Kazakhstan Bantah China Soal Pneumonia Lebih Mematikan dari Covid-19

Sabtu, 11 Juli 2020 - 02:32 WIB
loading...
Kazakhstan Bantah China Soal Pneumonia Lebih Mematikan dari Covid-19
Kazakhstan membatah klaim China terkait wabah pneumonia baru yang lebih mematikan dari Covid-19. Foto/Ilustrasi
A A A
NUR SULTAN - Pejabat kesehatan Kazakhstan membantah pernyataan China terkait wabah pneumonia misterius yang lebih mematikan daripada virus Corona baru.

Sebelumnya, Kedutaan Besar China di Kazakhstan memperingatkan warganya tentang wabah pneumonia di negara bekas Soviet itu dengan tingkat kematian lebih tinggi daripada pneumonia yang diinduksi oleh virus Corona.

"Informasi ini tidak sesuai dengan kenyataan," kata Kementerian Kesehatan Kazakhstan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CBC, Sabtu (11/7/2020).

Ia lantas mengungkapkan statistik negara itu terkait wabah pneumonia termasuk pasien yang dites negatif untuk virus Corona tetapi memiliki gejala yang sesuai dengan penyakit Covid-19 .

Menurut data resmi, jumlah kasus pneumonia telah meningkat sebesar 55 persen pada paruh pertama tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 yaitu dari 63.436 menjadi 98.546.

Kementerian itu mengatakan jumlah infeksi pneumonia bakteri, jamur dan virus, yang juga termasuk kasus penyebab tidak jelas, sejalan dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).(Baca : Kazakhstan Jamin Dapat Mengontrol Penyebaran Pandemi Covid-19 )

Negara Asia Tengah yang kaya energi dengan cepat menerapkan penguncian regional dan pembatasan perjalanan untuk membendung pandemi Covid-19, tetapi telah menghadapi peningkatan infeksi setelah mencabut pembatasan itu pada bulan Mei.

Pada akhir Juni, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memecat menteri kesehatan negara itu, menyalahkannya atas kesalahan yang membantu memicu gelombang kedua penularan.

Otoritas Kazakhstan telah memberlakukan penguncian nasional selama dua minggu mulai hari Minggu untuk menahan wabah Covid-19.

Negara itu sejauh ini telah mendaftarkan lebih dari 53.000 kasus, termasuk 264 kematian.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1692 seconds (0.1#10.140)