AS Desak PBB Kutuk Peluncuran Rudal Korut, Adik Kim Jong-un Naik Pitam

Selasa, 22 November 2022 - 22:50 WIB
loading...
AS Desak PBB Kutuk Peluncuran...
Adik pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yo-jong, memberikan peringatan kepada AS. Foto/NK News
A A A
SEOUL - Adik pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, Ki Yo-jong, memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa Washington akan menghadapi keamanan yang lebih fatal. Peringatan itu dilontarkan setelah AS mendorong PBB mengecam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut yang dilakukan baru-baru ini.

Peringatan Kim Yo-jong datang beberapa jam setelah Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB bahwa AS akan mengedarkan pernyataan presiden yang diusulkan mengutuk peluncuran rudal yang dilarang Korea Utara dan kegiatan destabilisasi lainnya.

Usai pertemuan, Thomas-Greenfield juga membacakan pernyataan 14 negara yang mendukung tindakan untuk membatasi kemajuan program persenjataan Korut.

Kim Yo-jong, yang secara luas dianggap sebagai orang paling kuat kedua di Korut setelah kakak laki-lakinya, mengecam AS karena mengeluarkan apa yang disebutnya pernyataan bersama yang menjijikkan bersama dengan rakyat jelata seperti Inggris, Prancis, Australia, Jepang, dan Korea Selatan.

Kim membandingkan AS dengan anjing menggonggong yang diliputi ketakutan. Dia mengatakan Korut akan menganggap pernyataan yang dipimpin AS sebagai pelanggaran sewenang-wenang terhadap kedaulatan Korut dan provokasi politik yang serius.



“AS harus berhati-hati bahwa tidak peduli seberapa keras upayanya untuk melucuti senjata (Korea Utara), ia tidak akan pernah dapat menghilangkan haknya (Korea Utara) untuk membela diri dan semakin besar kecenderungannya terhadap tindakan anti-(Korea Utara), itu akan menghadapi krisis keamanan yang lebih fatal,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah seperti dilansir dari AP, Selasa (22/11/2022).

Pertemuan Dewan Keamanan PBB hari Senin diadakan sebagai tanggapan atas peluncuran ICBM Korut pada Jumat lalu, yang merupakan bagian dari uji coba rudal provokatif tahun ini yang menurut para ahli dirancang untuk memodernisasi persenjataan nuklirnya dan meningkatkan pengaruhnya dalam diplomasi masa depan.

Tes hari Jumat lalu melibatkan rudal Hwasong-17 yang paling kuat, dan beberapa ahli mengatakan peluncuran sudut curam yang berhasil membuktikan potensinya untuk menyerang di mana saja di daratan AS jika ditembakkan pada lintasan standar.

Korut mengatakan kegiatan pengujiannya adalah latihan yang sah dari haknya untuk membela diri sebagai tanggapan atas latihan militer reguler antara AS dan Korea Selatan (Korsel) yang dipandang sebagai latihan invasi. Namun pejabat Washington dan Seoul mengatakan latihan itu bersifat defensif.

Kim Yo-jong mengatakan fakta bahwa peluncuran ICBM Korut dibahas di Dewan Keamanan adalah bukti penerapan standar ganda oleh badan PBB karena menutup mata terhadap latihan militer AS-Korea Selatan.

Dia mengatakan Korut tidak akan mentolerir setiap upaya untuk merusak haknya untuk membela diri dan akan mengambil perlawanan terberat sampai akhir untuk melindungi keamanan nasionalnya.



Sebelumnya, pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, menyebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "boneka Amerika Serikat".

Selama pertemuan Dewan Keamanan, AS dan sekutunya mengkritik keras peluncuran ICBM dan menyerukan tindakan untuk membatasi program nuklir dan misil Korut. Tetapi Rusia dan China, keduanya anggota Dewan Keamanan yang memiliki hak veto, menentang setiap tekanan dan sanksi baru terhadap Korut.

Pada bulan Mei lalu, kedua negara memveto upaya yang dipimpin AS untuk memperketat sanksi terhadap Korut atas uji coba rudal balistik sebelumnya, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.

Ada kekhawatiran bahwa Korut akan segera melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.

Status kemampuan nuklir Korut sendiri tetap dirahasiakan. Beberapa analis mengatakan Korut sudah memiliki rudal bersenjata nuklir yang dapat menyerang daratan AS dan sekutunya Korsel serta Jepang, tetapi yang lain mengatakan Korut masih membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi untuk memiliki rudal semacam itu.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1479 seconds (0.1#10.140)