Bos NATO: Kepercayaan antara Barat dan Rusia Telah Hancur!
loading...
A
A
A
Rusia juga terus menggempur infrastruktur energi Ukraina dengan konsekuensi yang menghancurkan bagi warga sipil. Sebagai contoh, serangan drone pada hari Sabtu pekan lalu menyebabkan 1,5 juta orang di kota pelabuhan Odesa hidup tanpa listrik.
Presiden Putin pada pekan lalu memberi isyarat bahwa pasukan Rusia terlibat dalam perang jangka panjang. Menurutnya, apa yang dia sebut sebagai "operasi militer khusus" bisa menjadi proses yang panjang.
Rusia bersikeras bahwa tujuannya adalah untuk "membebaskan" wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur dan Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina selatan yang secara sepihak dicaplok Rusia setelah referendum pada Oktober lalu.
Ukraina juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti menyerang balik, terutama karena mencoba membangun momentum yang memungkinkannya membebaskan sebagian Kharkiv di timur laut dan Kherson di selatan dan membuat kemajuan perangnya di wilayah timur.
Stoltenberg bersikeras bahwa perang bisa berhenti kapan saja jika Rusia memilih untuk mengakhiri permusuhan.
“Mereka [Rusia] dapat melakukan seperti yang telah dilakukan banyak negara Eropa lainnya sejak akhir Perang Dunia II, mereka dapat memilih perdamaian, memilih kerja sama, memilih untuk mempercayai tetangga mereka alih-alih selalu agresif dan mengancam tetangga seperti yang telah dilakukan Rusia dan sekali lagi melawan Georgia, melawan Ukraina," paparnya.
Lihat Juga: Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia
Presiden Putin pada pekan lalu memberi isyarat bahwa pasukan Rusia terlibat dalam perang jangka panjang. Menurutnya, apa yang dia sebut sebagai "operasi militer khusus" bisa menjadi proses yang panjang.
Rusia bersikeras bahwa tujuannya adalah untuk "membebaskan" wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur dan Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina selatan yang secara sepihak dicaplok Rusia setelah referendum pada Oktober lalu.
Ukraina juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti menyerang balik, terutama karena mencoba membangun momentum yang memungkinkannya membebaskan sebagian Kharkiv di timur laut dan Kherson di selatan dan membuat kemajuan perangnya di wilayah timur.
Stoltenberg bersikeras bahwa perang bisa berhenti kapan saja jika Rusia memilih untuk mengakhiri permusuhan.
“Mereka [Rusia] dapat melakukan seperti yang telah dilakukan banyak negara Eropa lainnya sejak akhir Perang Dunia II, mereka dapat memilih perdamaian, memilih kerja sama, memilih untuk mempercayai tetangga mereka alih-alih selalu agresif dan mengancam tetangga seperti yang telah dilakukan Rusia dan sekali lagi melawan Georgia, melawan Ukraina," paparnya.
Lihat Juga: Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia
(min)