Soal Perang di Ukraina, Putin Bilang Rusia Tak Bisa Disalahkan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin percaya bahwa pihaknya tidak bisa disalahkan atas perang di Ukraina . Menurutnya, kedua negara "berbagi tragedi."
Selama pidato dengan pejabat militer senior yang disiarkan televisi, Presiden Rusia itu mengatakan dia terus melihat Ukraina sebagai "negara saudara."
Pada bulan Februari, Presiden Putin mengirim hingga 200.000 tentara ke Ukraina memicu perang yang telah menyebabkan ribuan kematian. Dia mengklaim konflik itu adalah "hasil dari kebijakan negara ketiga".
Teori, yang menyiratkan ekspansi Barat sebagai penyebabnya, yang telah berulang kali ditolak oleh pihak di luar Rusia.
Dalam pidatonya, Putin mengklaim bahwa Barat telah "mencuci otak" republik-republik pasca-Soviet, dimulai dengan Ukraina.
"Selama bertahun-tahun, kami mencoba membangun hubungan bertetangga yang baik dengan Ukraina, menawarkan pinjaman dan energi murah, tetapi tidak berhasil," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Kamis (22/12/2022).
Kekhawatiran lama Presiden Putin tampaknya berasal dari pertumbuhan NATO sejak Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Tujuan awal NATO adalah untuk menantang ekspansi Rusia setelah Perang Dunia Kedua, tetapi Kremlin telah lama berargumentasi bahwa NATO menerima bekas sekutu Soviet karena itu keanggotaan blok militer itu mengancam keamanannya.
Dalam pidatonya, Presiden Putin melanjutkan: "Tidak ada yang perlu dituduhkan kepada kami. Kami selalu menganggap orang Ukraina sebagai saudara dan saya masih berpikir demikian."
Selama pidato dengan pejabat militer senior yang disiarkan televisi, Presiden Rusia itu mengatakan dia terus melihat Ukraina sebagai "negara saudara."
Pada bulan Februari, Presiden Putin mengirim hingga 200.000 tentara ke Ukraina memicu perang yang telah menyebabkan ribuan kematian. Dia mengklaim konflik itu adalah "hasil dari kebijakan negara ketiga".
Teori, yang menyiratkan ekspansi Barat sebagai penyebabnya, yang telah berulang kali ditolak oleh pihak di luar Rusia.
Dalam pidatonya, Putin mengklaim bahwa Barat telah "mencuci otak" republik-republik pasca-Soviet, dimulai dengan Ukraina.
"Selama bertahun-tahun, kami mencoba membangun hubungan bertetangga yang baik dengan Ukraina, menawarkan pinjaman dan energi murah, tetapi tidak berhasil," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Kamis (22/12/2022).
Kekhawatiran lama Presiden Putin tampaknya berasal dari pertumbuhan NATO sejak Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Tujuan awal NATO adalah untuk menantang ekspansi Rusia setelah Perang Dunia Kedua, tetapi Kremlin telah lama berargumentasi bahwa NATO menerima bekas sekutu Soviet karena itu keanggotaan blok militer itu mengancam keamanannya.
Dalam pidatonya, Presiden Putin melanjutkan: "Tidak ada yang perlu dituduhkan kepada kami. Kami selalu menganggap orang Ukraina sebagai saudara dan saya masih berpikir demikian."