Korut Tembakkan Rudal Antarbenua, AS Kerahkan Lagi Bomber B-1B ke Korsel
loading...
A
A
A
SEOUL - Pesawat pengebom (bomber) strategis jarak jauh B-1B Lancer Amerika Serikat (AS) telah dikerahkan kembali ke Semenanjung Korea untuk ikut latihan gabungan Amerika Serikat-Korea Selatan.
Kehadiran pesawat pengebom canggih itu diumumkan militer Seoul pada hari Sabtu (19/11/2022), sehari setelah Korea Utara (Korut) menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru.
“Korea Selatan dan AS melakukan latihan udara gabungan hari ini dengan bomber strategis B-1B Angkatan Udara Amerika yang ditempatkan kembali di Semenanjung Korea,” kata Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, sepertii dikutip Reuters, Minggu (20/11/2022).
Militer Seoul menyatakan bahwa bomber supersonik AS tersebut terbang di atas zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Korea Selatan dan dikawal oleh jet tempur siluman F-35A Korea Selatan dan pesawat tempur F-16 Amerika.
“Melalui latihan ini, kami sekali lagi menunjukkan kapasitas militer gabungan dari aliansi Korea Selatan-AS dan komitmen Washington untuk melindungi Semenanjung Korea dan memberikan pencegahan yang lebih luas,” kata JCS.
Awal bulan ini, kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Washington akan mengerahkan kembali bomber B-1B ke Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak 2017.
Langkah tersebut mengikuti permintaan Seoul kepada Washington untuk meningkatkan penyebaran “aset strategis” ke Semenanung Korea di tengah rentetan peluncuran rudal oleh Korea Utara sepanjang tahun ini.
Pada hari Jumat, militer kedua negara melakukan latihan udara di atas Laut Timur sebagai tanggapan atas apa yang disebut JCS sebagai “provokasi ICBM Korea Utara".
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan uji ICBM terbaru negaranya akan menegaskan kembali "keinginan kuat" pemerintah Korea Utara untuk membalas "kegilaan agresi dan latihan perang musuh-musuhnya yang mencoba menghancurkan perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea."
Tes ICBM tersebut dilakukan kurang dari 24 jam setelah peluncuran rudal balistik jarak pendek oleh pasukan Korea Utara.
Pyongyang telah berulang kali mengutuk latihan militer Korea Selatan dan sekutunya, menyebutnya sebagai persiapan untuk invasi, dan menegaskan peluncuran misilnya adalah tanggapan yang sah terhadap provokasi dari AS dan mitranya di wilayah tersebut.
Washington juga menyebut tindakan Korea Utara itu provokatif dan menuntutnya menghentikan semua uji coba senjata.
Kehadiran pesawat pengebom canggih itu diumumkan militer Seoul pada hari Sabtu (19/11/2022), sehari setelah Korea Utara (Korut) menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru.
“Korea Selatan dan AS melakukan latihan udara gabungan hari ini dengan bomber strategis B-1B Angkatan Udara Amerika yang ditempatkan kembali di Semenanjung Korea,” kata Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, sepertii dikutip Reuters, Minggu (20/11/2022).
Militer Seoul menyatakan bahwa bomber supersonik AS tersebut terbang di atas zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Korea Selatan dan dikawal oleh jet tempur siluman F-35A Korea Selatan dan pesawat tempur F-16 Amerika.
“Melalui latihan ini, kami sekali lagi menunjukkan kapasitas militer gabungan dari aliansi Korea Selatan-AS dan komitmen Washington untuk melindungi Semenanjung Korea dan memberikan pencegahan yang lebih luas,” kata JCS.
Awal bulan ini, kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Washington akan mengerahkan kembali bomber B-1B ke Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak 2017.
Langkah tersebut mengikuti permintaan Seoul kepada Washington untuk meningkatkan penyebaran “aset strategis” ke Semenanung Korea di tengah rentetan peluncuran rudal oleh Korea Utara sepanjang tahun ini.
Pada hari Jumat, militer kedua negara melakukan latihan udara di atas Laut Timur sebagai tanggapan atas apa yang disebut JCS sebagai “provokasi ICBM Korea Utara".
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan uji ICBM terbaru negaranya akan menegaskan kembali "keinginan kuat" pemerintah Korea Utara untuk membalas "kegilaan agresi dan latihan perang musuh-musuhnya yang mencoba menghancurkan perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea."
Tes ICBM tersebut dilakukan kurang dari 24 jam setelah peluncuran rudal balistik jarak pendek oleh pasukan Korea Utara.
Pyongyang telah berulang kali mengutuk latihan militer Korea Selatan dan sekutunya, menyebutnya sebagai persiapan untuk invasi, dan menegaskan peluncuran misilnya adalah tanggapan yang sah terhadap provokasi dari AS dan mitranya di wilayah tersebut.
Washington juga menyebut tindakan Korea Utara itu provokatif dan menuntutnya menghentikan semua uji coba senjata.
(min)