Peringatan Gempa Palsu Gemparkan Iran di Tengah Gelombang Aksi Protes
loading...
A
A
A
TEHERAN - Peringatan gempa palsu berbunyi di ponsel pintar Android di Iran saat negara itu terus bergelut dengan aksi protes nasional pada Rabu. Pihak berwenang di Iran memberikan pernyataan yang berbeda terkait mengapa insiden itu bisa terjadi.
Wakil kepala polisi dunia maya Iran, Kolonel Ramin Pashaei, mengatakan kepada televisi pemerintah Iran bahwa hanya ponsel Android yang menerima peringatan palsu. Dia menyalahkan uji coba yang dilakukan penyedia layanan milik negara Iran Mobile Communications Co. atas peringatan tersebut.
Sementara itu kantor berita milik pemerintah Iran, IRNA, menggambarkan insiden itu sebagai peretasan.
“Pesan ini palsu; jangan tinggalkan rumahmu,” lapor IRNA seperti dikutip dari AP, Kamis (8/12/2022).
Dua pernyataan yang saling bertentangan dari peristiwa tersebut tidak dapat segera direkonsiliasi.
Google, yang menyediakan perangkat lunak Android, mengatakan: "Sistem Peringatan Gempa Android tidak mengeluarkan peringatan di wilayah tersebut selama jangka waktu ini." Perusahaan itu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Iran telah mengalami serangkaian peretasan sejak kematian seorang wanita berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini pada 16 September setelah penahanannya oleh polisi moralitas negara tersebut.
Kematian Amini telah memicu protes selama berbulan-bulan yang sekarang termasuk seruan untuk menggulingkan teokrasi Iran, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Teheran sejak tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979.
Menurut Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah kelompok yang telah memantau protes sejak dimulai, setidaknya 475 orang tewas dalam demonstrasi di tengah tindakan keras keamanan. Lebih dari 18.000 telah ditahan oleh pihak berwenang.
Wakil kepala polisi dunia maya Iran, Kolonel Ramin Pashaei, mengatakan kepada televisi pemerintah Iran bahwa hanya ponsel Android yang menerima peringatan palsu. Dia menyalahkan uji coba yang dilakukan penyedia layanan milik negara Iran Mobile Communications Co. atas peringatan tersebut.
Sementara itu kantor berita milik pemerintah Iran, IRNA, menggambarkan insiden itu sebagai peretasan.
“Pesan ini palsu; jangan tinggalkan rumahmu,” lapor IRNA seperti dikutip dari AP, Kamis (8/12/2022).
Dua pernyataan yang saling bertentangan dari peristiwa tersebut tidak dapat segera direkonsiliasi.
Google, yang menyediakan perangkat lunak Android, mengatakan: "Sistem Peringatan Gempa Android tidak mengeluarkan peringatan di wilayah tersebut selama jangka waktu ini." Perusahaan itu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Iran telah mengalami serangkaian peretasan sejak kematian seorang wanita berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini pada 16 September setelah penahanannya oleh polisi moralitas negara tersebut.
Kematian Amini telah memicu protes selama berbulan-bulan yang sekarang termasuk seruan untuk menggulingkan teokrasi Iran, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Teheran sejak tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979.
Menurut Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah kelompok yang telah memantau protes sejak dimulai, setidaknya 475 orang tewas dalam demonstrasi di tengah tindakan keras keamanan. Lebih dari 18.000 telah ditahan oleh pihak berwenang.
(ian)