Gabung Jet Siluman F-35, Bomber B-1B AS Bersiap Unjuk Kekuatan pada Korut
loading...
A
A
A
SEOUL - Sebuah pesawat pengebom (bomber) strategis B-1B Amerika Serikat (AS) akan bergabung dengan ratusan pesawat militer termasuk jet tempur siluman F-35 dalam latihan gabungan Amerika-Korea Selatan (Korsel).
Bomber B-1B, yang dulunya disiapkan untuk membawa bom nuklir, akan unjuk kekuatan setelah Korea Utara (Korut) menguji tembak sekitar 30 rudal pada Rabu dan Kamis lalu.
Washington dan Seoul telah memperingatkan bahwa serangkaian peluncuran rudal Pyongyang dapat berujung pada uji coba senjata nuklir Korea Utara, dan memperpanjang latihan Angkatan Udara terbesar AS-Korsel sebagai respons.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan kepada AFP, Sabtu (5/11/2022), bahwa pesawat pengebom strategis B-1B Angkatan Udara AS akan berpartisipasi pada hari terakhir latihan gabungan, yang disebut "Vigilant Storm".
Latihan gabungan yang mempraktikkan serangan udara secara intensif ini semula dijadwalkan dari Senin hingga Jumat pekan ini, namun diperpanjang setelah Korut melakukan manuver rudal.
"B-1B dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam pelatihan sore," kata pejabat yang tak disebutkan namanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sebelumnya, Korea Selatan mengerahkan banyak jet tempur sebagai respons atas apa yang dikatakannya sebagai mobilisasi 180 pesawat tempur Korea Utara.
Pyongyang telah meningkatkan peluncuran misilnya sebagai protes atas latihan Angkayan Udara gabungan AS-Korea Selatan. Latihan semacam itu telah lama membuat marah Korea Utara, yang melihatnya sebagai latihan untuk invasi.
Pyongyang menyebut Vigilant Storm sebaga latihan militer agresif dan provokatif yang menargetkan Korea Utara, dan mengatakan Amerika Serikat dan Korea Selatan akan membayar harga paling mengerikan dalam sejarah jika mereka melanjutkannya.
Para pakar mengatakan Korea Utara sangat sensitif tentang latihan gabungan tersebut, karena Angkatan Udara-nya adalah salah satu mata rantai terlemah di militernya, kekurangan jet berteknologi tinggi dan pilot yang terlatih dengan baik.
Pyongyang telah sangat marah di masa lalu dengan penyebaran senjata strategis AS seperti B-1B dan kelompok tempur kapal induk, yang telah dikerahkan ke dan dekat Semenanjung Korea pada saat ketegangan memanas.
Sementara B-1B tidak lagi membawa senjata nuklir, itu digambarkan oleh Angkatan Udara AS sebagai tulang punggung kekuatan pengebom jarak jauh Amerika yang dapat menyerang di mana saja di dunia.
Amerika Serikat pada hari Jumat mengecam China dan Rusia di Dewan Keamanan PBB karena telah "mengaktifkan" Korea Utara.
Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield menepis kritik terhadap latihan gabungan Washington-Seoul, menganggap kritik itu sebagai propaganda Korea Utara dan mengatakan latihan itu tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Bomber B-1B, yang dulunya disiapkan untuk membawa bom nuklir, akan unjuk kekuatan setelah Korea Utara (Korut) menguji tembak sekitar 30 rudal pada Rabu dan Kamis lalu.
Washington dan Seoul telah memperingatkan bahwa serangkaian peluncuran rudal Pyongyang dapat berujung pada uji coba senjata nuklir Korea Utara, dan memperpanjang latihan Angkatan Udara terbesar AS-Korsel sebagai respons.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan kepada AFP, Sabtu (5/11/2022), bahwa pesawat pengebom strategis B-1B Angkatan Udara AS akan berpartisipasi pada hari terakhir latihan gabungan, yang disebut "Vigilant Storm".
Latihan gabungan yang mempraktikkan serangan udara secara intensif ini semula dijadwalkan dari Senin hingga Jumat pekan ini, namun diperpanjang setelah Korut melakukan manuver rudal.
"B-1B dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam pelatihan sore," kata pejabat yang tak disebutkan namanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sebelumnya, Korea Selatan mengerahkan banyak jet tempur sebagai respons atas apa yang dikatakannya sebagai mobilisasi 180 pesawat tempur Korea Utara.
Pyongyang telah meningkatkan peluncuran misilnya sebagai protes atas latihan Angkayan Udara gabungan AS-Korea Selatan. Latihan semacam itu telah lama membuat marah Korea Utara, yang melihatnya sebagai latihan untuk invasi.
Pyongyang menyebut Vigilant Storm sebaga latihan militer agresif dan provokatif yang menargetkan Korea Utara, dan mengatakan Amerika Serikat dan Korea Selatan akan membayar harga paling mengerikan dalam sejarah jika mereka melanjutkannya.
Para pakar mengatakan Korea Utara sangat sensitif tentang latihan gabungan tersebut, karena Angkatan Udara-nya adalah salah satu mata rantai terlemah di militernya, kekurangan jet berteknologi tinggi dan pilot yang terlatih dengan baik.
Pyongyang telah sangat marah di masa lalu dengan penyebaran senjata strategis AS seperti B-1B dan kelompok tempur kapal induk, yang telah dikerahkan ke dan dekat Semenanjung Korea pada saat ketegangan memanas.
Sementara B-1B tidak lagi membawa senjata nuklir, itu digambarkan oleh Angkatan Udara AS sebagai tulang punggung kekuatan pengebom jarak jauh Amerika yang dapat menyerang di mana saja di dunia.
Amerika Serikat pada hari Jumat mengecam China dan Rusia di Dewan Keamanan PBB karena telah "mengaktifkan" Korea Utara.
Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield menepis kritik terhadap latihan gabungan Washington-Seoul, menganggap kritik itu sebagai propaganda Korea Utara dan mengatakan latihan itu tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.
(min)