Fokus Pembagian Bantuan Sembako di Malaysia pada WNI Pekerja Harian Lepas

Senin, 27 April 2020 - 21:17 WIB
loading...
Fokus Pembagian Bantuan Sembako di Malaysia pada WNI Pekerja Harian Lepas
Direktur PWNI-BHI Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha mengatakan, fokus pembagian bantuan sembako untuk WNI di Malaysia adalah mereka yang bekerja ssebagai pekerja harian lepas. Foto/KBRI KL
A A A
JAKARTA - Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha mengatakan, fokus pembagian bantuan sembako untuk WNI di Malaysia adalah mereka yang bekerja ssebagai pekerja harian lepas. Dia menuturkan, sudah lebih dari 130 ribu paket bantuan yang disalurkan.

Judha menuturkan, enam perwakilan Indonesia di Malaysia turut memberikan bantuan sembako bagi WNI yang terkena dampak kebijakan Movement Control Order (MCO) yang diambil pemerintah Malaysia, dalam rangka menghalau penyebaran Covid-19. Dia mengatakan setidaknya ada 1,2 juta WNI yang tercatat di seluruh perwakilan Indonesia di Malaysia.

Sebaran pembagian bantuan adalah KBRI Kuala Lumpur memberikan 38.959 paket, KJRI Penang 25.305 paket, KJRI Johor Bahru 26.573 paket, KJRI Kota Kinabalu 16.846 paket, KJRI Kuching 22.652 paket dan KRI Tawau sebanyak 6.984 paket.

Untuk pembagian bantuan sembako, Judha mengatakan perwakilan memprioritaskan untuk diberikan kepada mereka yang terkena dampak paling parah, yakni para pekerja harian lepas. Di mana, mayoritas dari mereka adalah buruh bangunan.

"Kebanyakan dari mereka di sektor konstruksi yang tinggal di kongsi-kongsi atau bedeng-bedeng," ujarnya, saat menggelar bincang-bincang virtual dengan awak media pada Senin (27/4/2020).

Dia mengatakan, setidaknya terdapat 400 hingga 500 ribu WNI yang bekerja di sektor kontruksi di Malaysia. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki dukungan untuk dapat bertahan hidup selama MCO, karena mereka hanya mengandalkan gaji harian.

"Ini lah yang kemudian menjadi alasan kita untuk membantu mereka yang paling membutuhkan dulu. Karena mereka yang tinggal di kongsi-kongsi tidak memiliki support system. Pemerintah lah yang menjadi support system mereka," ujarnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1009 seconds (0.1#10.140)