Kata WHO, COVID-19 10 Kali Lebih Mematikan dari Flu Babi 2009
loading...
A
A
A
JENEWA - WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan orang-orang yang telah sembuh dari virus corona baru (COVID-19) kemungkinan tidak kebal lagi terhadap penyakit itu. Organisasi ini juga memperingatkan bahwa virus tersebut sepuluh kali lebih mematikan daripada pandemi flu babi H1N1 tahun 2009.
Masih terlalu dini untuk mengetahui berapa lama kekebalan orang dari COVID-19 dapat. Penilaian ini disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, hari Senin. "COVID-19 sepuluh kali lebih mematikan daripada pandemi flu 2009," katanya.
"Kami tahu bahwa di beberapa negara, kasus meningkat dua kali lipat setiap tiga hingga empat hari," kata Tedros. "Namun, sementara COVID-19 berakselerasi sangat cepat, itu (H1N1) melambat jauh lebih lambat."
Sekadar diketahui, jumlah kasus yang terkonfirmasi selama pandemi flu babi H1N1 tahun 2009 adalah 1.632.710 dengan korban meninggal 18.449 jiwa.
Sementara itu, wabah COVID-19 sudah menyebar ke 210 negara dan menginfeksi 2.019.320 orang hingga pagi ini (14/4/2020). Jumlah pasien yang sembuh mencapai 448.655 orang dan korban meninggal 119.483 orang.
Angka itu merupakan data dari John Hopkins University (JHU) pukul 11.30 WIB. Berikut data jumlah kasus, korban meninggal dan pasien sembuh dari enam negara terparah yang dikutip SINDOnews.com dari laporan online JHU.
1. Amerika Serikat: 582.607 kasus, 23.622 meninggal, 44.261 sembuh
2. Spanyol: 170.099 kasus, 17.756 meninggal, 64.727 sembuh
3. Italia: 159.516 kasus,20.465 meninggal, 35.435 sembuh
4. Prancis: 137.877 kasus, 14.986 meningal, 28.001 sembuh
5. Jerman: 130.072 kasus, 3.194 meninggal, 64.300 sembuh
6. United Kingdom (Inggris): 89.570 kasus, 11.347 meninggal, 313 sembuh
Dari angka itu diketahui, Amerika Serikat jadi negara dengan jumlah kasus dan kematian terbanyak di dunia.
Sedangkan Indonesia melaporkan 4.557 kasus, 399 meninggal dan 380 pasien sembuh.
Masih terlalu dini untuk mengetahui berapa lama kekebalan orang dari COVID-19 dapat. Penilaian ini disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, hari Senin. "COVID-19 sepuluh kali lebih mematikan daripada pandemi flu 2009," katanya.
"Kami tahu bahwa di beberapa negara, kasus meningkat dua kali lipat setiap tiga hingga empat hari," kata Tedros. "Namun, sementara COVID-19 berakselerasi sangat cepat, itu (H1N1) melambat jauh lebih lambat."
Sekadar diketahui, jumlah kasus yang terkonfirmasi selama pandemi flu babi H1N1 tahun 2009 adalah 1.632.710 dengan korban meninggal 18.449 jiwa.
Sementara itu, wabah COVID-19 sudah menyebar ke 210 negara dan menginfeksi 2.019.320 orang hingga pagi ini (14/4/2020). Jumlah pasien yang sembuh mencapai 448.655 orang dan korban meninggal 119.483 orang.
Angka itu merupakan data dari John Hopkins University (JHU) pukul 11.30 WIB. Berikut data jumlah kasus, korban meninggal dan pasien sembuh dari enam negara terparah yang dikutip SINDOnews.com dari laporan online JHU.
1. Amerika Serikat: 582.607 kasus, 23.622 meninggal, 44.261 sembuh
2. Spanyol: 170.099 kasus, 17.756 meninggal, 64.727 sembuh
3. Italia: 159.516 kasus,20.465 meninggal, 35.435 sembuh
4. Prancis: 137.877 kasus, 14.986 meningal, 28.001 sembuh
5. Jerman: 130.072 kasus, 3.194 meninggal, 64.300 sembuh
6. United Kingdom (Inggris): 89.570 kasus, 11.347 meninggal, 313 sembuh
Dari angka itu diketahui, Amerika Serikat jadi negara dengan jumlah kasus dan kematian terbanyak di dunia.
Sedangkan Indonesia melaporkan 4.557 kasus, 399 meninggal dan 380 pasien sembuh.
(min)