Setelah Polandia, 'Misil Ukraina' Dilaporkan Mendarat di Moldova
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sebuah pecahan rudal jatuh di wilayah Moldova pada hari Senin, saat sistem pertahanan udara Ukraina merespons gelombang serangan Rusia . Seorang ahli Rusia mengatakan bahwa puing-puing itu berasal dari rudal anti-udara Ukraina.
Bagian rudal jatuh di dekat kota Briceni, yang terletak di dekat perbatasan Moldova dengan Ukraina. Kementerian Dalam Negeri Moldova mengatakan bahwa patroli polisi telah menemukan rudal tersebut, tanpa menyebutkan asalnya.
Namun, foto yang dibagikan oleh otoritas Moldova menunjukkan bahwa puing-puing itu berasal dari tahap pendorong rudal yang ditembakkan oleh sistem pertahanan udara S-300, sebuah platform era Soviet yang masih digunakan oleh militer Ukraina.
Pakar militer Rusia Alexey Leonkov mengatakan kepada RIA Novosti bahwa reruntuhan itu milik S-300PS/PT, yang secara aktif digunakan oleh Ukraina dalam upaya untuk menghalau serangan presisi tinggi Rusia, seperti dilansir dari Russia Today, Selasa (6/12/2022).
Insiden itu terjadi selama gelombang serangan rudal Rusia di Ukraina. Pasukan Rusia telah melancarkan serangan udara berulang kali terhadap militer Ukraina dan target infrastruktur sejak awal Oktober. Kremlin menggambarkan serangan ini sebagai tanggapan yang diperlukan terhadap serangan provokatif Kiev terhadap infrastruktur sipil Rusia, termasuk Jembatan Crimea dan fasilitas energi.
Selama salah satu rentetan rudal Rusia inilah proyektil S-300 Ukraina jatuh di dekat desa Przewodow, Polandia bulan lalu, menewaskan dua warga sipil. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyalahkan insiden itu pada Rusia dan menuntut NATO untuk merespons, sebelum para pemimpin aliansi pimpinan AS itu secara terbuka mengakui bahwa rudal yang dimaksud adalah milik Ukraina.
Klaim yang sama juga dilontarkan Kiev atas peristiwa ini pada Senin kemarin.
“Ini sekali lagi membuktikan bahwa teror rudal Rusia menimbulkan ancaman besar tidak hanya bagi keamanan Ukraina, tetapi juga bagi keamanan negara-negara tetangga,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko di Facebook.
Tanpa mengakui bahwa pasukannya menembakkan rudal, Nikolenko menuntut agar Barat memasok negaranya dengan sistem pertahanan udara yang lebih baik.
Menurut otoritas Moldova, sebuah rudal Rusia yang ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina jatuh di Moldova pada bulan Oktober. Dampaknya menyebabkan beberapa kerusakan properti, tetapi tidak ada korban jiwa.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Bagian rudal jatuh di dekat kota Briceni, yang terletak di dekat perbatasan Moldova dengan Ukraina. Kementerian Dalam Negeri Moldova mengatakan bahwa patroli polisi telah menemukan rudal tersebut, tanpa menyebutkan asalnya.
Namun, foto yang dibagikan oleh otoritas Moldova menunjukkan bahwa puing-puing itu berasal dari tahap pendorong rudal yang ditembakkan oleh sistem pertahanan udara S-300, sebuah platform era Soviet yang masih digunakan oleh militer Ukraina.
Pakar militer Rusia Alexey Leonkov mengatakan kepada RIA Novosti bahwa reruntuhan itu milik S-300PS/PT, yang secara aktif digunakan oleh Ukraina dalam upaya untuk menghalau serangan presisi tinggi Rusia, seperti dilansir dari Russia Today, Selasa (6/12/2022).
Insiden itu terjadi selama gelombang serangan rudal Rusia di Ukraina. Pasukan Rusia telah melancarkan serangan udara berulang kali terhadap militer Ukraina dan target infrastruktur sejak awal Oktober. Kremlin menggambarkan serangan ini sebagai tanggapan yang diperlukan terhadap serangan provokatif Kiev terhadap infrastruktur sipil Rusia, termasuk Jembatan Crimea dan fasilitas energi.
Selama salah satu rentetan rudal Rusia inilah proyektil S-300 Ukraina jatuh di dekat desa Przewodow, Polandia bulan lalu, menewaskan dua warga sipil. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyalahkan insiden itu pada Rusia dan menuntut NATO untuk merespons, sebelum para pemimpin aliansi pimpinan AS itu secara terbuka mengakui bahwa rudal yang dimaksud adalah milik Ukraina.
Klaim yang sama juga dilontarkan Kiev atas peristiwa ini pada Senin kemarin.
“Ini sekali lagi membuktikan bahwa teror rudal Rusia menimbulkan ancaman besar tidak hanya bagi keamanan Ukraina, tetapi juga bagi keamanan negara-negara tetangga,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko di Facebook.
Tanpa mengakui bahwa pasukannya menembakkan rudal, Nikolenko menuntut agar Barat memasok negaranya dengan sistem pertahanan udara yang lebih baik.
Menurut otoritas Moldova, sebuah rudal Rusia yang ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina jatuh di Moldova pada bulan Oktober. Dampaknya menyebabkan beberapa kerusakan properti, tetapi tidak ada korban jiwa.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(ian)