Bocoran Surat FSB: Putin Mengebom Nuklir Ukraina Berarti Kekalahan Rusia

Selasa, 29 November 2022 - 07:08 WIB
loading...
A A A
Surat-surat itu diterbitkan beberapa bulan sebelum Putin mengancam bahwa Rusia siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan "integritas teritorialnya".

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada 6 Oktober bahwa risiko "Armageddon" nuklir berada pada level tertinggi sejak Krisis Rudal Kuba 1962, ketika banyak yang khawatir perang nuklir akan segera terjadi.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bahwa Washington dan Moskow telah mengadakan pembicaraan yang bertujuan untuk mengurangi retorika seputar potensi penggunaan senjata nuklir Rusia dan pembicaraan tentang serangan nuklir kurang terlihat dalam beberapa pekan terakhir.

Dalam email 17 Maret, yang ditulis hanya beberapa minggu setelah perang dimulai, sumber tersebut mengatakan bahwa meskipun konflik dengan Ukraina "di suatu tempat di luar logika dan akal sehat", mereka berharap bahwa "kebodohan tidak akan dilakukan"—mengacu pada penggunaan senjata nuklir.

Wind of Change menyatakan keraguan bahwa Putin akan melakukannya, karena Rusia juga akan menerima serangan nuklir.

“Serangan nuklir besar-besaran: bahkan jika kita berasumsi bahwa secara teknis memungkinkan, bahwa semua mata rantai mengikuti semua perintah, yang saya tidak yakin akan terjadi lagi, itu tetap tidak masuk akal. Serangan seperti itu akan memukul semua orang," tulis Wind of Change.

Kekalahan Rusia

Dalam email beberapa hari kemudian, sumber FSB mengatakan bahwa penggunaan senjata nuklir taktis terhadap Ukraina akan berarti kekalahan Rusia di mata musuh dan negara netral.

"Argumen yang begitu kuat untuk konflik lokal akan menunjukkan kelemahan militer, yang bahkan tidak dapat ditimpa oleh keberhasilan militer," lanjut surat Wind of Change, menambahkan bahwa Putin dapat mengancam penggunaannya untuk "kemungkinan mengintimidasi Barat".

"Serangan nuklir oleh Putin dalam perangnya dengan Ukraina tidak akan menyelesaikan apa pun, dan dapat memprovokasi konsekuensi sedemikian rupa sehingga tidak ada gunanya mempertimbangkannya," imbuh surat elektronik Wind of Change tanggal 12 April.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)