Rusia Sangkal Punya Hubungan dengan Ekstremis Jerman yang Rencanakan Kudeta

Kamis, 08 Desember 2022 - 16:49 WIB
loading...
Rusia Sangkal Punya...
Kedubes Rusia di Berlin, Jerman. Foto/The Moscow Times
A A A
BERLIN - Kedutaan Besar Rusia di Berlin membantah memiliki hubungan dengan kelompok teror sayap kanan di Jerman setelah seorang wanita Rusia termasuk di antara 25 orang yang ditangkap dalam serangkaian penggerebekan polisi atas dugaan rencana untuk menggulingkan pemerintah.

"Kedutaan Besar Rusia di Jerman ingin memperjelas bahwa kantor diplomatik dan konsuler Rusia di Jerman tidak mempertahankan kontak dengan perwakilan kelompok teroris atau entitas ilegal lainnya," kata Kedutaan Jerman di Berlin dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Rusia seperti dikutip dari The Moscow Times, Kamis (8/12/2022).

Jaksa Jerman mengkonfirmasi penangkapan seorang wanita Rusia, yang namanya disebut sebagai Vitalia B sesuai dengan undang-undang privasi Jerman yang ketat, atas dugaan memfasilitasi upaya untuk melakukan kontak antara sel teroris dan pejabat Rusia, meskipun mereka menambahkan bahwa tidak ada indikasi bahwa upaya itu telah berhasil.



Kremlin sendiri menggambarkan penangkapan itu sebagai masalah domestik Jerman.

"Ini lebih merupakan masalah internal Jerman. Mereka sendiri telah menyatakan bahwa tidak ada diskusi tentang intervensi Rusia dalam bentuk apa pun," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Penggerebekan besar-besaran yang dilakukan oleh polisi Jerman pada Rabu pagi menyebabkan penangkapan 25 orang yang diduga menjadi anggota sel teror sayap kanan yang berencana menggulingkan pemerintah.

Sekitar 3.000 petugas termasuk unit elit anti-teror ambil bagian dalam "serangan fajar" di lebih dari 130 properti, yang digambarkan media Jerman sebagai salah satu operasi anti-ekstremis terbesar dalam sejarah negara itu.



Penggerebekan itu menargetkan tersangka anggota gerakan "Warga Negara Reich" (Reichsbuerger) yang diduga telah membuat persiapan konkret untuk secara paksa memaksa masuk ke parlemen Jerman dengan kelompok bersenjata kecil, menurut jaksa federal.

"Mereka yang ditangkap diyakini telah membentuk kelompok teroris yang telah menetapkan tujuan untuk menggulingkan tatanan negara yang ada di Jerman dan menggantinya dengan milik mereka sendiri," tambah jaksa.

Reichsbuerger, sebuah kelompok sayap kanan yang diketahui memiliki hubungan dengan gerakan anti-Semit, rasis, dan neo-Nazi, menolak legitimasi Republik Federal Jerman dan berpendapat bahwa Reich Jerman masih ada sampai sekarang.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Uni Eropa Larang Calon...
Uni Eropa Larang Calon Anggotanya Rayakan Kemenangan Perang Dunia II di Moskow
Lukashenko Sebut Sekutu...
Lukashenko Sebut Sekutu NATO Sekarang Diam setelah Belarusia Dilindungi Senjata Nuklir Rusia
Jerman Siap Kirim Rudal...
Jerman Siap Kirim Rudal Canggih Taurus ke Ukraina untuk Melawan Rusia
Trump: Jutaan Orang...
Trump: Jutaan Orang Tewas karena Putin, Biden, dan Zelensky
Versi Rusia, Serangan...
Versi Rusia, Serangan Rudalnya di Sumy Tewaskan 60 Komandan Ukraina dan NATO
Rusia Akan Tempatkan...
Rusia Akan Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Australia Minta Penjelasan Indonesia
Presiden Singapura Shanmugaratnam...
Presiden Singapura Shanmugaratnam Bubarkan Parlemen, Pemilu Digelar 3 Mei
Rekomendasi
IDI Investigasi Kasus...
IDI Investigasi Kasus Dokter Kandungan di Garut Lecehkan Pasien saat USG
5 Ciri-ciri Otak Mulai...
5 Ciri-ciri Otak Mulai Rusak Akibat PMO, Waspada Sulit Konsentrasi
Indonesia-Rusia Makin...
Indonesia-Rusia Makin Mesra di Tengah Meningkatnya Tensi Perang Dagang AS
Berita Terkini
Mampukah PM Singapura...
Mampukah PM Singapura Lawrence Wong Lepas dari Bayang-bayang Dinasti Lee Kuan Yew?
10 menit yang lalu
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
3 jam yang lalu
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
3 jam yang lalu
Panglima Militer Israel...
Panglima Militer Israel Sebut Tujuan Perang Gaza Tidak Akan Tercapai, Ini 3 Pemicunya
5 jam yang lalu
Siapa Syekh Mishary?...
Siapa Syekh Mishary? Imam Kuwait yang Pernah Mengkritik Hamas dan Selalu Memuji Raja Salman
5 jam yang lalu
Uni Eropa Larang Calon...
Uni Eropa Larang Calon Anggotanya Rayakan Kemenangan Perang Dunia II di Moskow
6 jam yang lalu
Infografis
Akhirnya, Ukraina Sepakati...
Akhirnya, Ukraina Sepakati Gencatan Senjata 30 Hari dengan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved