TV Swedia Tampilkan Peta Israel dengan Nama Palestina, Rezim Zionis Marah
loading...
A
A
A
STOCKHOLM - Sebuah acara game di stasiun televisi (TV) Swedia menampilkan peta negara Israel dengan nama tertulis "Palestina”. Hal itu membuat rezim Zionis Israel marah dan menuntut permintaan maaf dari televisi tersebut.
Selama semifinal acara game "Free for All" yang ditayangkan di Channel 5 pada hari Senin pekan lalu, para kontestan diberikan kuis tentang penyanyi terkenal Swedia; Laila Bagge Wahlgren, yang ibunya orang Swedia dan ayahnya orang Palestina.
Kemudian disuguhkan peta mengikuti pertanyaan yang meminta kontestan untuk menjawab di mana ayah Wahlgren lahir. Peta itu merinci kota-kota Arab dan campuran, di samping situs kuno seperti Yerusalem, Jaffa, Haifa, Nazareth, Ramallah, Gaza, dan banyak lagi. Tel Aviv dihilangkan dari peta. Di peta itu juga ditampilkan bendera Palestina.
Sebagai tindakan protes, Kedutaan Besar Israel untuk Swedia mem-posting pertanyaan dalam format yang mirip dengan gameshow, di akun Twitter mereka, menanyakan: “Apa yang harus dilakukan Channel 5 dan produser acara ketika mereka menyajikan peta tanpa menyebutkan Israel? 1. Periksa grafiknya, 2. Lakukan penelitian lebih lanjut, 3. Minta maaf, 4. Semua hal di atas.”
Produser acara game tersebut meminta maaf setelah postingan Kedutaan Israel. "Itu adalah kesalahan, kami akan memperbaikinya sesegera mungkin, saya minta maaf," tulis pihak produser via akun Twitter-nya.
Asosiasi Pemuda Yahudi Swedia juga ikut berkomentar di Twitter dengan menulis: "Peta yang Anda sajikan salah dalam beberapa aspek-–jika seharusnya menampilkan Mandatory Palestine [Mandat Britania untuk Palestina], benderanya salah. Peta itu salah baik dari perspektif sejarah maupun modern. Itu jelas merupakan peta modern tempat Israel dan kota-kotanya disingkirkan.”
“Menurut definisi International Holocaust Remembrance Alliance, antisemitisme menyangkal hak orang Yahudi untuk menentukan nasib sendiri dan berharap agar Israel berhenti hidup,” kata organisasi tersebut seperti dikutip dari Ynet, Selasa (20/12/2022).
Duta Besar Israel untuk Swedia Ziv Nevo Kolman mengatakan peta itu mengejutkan. "Kami menantang produser acara dengan tanggapan interaktif yang menarik perhatian dan diliput secara positif oleh media Swedia," katanya.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
Selama semifinal acara game "Free for All" yang ditayangkan di Channel 5 pada hari Senin pekan lalu, para kontestan diberikan kuis tentang penyanyi terkenal Swedia; Laila Bagge Wahlgren, yang ibunya orang Swedia dan ayahnya orang Palestina.
Kemudian disuguhkan peta mengikuti pertanyaan yang meminta kontestan untuk menjawab di mana ayah Wahlgren lahir. Peta itu merinci kota-kota Arab dan campuran, di samping situs kuno seperti Yerusalem, Jaffa, Haifa, Nazareth, Ramallah, Gaza, dan banyak lagi. Tel Aviv dihilangkan dari peta. Di peta itu juga ditampilkan bendera Palestina.
Sebagai tindakan protes, Kedutaan Besar Israel untuk Swedia mem-posting pertanyaan dalam format yang mirip dengan gameshow, di akun Twitter mereka, menanyakan: “Apa yang harus dilakukan Channel 5 dan produser acara ketika mereka menyajikan peta tanpa menyebutkan Israel? 1. Periksa grafiknya, 2. Lakukan penelitian lebih lanjut, 3. Minta maaf, 4. Semua hal di atas.”
Produser acara game tersebut meminta maaf setelah postingan Kedutaan Israel. "Itu adalah kesalahan, kami akan memperbaikinya sesegera mungkin, saya minta maaf," tulis pihak produser via akun Twitter-nya.
Asosiasi Pemuda Yahudi Swedia juga ikut berkomentar di Twitter dengan menulis: "Peta yang Anda sajikan salah dalam beberapa aspek-–jika seharusnya menampilkan Mandatory Palestine [Mandat Britania untuk Palestina], benderanya salah. Peta itu salah baik dari perspektif sejarah maupun modern. Itu jelas merupakan peta modern tempat Israel dan kota-kotanya disingkirkan.”
“Menurut definisi International Holocaust Remembrance Alliance, antisemitisme menyangkal hak orang Yahudi untuk menentukan nasib sendiri dan berharap agar Israel berhenti hidup,” kata organisasi tersebut seperti dikutip dari Ynet, Selasa (20/12/2022).
Duta Besar Israel untuk Swedia Ziv Nevo Kolman mengatakan peta itu mengejutkan. "Kami menantang produser acara dengan tanggapan interaktif yang menarik perhatian dan diliput secara positif oleh media Swedia," katanya.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(min)