Hongaria Menghadapi Tekanan untuk Setujui Ekspansi NATO
loading...
A
A
A
BUDAPEST - Hongaria telah menghadapi tekanan untuk menyetujui ekspansi NATO dengan memasukkan Finlandia dan Swedia sebagai anggota baru.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengungkap hal itu. Dia pun berjanji bahwa tawaran keanggotaan aliansi militer Barat untuk Finlandia dan Swedia pasti akan menjadi salah satu item pertama dalam agenda ketika Parlemen Hongaria berkumpul kembali tahun depan, kemungkinan sekitar pertengahan Februari.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa Swedia dan Finlandia tidak kehilangan satu menit pun keanggotaan karena Hongaria,” kata Orban, seperti dikutip oleh Euronews, Jumat (25/11/2022).
Orban menambahkan bahwa Perdana Menteri Polandia, Republik Ceko, dan Slovakia telah mendorongnya untuk bergerak maju dengan proses itu selama pertemuan mereka pada hari Kamis.
“Kami telah mengonfirmasi kepada Finlandia dan Swedia bahwa Hongaria mendukung keanggotaan kedua negara ini di NATO, dan pada sesi pertama tahun depan, Parlemen akan memasukkan ini ke dalam agenda,” kata PM Orban yang tidak bisa memungkiri adanya tekanan selama pertemuan Visegrad Group di Slovakia.
Bulan lalu, Kepala Staf Orban; Gergely Gulyas, mengatakan ada "peluang bagus" bagi Parlemen Hongaria untuk memberikan suara sebelum sesi musim gugurnya berakhir pada pertengahan Desember. Parlemen biasanya berkumpul kembali pada awal Februari.
Pada bulan Mei, di tengah invasi militer Moskow ke Ukraina, Swedia dan Finlandia yang bertetangga dengan Rusia memutuskan sikap netralitas mereka selama puluhan tahun dan secara resmi melamar keanggotaan NATO.
Sementara blok tersebut telah menerima permintaan tersebut, tawaran negara-negara Nordik harus diratifikasi oleh 30 negara anggota, dan persetujuan TĂĽrkiye dan Hongaria masih tertunda.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menegur Budapest dan Ankara karena menunda proses ratifikasi, bersikeras bahwa ada "dasar yang sangat jelas" untuk mengizinkan kedua negara Nordik bergabung dengan blok militer NATO.
Para pejabat Hongaria telah berulang kali menyatakan dukungan mereka untuk ekpansi NATO, dan langkah itu diperkirakan akan dengan mudah diloloskan setelah mencapai kesepakatan.
Sementara itu, Ankara menuntut agar Stockholm dan Helsinki berbuat lebih banyak untuk memerangi “terorisme”, khususnya kelompok Kurdi yang dilarang di Türkiye. Negosiasi tentang masalah ini masih berlangsung.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengungkap hal itu. Dia pun berjanji bahwa tawaran keanggotaan aliansi militer Barat untuk Finlandia dan Swedia pasti akan menjadi salah satu item pertama dalam agenda ketika Parlemen Hongaria berkumpul kembali tahun depan, kemungkinan sekitar pertengahan Februari.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa Swedia dan Finlandia tidak kehilangan satu menit pun keanggotaan karena Hongaria,” kata Orban, seperti dikutip oleh Euronews, Jumat (25/11/2022).
Orban menambahkan bahwa Perdana Menteri Polandia, Republik Ceko, dan Slovakia telah mendorongnya untuk bergerak maju dengan proses itu selama pertemuan mereka pada hari Kamis.
“Kami telah mengonfirmasi kepada Finlandia dan Swedia bahwa Hongaria mendukung keanggotaan kedua negara ini di NATO, dan pada sesi pertama tahun depan, Parlemen akan memasukkan ini ke dalam agenda,” kata PM Orban yang tidak bisa memungkiri adanya tekanan selama pertemuan Visegrad Group di Slovakia.
Bulan lalu, Kepala Staf Orban; Gergely Gulyas, mengatakan ada "peluang bagus" bagi Parlemen Hongaria untuk memberikan suara sebelum sesi musim gugurnya berakhir pada pertengahan Desember. Parlemen biasanya berkumpul kembali pada awal Februari.
Pada bulan Mei, di tengah invasi militer Moskow ke Ukraina, Swedia dan Finlandia yang bertetangga dengan Rusia memutuskan sikap netralitas mereka selama puluhan tahun dan secara resmi melamar keanggotaan NATO.
Sementara blok tersebut telah menerima permintaan tersebut, tawaran negara-negara Nordik harus diratifikasi oleh 30 negara anggota, dan persetujuan TĂĽrkiye dan Hongaria masih tertunda.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menegur Budapest dan Ankara karena menunda proses ratifikasi, bersikeras bahwa ada "dasar yang sangat jelas" untuk mengizinkan kedua negara Nordik bergabung dengan blok militer NATO.
Para pejabat Hongaria telah berulang kali menyatakan dukungan mereka untuk ekpansi NATO, dan langkah itu diperkirakan akan dengan mudah diloloskan setelah mencapai kesepakatan.
Sementara itu, Ankara menuntut agar Stockholm dan Helsinki berbuat lebih banyak untuk memerangi “terorisme”, khususnya kelompok Kurdi yang dilarang di Türkiye. Negosiasi tentang masalah ini masih berlangsung.
(min)