Putin Ungkap Prioritas untuk Industri Pertahanan Rusia, Apa Saja?
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin menyatakan raksasa pertahanan Rusia Rostec memainkan peran kunci dalam memastikan "kedaulatan teknologi" negara itu.
Meski demikian, menurut Putin, Rostec perlu memanfaatkan pengalaman tempur nyata dalam melawan senjata Barat di Ukraina.
Putin menjelaskan Rostec telah bertanggung jawab atas pengembangan, produksi, dan ekspor produk-produk berteknologi tinggi, tidak hanya untuk militer tetapi juga untuk penggunaan sipil.
Putin menjelaskan hal itu pada acara resepsi merayakan ulang tahun ke-15 konglomerat itu.
“Pengalaman yang kami peroleh selama melakukan operasi khusus (di Ukraina) dan melawan peralatan militer model Barat modern sangat bagus dan perlu digunakan untuk meningkatkan kualitas, keandalan, dan karakteristik tempur dari beberapa jenis peralatan senjata buatan dalam negeri kita,” papar Presiden Rusia.
Putin mengatakan tugas “nomor satu” saat ini adalah melakukan segalanya untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan militer, khususnya “setiap kompi dan peleton yang dikerahkan dalam operasi militer khusus.”
“Produksi militer yang meningkat juga harus memberikan dorongan bagi industri sipil terkait,” ujar dia, sementara persaingan internal antara biro pembangunan harus membuka jalan untuk membuat model peralatan terbaik yang telah menunjukkan nilainya dalam pertempuran.
Keputusan tahun 2007 untuk mendirikan "industri yang kuat" ternyata sepenuhnya dapat dibenarkan, menurut Putin.
Rostec saat ini terdiri dari sekitar 700 anak perusahaan, yang mempekerjakan lebih dari 450.000 orang.
Menanggapi klaim beberapa analis bahwa Rusia kehabisan senjata dan amunisi, mantan Presiden dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional saat ini, Dmitry Medvedev mengatakan bulan lalu bahwa Barat “tidak boleh menahan nafasnya.”
“Pabrik-pabrik bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan tank, senjata, rudal, dan drone,” ungkap dia.
Sementara itu, Kiev sangat bergantung pada pasokan yang dikirim Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov menggambarkan negaranya bulan lalu sebagai "tempat pembuktian" di mana negara-negara Barat dapat melihat senjata mana yang terbaik melawan pasukan Rusia, "seperti suatu kompetisi."
Kepala NATO Jens Stoltenberg mengakui kepada CNN pada September bahwa anggota blok tersebut telah secara signifikan menghabiskan persediaan senjata mereka sendiri dengan mengirimkan senjata dan amunisi ke Ukraina, dan menyerukan peningkatan produksi militer.
Meski demikian, menurut Putin, Rostec perlu memanfaatkan pengalaman tempur nyata dalam melawan senjata Barat di Ukraina.
Putin menjelaskan Rostec telah bertanggung jawab atas pengembangan, produksi, dan ekspor produk-produk berteknologi tinggi, tidak hanya untuk militer tetapi juga untuk penggunaan sipil.
Putin menjelaskan hal itu pada acara resepsi merayakan ulang tahun ke-15 konglomerat itu.
“Pengalaman yang kami peroleh selama melakukan operasi khusus (di Ukraina) dan melawan peralatan militer model Barat modern sangat bagus dan perlu digunakan untuk meningkatkan kualitas, keandalan, dan karakteristik tempur dari beberapa jenis peralatan senjata buatan dalam negeri kita,” papar Presiden Rusia.
Putin mengatakan tugas “nomor satu” saat ini adalah melakukan segalanya untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan militer, khususnya “setiap kompi dan peleton yang dikerahkan dalam operasi militer khusus.”
“Produksi militer yang meningkat juga harus memberikan dorongan bagi industri sipil terkait,” ujar dia, sementara persaingan internal antara biro pembangunan harus membuka jalan untuk membuat model peralatan terbaik yang telah menunjukkan nilainya dalam pertempuran.
Keputusan tahun 2007 untuk mendirikan "industri yang kuat" ternyata sepenuhnya dapat dibenarkan, menurut Putin.
Rostec saat ini terdiri dari sekitar 700 anak perusahaan, yang mempekerjakan lebih dari 450.000 orang.
Menanggapi klaim beberapa analis bahwa Rusia kehabisan senjata dan amunisi, mantan Presiden dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional saat ini, Dmitry Medvedev mengatakan bulan lalu bahwa Barat “tidak boleh menahan nafasnya.”
“Pabrik-pabrik bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan tank, senjata, rudal, dan drone,” ungkap dia.
Sementara itu, Kiev sangat bergantung pada pasokan yang dikirim Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov menggambarkan negaranya bulan lalu sebagai "tempat pembuktian" di mana negara-negara Barat dapat melihat senjata mana yang terbaik melawan pasukan Rusia, "seperti suatu kompetisi."
Kepala NATO Jens Stoltenberg mengakui kepada CNN pada September bahwa anggota blok tersebut telah secara signifikan menghabiskan persediaan senjata mereka sendiri dengan mengirimkan senjata dan amunisi ke Ukraina, dan menyerukan peningkatan produksi militer.
(sya)