Rusia Sangkal Punya Hubungan dengan Ekstremis Jerman yang Rencanakan Kudeta
loading...
A
A
A
BERLIN - Kedutaan Besar Rusia di Berlin membantah memiliki hubungan dengan kelompok teror sayap kanan di Jerman setelah seorang wanita Rusia termasuk di antara 25 orang yang ditangkap dalam serangkaian penggerebekan polisi atas dugaan rencana untuk menggulingkan pemerintah.
"Kedutaan Besar Rusia di Jerman ingin memperjelas bahwa kantor diplomatik dan konsuler Rusia di Jerman tidak mempertahankan kontak dengan perwakilan kelompok teroris atau entitas ilegal lainnya," kata Kedutaan Jerman di Berlin dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Rusia seperti dikutip dari The Moscow Times, Kamis (8/12/2022).
Jaksa Jerman mengkonfirmasi penangkapan seorang wanita Rusia, yang namanya disebut sebagai Vitalia B sesuai dengan undang-undang privasi Jerman yang ketat, atas dugaan memfasilitasi upaya untuk melakukan kontak antara sel teroris dan pejabat Rusia, meskipun mereka menambahkan bahwa tidak ada indikasi bahwa upaya itu telah berhasil.
Kremlin sendiri menggambarkan penangkapan itu sebagai masalah domestik Jerman.
"Ini lebih merupakan masalah internal Jerman. Mereka sendiri telah menyatakan bahwa tidak ada diskusi tentang intervensi Rusia dalam bentuk apa pun," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Penggerebekan besar-besaran yang dilakukan oleh polisi Jerman pada Rabu pagi menyebabkan penangkapan 25 orang yang diduga menjadi anggota sel teror sayap kanan yang berencana menggulingkan pemerintah.
Sekitar 3.000 petugas termasuk unit elit anti-teror ambil bagian dalam "serangan fajar" di lebih dari 130 properti, yang digambarkan media Jerman sebagai salah satu operasi anti-ekstremis terbesar dalam sejarah negara itu.
Penggerebekan itu menargetkan tersangka anggota gerakan "Warga Negara Reich" (Reichsbuerger) yang diduga telah membuat persiapan konkret untuk secara paksa memaksa masuk ke parlemen Jerman dengan kelompok bersenjata kecil, menurut jaksa federal.
"Mereka yang ditangkap diyakini telah membentuk kelompok teroris yang telah menetapkan tujuan untuk menggulingkan tatanan negara yang ada di Jerman dan menggantinya dengan milik mereka sendiri," tambah jaksa.
Reichsbuerger, sebuah kelompok sayap kanan yang diketahui memiliki hubungan dengan gerakan anti-Semit, rasis, dan neo-Nazi, menolak legitimasi Republik Federal Jerman dan berpendapat bahwa Reich Jerman masih ada sampai sekarang.
"Kedutaan Besar Rusia di Jerman ingin memperjelas bahwa kantor diplomatik dan konsuler Rusia di Jerman tidak mempertahankan kontak dengan perwakilan kelompok teroris atau entitas ilegal lainnya," kata Kedutaan Jerman di Berlin dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Rusia seperti dikutip dari The Moscow Times, Kamis (8/12/2022).
Jaksa Jerman mengkonfirmasi penangkapan seorang wanita Rusia, yang namanya disebut sebagai Vitalia B sesuai dengan undang-undang privasi Jerman yang ketat, atas dugaan memfasilitasi upaya untuk melakukan kontak antara sel teroris dan pejabat Rusia, meskipun mereka menambahkan bahwa tidak ada indikasi bahwa upaya itu telah berhasil.
Kremlin sendiri menggambarkan penangkapan itu sebagai masalah domestik Jerman.
"Ini lebih merupakan masalah internal Jerman. Mereka sendiri telah menyatakan bahwa tidak ada diskusi tentang intervensi Rusia dalam bentuk apa pun," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Penggerebekan besar-besaran yang dilakukan oleh polisi Jerman pada Rabu pagi menyebabkan penangkapan 25 orang yang diduga menjadi anggota sel teror sayap kanan yang berencana menggulingkan pemerintah.
Sekitar 3.000 petugas termasuk unit elit anti-teror ambil bagian dalam "serangan fajar" di lebih dari 130 properti, yang digambarkan media Jerman sebagai salah satu operasi anti-ekstremis terbesar dalam sejarah negara itu.
Penggerebekan itu menargetkan tersangka anggota gerakan "Warga Negara Reich" (Reichsbuerger) yang diduga telah membuat persiapan konkret untuk secara paksa memaksa masuk ke parlemen Jerman dengan kelompok bersenjata kecil, menurut jaksa federal.
"Mereka yang ditangkap diyakini telah membentuk kelompok teroris yang telah menetapkan tujuan untuk menggulingkan tatanan negara yang ada di Jerman dan menggantinya dengan milik mereka sendiri," tambah jaksa.
Reichsbuerger, sebuah kelompok sayap kanan yang diketahui memiliki hubungan dengan gerakan anti-Semit, rasis, dan neo-Nazi, menolak legitimasi Republik Federal Jerman dan berpendapat bahwa Reich Jerman masih ada sampai sekarang.
(ian)