Turki Ingin Hagia Sophia Jadi Masjid, Begini Reaksi Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kremlin mengatakan masa depan Hagia Sophia , termasuk rencana Turki yang ingin mengubahnya menjadi masjid, adalah urusan dalam negeri Ankara. Hanya saja, Kremlin memperingatkan bahwa bangunan bersejarah yang awalnya gereja itu memiliki nilai sakral bagi orang-orang Rusia .
Respons Kremlin itu disampaikan juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov. Meski nasib situs bersejarah itu urusan internal Ankara, namun dia berharap status Hagia Sophia sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO akan diperhitungkan.
Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Vershinin, seperti dikutip Arab News, Selasa (7/7/2020), mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia berharap signifikansi global dari objek tersebut akan diperhitungkan Turki sebelum maju dengan rencana mengubah fungsi Hagia Sophia.
Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai katedral di era Kekaisaran Byzantium Kristen pada abad keenam. Namun, bangunan dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.
Bangunan itu kemudian diubah lagi menjadi museum oleh pendiri republik modern Turki Mustafa Kemal Ataturk sebagai bagian dari reformasinya. Mustafa Kemal Ataturk, penerus Ottoman, menjadikan Turki sebagai negara sekuler. (Baca: Pemimimpin Gereja Ortodoks Rusia Tolak Rencana Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid )
Tetapi, di era Erdogan muncul rencana untuk memfungsikan Hagia Sophia kembali menjadi masjid. Rencana itu telah memicu kemarahan di kalangan komunitas Kristen dan memicu ketegangan antara Yunani dan Turki, musuh bersejarah sekaligus sesama sekutu NATO.
Pengadilan Tinggi Turki sedang memperdebatkan apakah salah satu keajaiban arsitektur dunia itu dapat dirancang ulang sebagai masjid. Putusan pengadilan diharapkan keluar dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya, Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill, mengatakan dia sangat prihatin oleh upaya Turki mengubah fungsi Hagia Sophia. Dia menggambarkan situs itu sebagai salah satu monumen terbesar budaya Kristen.
"Ancaman terhadap Hagia Sophia adalah ancaman bagi seluruh peradaban Kristen, dan oleh karena itu bagi spiritualitas dan sejarah kita," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Sampai hari ini, untuk setiap orang Ortodoks Rusia, Hagia Sophia adalah tempat suci umat Kristen yang hebat," katanya lagi, yang mendesak pemerintah Turki untuk berhati-hati terkait rencana tersebut. (Baca juga: Erdogan Kumandangkan Alquran di Hagia Sophia yang Dulunya Gereja )
Dia mengatakan bahwa mengubah status netral bangunan bersejarah itu akan menyebabkan "rasa sakit yang mendalam" di antara orang-orang Rusia.
Konversi Hagia Sophia menjadi masjid kemungkinan menjadi alat pemenangan Erdogan dalam pemilu Turki.
Respons Kremlin itu disampaikan juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov. Meski nasib situs bersejarah itu urusan internal Ankara, namun dia berharap status Hagia Sophia sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO akan diperhitungkan.
Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Vershinin, seperti dikutip Arab News, Selasa (7/7/2020), mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia berharap signifikansi global dari objek tersebut akan diperhitungkan Turki sebelum maju dengan rencana mengubah fungsi Hagia Sophia.
Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai katedral di era Kekaisaran Byzantium Kristen pada abad keenam. Namun, bangunan dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.
Bangunan itu kemudian diubah lagi menjadi museum oleh pendiri republik modern Turki Mustafa Kemal Ataturk sebagai bagian dari reformasinya. Mustafa Kemal Ataturk, penerus Ottoman, menjadikan Turki sebagai negara sekuler. (Baca: Pemimimpin Gereja Ortodoks Rusia Tolak Rencana Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid )
Tetapi, di era Erdogan muncul rencana untuk memfungsikan Hagia Sophia kembali menjadi masjid. Rencana itu telah memicu kemarahan di kalangan komunitas Kristen dan memicu ketegangan antara Yunani dan Turki, musuh bersejarah sekaligus sesama sekutu NATO.
Pengadilan Tinggi Turki sedang memperdebatkan apakah salah satu keajaiban arsitektur dunia itu dapat dirancang ulang sebagai masjid. Putusan pengadilan diharapkan keluar dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya, Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill, mengatakan dia sangat prihatin oleh upaya Turki mengubah fungsi Hagia Sophia. Dia menggambarkan situs itu sebagai salah satu monumen terbesar budaya Kristen.
"Ancaman terhadap Hagia Sophia adalah ancaman bagi seluruh peradaban Kristen, dan oleh karena itu bagi spiritualitas dan sejarah kita," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Sampai hari ini, untuk setiap orang Ortodoks Rusia, Hagia Sophia adalah tempat suci umat Kristen yang hebat," katanya lagi, yang mendesak pemerintah Turki untuk berhati-hati terkait rencana tersebut. (Baca juga: Erdogan Kumandangkan Alquran di Hagia Sophia yang Dulunya Gereja )
Dia mengatakan bahwa mengubah status netral bangunan bersejarah itu akan menyebabkan "rasa sakit yang mendalam" di antara orang-orang Rusia.
Konversi Hagia Sophia menjadi masjid kemungkinan menjadi alat pemenangan Erdogan dalam pemilu Turki.
(min)