Detasemen AD Putin: Mundurnya Tentara Rusia dari Kherson Adalah Pengkhianatan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Detasemen tempur sayap kanan dari Angkatan Darat (AD) tentara Presiden Vladimir Putin menggambarkan mundurnya pasukan Moskow dari Kherson, Ukraina , sebagai pengkhianatan terhadap rakyat Rusia .
Sabotage Assault Reconnaissance Group (DShRG) atau Rusich membuat komentar di saluran media sosial Telegram setelah pengumuman Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahwa pasukan Moskow akan mundur dari tepi barat Sungai Dnieper atau Dnipro.
Komandan perang Rusia Jenderal Sergey Surovikin mengatakan bahwa langkah itu akan menyelamatkan nyawa dan kemampuan tempur pasukannya.
Namun keputusan itu tidak diindahkan oleh Rusich, kelompok sayap kanan AD Rusia yang juga ambil bagian dalam perang di Donbas dari Juni 2014 hingga Juli 2015.
Detasemen ini didirikan oleh Alexey Milchakov, yang digambarkan media Barat sebagai neo-Nazi. Kelompoknya dianggap memiliki hubungan dekat dengan kelompok tentara bayaran Wagner, yang pendirinya; Evgeny Prigozhin, memainkan peran kunci dalam perang di Ukraina.
"Kota itu tidak dihancurkan bahkan sebelum penyerahan (semuanya seharusnya diledakkan)," bunyi pesan Rusich, yang menyindir para tentara yang mundur sebagai badut yang belum belajar bagaimana bertarung secara normal dalam delapan bulan.
"Bagi kami, ini adalah pengkhianatan lain dari orang-orang Rusia, yang semakin tidak percaya bahwa 'Rusia ada di sini selamanya'," lanjut Rusich. "Apa isyarat niat baik berikutnya? Berdyansk atau Melitopol?"
Pada 19 Oktober, kelompok tersebut telah meramalkan di Telegram bahwa Kherson akan menyerah.
“Bentrokan garis keras vs Kementerian Pertahanan akan meningkat di Kherson,” bunyi tweet Samuel Ramani, seorang analis militer dan associate fellow dari Royal United Services Institute, mengacu pada posting Rusich.
Sabotage Assault Reconnaissance Group (DShRG) atau Rusich membuat komentar di saluran media sosial Telegram setelah pengumuman Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahwa pasukan Moskow akan mundur dari tepi barat Sungai Dnieper atau Dnipro.
Komandan perang Rusia Jenderal Sergey Surovikin mengatakan bahwa langkah itu akan menyelamatkan nyawa dan kemampuan tempur pasukannya.
Namun keputusan itu tidak diindahkan oleh Rusich, kelompok sayap kanan AD Rusia yang juga ambil bagian dalam perang di Donbas dari Juni 2014 hingga Juli 2015.
Detasemen ini didirikan oleh Alexey Milchakov, yang digambarkan media Barat sebagai neo-Nazi. Kelompoknya dianggap memiliki hubungan dekat dengan kelompok tentara bayaran Wagner, yang pendirinya; Evgeny Prigozhin, memainkan peran kunci dalam perang di Ukraina.
"Kota itu tidak dihancurkan bahkan sebelum penyerahan (semuanya seharusnya diledakkan)," bunyi pesan Rusich, yang menyindir para tentara yang mundur sebagai badut yang belum belajar bagaimana bertarung secara normal dalam delapan bulan.
"Bagi kami, ini adalah pengkhianatan lain dari orang-orang Rusia, yang semakin tidak percaya bahwa 'Rusia ada di sini selamanya'," lanjut Rusich. "Apa isyarat niat baik berikutnya? Berdyansk atau Melitopol?"
Pada 19 Oktober, kelompok tersebut telah meramalkan di Telegram bahwa Kherson akan menyerah.
“Bentrokan garis keras vs Kementerian Pertahanan akan meningkat di Kherson,” bunyi tweet Samuel Ramani, seorang analis militer dan associate fellow dari Royal United Services Institute, mengacu pada posting Rusich.