Demo Rusuh, Massa Bunuh Kepala Intelijen IRGC Iran

Sabtu, 19 November 2022 - 22:36 WIB
loading...
A A A
Pihak berwenang telah menanggapi demo dengan tindakan keras, yang menurut kelompok Iran Human Rights (IHR) yang berbasis di Olso telah menewaskan sedikitnya 342 orang. Selain itu, setengah lusin demonstran sudah dijatuhi hukuman mati dan lebih dari 15.000 lainnya ditangkap.

Pada hari Sabtu, Hengaw, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Norwegia yang memantau pelanggaran di wilayah Kurdi, mengatakan kepada AFP: "Pasukan represif pemerintah menembaki pengunjuk rasa di kota Divandarreh, menewaskan sedikitnya tiga warga sipil."

Menurut IHR, para pengunjuk rasa telah tewas di 22 dari 31 provinsi Iran. Itu termasuk 123 orang di Sistan-Balochistan dan 32 orang di provinsi asal Amini; Kurdistan.

Mayat Demonstran Disita

Protes berkecamuk sejak Jumat malam di kota Bukan di Kurdistan, di mana pasukan IRGC menembaki anggota keluarga yang berkabung atas seorang pengunjuk rasa yang terbunuh. Pasukan kemudian mengambil jasad demonstran tersebut dari rumah sakit sebelum menguburkannya di lokasi yang dirahasiakan.

Para aktivis menuduh pasukan keamanan melakukan penguburan rahasia para pengunjuk rasa yang telah mereka bunuh, untuk mencegah lebih banyak kekerasan berkobar di pemakaman mereka.

“Tadi malam, setelah pasukan Korps Pengawal Revolusi Islam menyerang Rumah Sakit Shahid Gholi Pur di Bukan, mereka menyita tubuh Shahryar Mohammadi dan menguburkannya secara diam-diam,” kata Hengaw.

"Pasukan menembaki keluarganya dan menyebabkan luka-luka di sedikitnya lima orang," lanjut Hengaw.

Di tempat lain, ratusan pelayat terlihat berbaris pada hari Sabtu di sepanjang jalan dekat Mahabad di provinsi Azerbaijan Barat untuk pemakaman Kamal Ahmadpour, seorang pemuda yang ditembak mati oleh pasukan keamanan. Video ratusan pelayat itu telah diterbitkan oleh kelompok pemantau 1500tasvir.

"Pasukan Republik Islam Iran telah secara signifikan meningkatkan penggunaan senjata mematikan dalam serangan terhadap pengunjuk rasa dalam lima hari terakhir," kata Hengaw kepada AFP.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)