Israel Bunuh Ahli Rudal Iran, IRGC Bersumpah Balas Dendam

Kamis, 24 November 2022 - 07:40 WIB
loading...
Israel Bunuh Ahli Rudal Iran, IRGC Bersumpah Balas Dendam
Kolonel Davoud Jafari (kiri), perwira yang juga ahli rudal Iran, tewas dalam ledakan bom di dekat Damaskus, Suriah. IRGC Iran sebut ledakan bom itu ulah Zionis Israel. Foto/Twitter @IranIntl_En
A A A
TEHERAN - Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada hari Rabu mengatakan seorang perwira tinggi militer yang juga pakar rudal Teheran tewas akibat pengeboman di dekat Damaskus, Suriah.

Menurut IRGC, ledakan bom di pinggir jalan itu ulah Zionis Israel . "Rezim kriminal Zionis akan menerima respons atas kekejaman ini," ancam IRGC dalam sebuah pernyataan.

Perwira ahli rudal Iran yang tewas diidentifikasi sebagai Kolonel Davoud Jafari. Menurut kantor berita Tasnim, Kamis (24/11/2022), dia pernah menjabat sebagai penasihat Angkatan Udara IRGC di Suriah.

Laporan tersebut menambahkan bahwa Jafari merupakan salah satu pejabat IRGC yang bertanggung jawab atas penyitaan dua kapal komando Angkatan Laut AS yang membawa 10 personel AS di Teluk Persia pada Januari 2016.



Dalam insiden penyitaan kapal tersebut, para personel Angktan Laut AS terlihat berlutut dengan tangan di belakang kepala. Beberapa dari personel Amerika juga terlihat menangis.

Setelah insiden tersebut, Jafari dan pejabat IRGC lainnya bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei untuk menerima medali atas aksi mereka.

Pada hari Minggu, delegasi Zionis yang dipimpin oleh Penasihat Keamanan Nasional Israel Eyal Hulata mengunjungi markas Armada ke-5 AS di Bahrain.

Analis intelijen independen Israel Ronen Solomon, yang menjalankan blog Intelli Times, mencatat bahwa rekaman pengawasan kapal Angkatan Laut Iran dapat dilihat di layar dalam foto dari kunjungan tersebut.

Solomon mencatat bahwa pembunuhan terhadap Jafari terjadi begitu cepat setelah kunjungan Hulata, dapat mengindikasikan bahwa bom pinggir jalan ditempatkan dalam misi gabungan Israel-Amerika.

Perwira Iran dan pasukan militer telah ditempatkan di Suriah selama beberapa tahun.

Awalnya, Iran mengirim pasukan ke sana untuk membantu Presiden Bashar Assad dalam memadamkan pemberontakan melawan rezimnya, tetapi pasukan Iran tetap di sana sebagai bagian dari upaya IRGC untuk membangun pangkalan di mana mereka dapat mengancam dan menyerang Israel.

Akibatnya, Israel berulang kali menyerang posisi Iran di Suriah, meski dalam banyak kasus tidak mengeklaim bertanggung jawab.

Pada 8 November, misalnya, 25 militan yang didukung Iran dilaporkan tewas dan 10 lainnya luka-luka, dalam serangan yang diklaim media Lebanon dilakukan Israel. Serangan itu menargetkan pengiriman bahan bakar Iran menuju ke Lebanon.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah terlibat dalam kampanye berkelanjutan untuk mengganggu aktivitas Iran di Suriah, dalam apa yang oleh beberapa pejabat militer Zionis didefinisikan sebagai strategi "war-between-the-wars". Kampanye tersebut bertujuan untuk mengganggu aspirasi hegemoni regional Iran, serta untuk mencegah Teheran menempatkan proksinya di Suriah.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1800 seconds (0.1#10.140)