Roda Pendaratan Turun, Malaysia Airlines MH370 Diduga Ditenggelamkan dengan Cepat
loading...
A
A
A
Pesawat Boeing 777 itu menghilang dari layar radar saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing. Pesawat berbelok tak terduga dari jalur penerbangan yang direncanakan dan malah dilacak radar militer di atas Selat Malaka sebelum kehilangan kontak.
Setelah bertahun-tahun mempertanyakan penyebabnya, analisis oleh Richard Godfrey, seorang insinyur Inggris, dan Blaine Gibson, seorang investigator Amerika Serikat yang mencari reruntuhan MH370, menyatakan bahwa pesawat itu jatuh dengan cepat, dan dengan niat yang disengaja.
Jika sebuah pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat di air, pilot dilatih untuk menjaga agar roda pendaratan tetap ditarik untuk dampak kecepatan rendah yang terkendali.
Itulah yang dilakukan kapten maskapai AS Chesley "Sully" Sullenberger yang dengan gagah berani mendaratkan sebuah Airbus di sungai Hudson di New York pada tahun 2009.
Para pakar sekarang mengatakan, berdasarkan bukti baru, flaps pada MH370 diyakini tidak ditarik ketika mendarat di Samudera Hindia bagian selatan.
Menurut The Times, dengan sengaja memperpanjang roda pendaratan, salah satu pilot kemungkinan besar menyebabkan badan pesawat segera putus. Ini juga akan meningkatkan kemungkinan maskapai tenggelam dengan cepat.
Ini akan memberikan waktu yang terbatas bagi para penyintas untuk mengevakuasi diri dari pesawat.
"Kombinasi dampak kecepatan tinggi yang dirancang untuk memecah pesawat dan roda pendaratan yang diperpanjang yang dirancang untuk menenggelamkan pesawat secepat mungkin menunjukkan maksud yang jelas untuk menyembunyikan bukti kecelakaan," tulis surat kabar itu mengutip para pakar dan investigator.
Godfrey sebelumnya mengatakan pilot Zaharie Ahmad Shah sengaja mengubah arah dan kecepatan untuk menghindari "memberikan gambaran yang jelas ke mana dia menuju".
"Jika pesawat terdeteksi, pilot juga menghindari memberikan gambaran yang jelas ke mana dia menuju dengan menggunakan jalur penerbangan dengan sejumlah perubahan arah," kata Godfrey dalam laporan terpisah tahun lalu.
Setelah bertahun-tahun mempertanyakan penyebabnya, analisis oleh Richard Godfrey, seorang insinyur Inggris, dan Blaine Gibson, seorang investigator Amerika Serikat yang mencari reruntuhan MH370, menyatakan bahwa pesawat itu jatuh dengan cepat, dan dengan niat yang disengaja.
Jika sebuah pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat di air, pilot dilatih untuk menjaga agar roda pendaratan tetap ditarik untuk dampak kecepatan rendah yang terkendali.
Itulah yang dilakukan kapten maskapai AS Chesley "Sully" Sullenberger yang dengan gagah berani mendaratkan sebuah Airbus di sungai Hudson di New York pada tahun 2009.
Para pakar sekarang mengatakan, berdasarkan bukti baru, flaps pada MH370 diyakini tidak ditarik ketika mendarat di Samudera Hindia bagian selatan.
Menurut The Times, dengan sengaja memperpanjang roda pendaratan, salah satu pilot kemungkinan besar menyebabkan badan pesawat segera putus. Ini juga akan meningkatkan kemungkinan maskapai tenggelam dengan cepat.
Ini akan memberikan waktu yang terbatas bagi para penyintas untuk mengevakuasi diri dari pesawat.
"Kombinasi dampak kecepatan tinggi yang dirancang untuk memecah pesawat dan roda pendaratan yang diperpanjang yang dirancang untuk menenggelamkan pesawat secepat mungkin menunjukkan maksud yang jelas untuk menyembunyikan bukti kecelakaan," tulis surat kabar itu mengutip para pakar dan investigator.
Godfrey sebelumnya mengatakan pilot Zaharie Ahmad Shah sengaja mengubah arah dan kecepatan untuk menghindari "memberikan gambaran yang jelas ke mana dia menuju".
"Jika pesawat terdeteksi, pilot juga menghindari memberikan gambaran yang jelas ke mana dia menuju dengan menggunakan jalur penerbangan dengan sejumlah perubahan arah," kata Godfrey dalam laporan terpisah tahun lalu.