Washington baru-baru ini untuk memberi Ukraina platform pertahanan udara Patriot, Nagel mencatat bahwa langkah itu “juga menyoroti Israel", yang secara konsisten menolak untuk mengirim persenjataan pertahanan udara ke Kiev.



Jenderal Zionis itu merinci tiga alasan utama penolakan Israel memasok sistem pertahanan rudal Iron Dome ke Ukraina.

Pertama, kata dia, Israel memiliki "ketakutan yang sah" bahwa jika salah satu senjatanya dikerahkan di Ukraina, mereka akhirnya dapat direbut oleh Rusia dan akan dijamin untuk dikirim ke Iran untuk dianalisis.

"Ini dapat membantu Teheran, musuh bebuyutan Tel Aviv selama beberapa dekade, untuk menemukan cara melawan sistem tersebut," tulis Jenderal Nagel.

Kedua, Israel enggan untuk mengirimkan sistem Iron Dome ke tempat lain ketika militernya sendiri telah menilai kebutuhan mendesak untuk memperoleh lebih banyak sistem dan pencegat untuk perlindungannya sendiri terhadap kelompok militan Hizbullah di Lebanon dan kelompok militan Hamas di Palestina.

Ketiga, dia mencatat bahwa melatih personel Ukraina untuk mengoperasikan Iron Dome akan memakan waktu. Hal itu membuat sistem tersebut tidak berguna untuk Kiev dalam jangka pendek.

“Akhirnya, Israel tidak ingin memicu tanggapan keras dari Rusia, yang mempertahankan kehadiran signifikan di negara tetangga; Suriah," lanjut Nagel.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1122 seconds (0.1#10.140)