AS Peringatkan Potensi Serangan Iran ke Arab Saudi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pejabat Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) khawatir tentang potensi serangan Iran ke Arab Saudi.
“Kami khawatir dengan gambaran ancaman, dan kami tetap berhubungan terus-menerus melalui saluran militer dan intelijen dengan Saudi,” ujar seorang pejabat Dewan Keamanan Nasional dalam email ke Al Arabiya English pada Selasa (1/11/2022).
Pejabat itu menambahkan AS tidak akan ragu untuk membela “kepentingan dan mitra kami di kawasan.”
The Wall Street Journal (WSJ) pertama kali melaporkan berita tentang ancaman Iran tersebut.
Mengutip pejabat Saudi dan AS, WSJ melaporkan Arab Saudi, AS, dan negara-negara lain di Timur Tengah telah meningkatkan tingkat kewaspadaan untuk pasukan militer mereka.
Al Arabiya English telah menghubungi Kedutaan Besar Saudi di Washington untuk memberikan komentar.
Bulan lalu, kepala Korps Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, mengancam Arab Saudi dan mengatakan Kerajaan harus “berhati-hati.”
Salami mengklaim Riyadh memprovokasi protes anti-pemerintah yang telah mengguncang Iran dan rezimnya selama lebih dari sebulan.
“Kami khawatir dengan gambaran ancaman, dan kami tetap berhubungan terus-menerus melalui saluran militer dan intelijen dengan Saudi,” ujar seorang pejabat Dewan Keamanan Nasional dalam email ke Al Arabiya English pada Selasa (1/11/2022).
Pejabat itu menambahkan AS tidak akan ragu untuk membela “kepentingan dan mitra kami di kawasan.”
The Wall Street Journal (WSJ) pertama kali melaporkan berita tentang ancaman Iran tersebut.
Mengutip pejabat Saudi dan AS, WSJ melaporkan Arab Saudi, AS, dan negara-negara lain di Timur Tengah telah meningkatkan tingkat kewaspadaan untuk pasukan militer mereka.
Al Arabiya English telah menghubungi Kedutaan Besar Saudi di Washington untuk memberikan komentar.
Bulan lalu, kepala Korps Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, mengancam Arab Saudi dan mengatakan Kerajaan harus “berhati-hati.”
Salami mengklaim Riyadh memprovokasi protes anti-pemerintah yang telah mengguncang Iran dan rezimnya selama lebih dari sebulan.