Gabung 2 Kapal Induk, Bomber B-52 AS Manuver di Laut China Selatan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pesawat pembom (bomber) B-52 Stratofortress Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) ikut bergabung dalam latihan militer dua kapal induk Angkatan Laut Amerika di Laut China Selatan. Manuver gabungan ini semakin memanaskan ketegangan antara Washington dan Beijing.
China telah mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan dan menganggap area sekitar kawasan itu sebagai wilayah kedaulatannya. Beberapa negara Asia Tenggara juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih di kawasan yang sama.
Washington menentang klaim berlebihan China dan latihan militer saat ini untuk menjamin kebebasan navigasi di perairan yang menurut Amerika sebagai wilayah internasonal. (Baca: Dua Kapal Induk AS di Laut China Selatan Target Empuk Rudal China )
Dua kapal induk Amerika USS Nimitz dan USS Ronald Reagan beserta kelompok tempurnya telah menggelar latihan militer di kawasan perairan sengketa itu sejak Sabtu, 4 Juli 2020.
Angkatan Laut Amerika dalam sebuah pernyataan mengatakan kedua kapal induknya terus meluncurkan jet tempur sepanjang waktu, sambil mempraktikkan keterampilan lain bersama-sama.
Dalam informasi terbarunya, Angkatan Laut Amerika mengatakan jet-jet tempur yang dilesatkan dari kedua kapal induk itu bergabung di angkasa bersama B-52 Stratofortress, sebuah pesawat pembom jarak jauh yang mampu membawa bom nuklir.
Bomber B-52 dari Sayap Bom ke-2 lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale (BUFF), Louisiana, dan ikut serta dalam latihan di atas Laut China Selatan. (Baca: Dua Kapal Induknya Diancam Rudal Pembunuh China, Ini Respons AS )
"Satuan Tugas Bomber menunjukkan kemampuan AS untuk secara cepat menyebar ke basis operasi dan melaksanakan misi serangan jarak jauh," kata Letnan Kolonel Christopher Duff, komandan Skuadron Bom ke-96, dalam rilis berita Angkatan Udara Amerika, yang dikutip Navy Times Selasa (7/7/2020).
"Serangan semacam ini menunjukkan kemampuan kita untuk menjangkau dari stasiun rumah, terbang ke mana saja di dunia dan menjalankan misi itu, dengan cepat beregenerasi dari basis operasi dan melanjutkan operasi."
"Kru udara BUFF menilai kemampuan komando dan kontrol untuk menginformasikan pengembangan taktik, teknik, dan prosedur komunikasi yang diperdebatkan dan terdegradasi untuk memastikan interoperabilitas bersama yang mulus," imbuh rilis berita Angkatan Udara Amerika.
Kapal-kapal perang dari kelompok tempur kedua kapal induk AS juga berlatih bertahan melawan serangan selama latihan, di mana jet-jet tempur dari kapal induk terkadang memainkan peran sebagai musuh. (Baca juga: Media China Ledek 2 Kapal Induk AS di Laut China Selatan bak Macan Kertas )
Sebelumnya, media pemerintah China; The Global Times, mengolok-olok kedua kapal induk Amerika yang bermanuver di Laut China Selatan. Media itu, dengan membanggakan rudal pembunuh kapal induk China DF-21D dan DF-26 menggambarkan kedua kapal induk Amerika seperti "macan kertas".
Media itu melaporkan militer Beijing telah melakukan latihan rudal di Teluk Bohai, teluk barat laut dan paling dalam di Laut Kuning.
"Karena Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah sepenuhnya mengamankan senjata baru untuk menghancurkan kapal induk, kapal induk Amerika Serikat hanyalah macan kertas," tulis The Global Times dalam sebuah editorial.
China telah mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan dan menganggap area sekitar kawasan itu sebagai wilayah kedaulatannya. Beberapa negara Asia Tenggara juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih di kawasan yang sama.
Washington menentang klaim berlebihan China dan latihan militer saat ini untuk menjamin kebebasan navigasi di perairan yang menurut Amerika sebagai wilayah internasonal. (Baca: Dua Kapal Induk AS di Laut China Selatan Target Empuk Rudal China )
Dua kapal induk Amerika USS Nimitz dan USS Ronald Reagan beserta kelompok tempurnya telah menggelar latihan militer di kawasan perairan sengketa itu sejak Sabtu, 4 Juli 2020.
Angkatan Laut Amerika dalam sebuah pernyataan mengatakan kedua kapal induknya terus meluncurkan jet tempur sepanjang waktu, sambil mempraktikkan keterampilan lain bersama-sama.
Dalam informasi terbarunya, Angkatan Laut Amerika mengatakan jet-jet tempur yang dilesatkan dari kedua kapal induk itu bergabung di angkasa bersama B-52 Stratofortress, sebuah pesawat pembom jarak jauh yang mampu membawa bom nuklir.
Bomber B-52 dari Sayap Bom ke-2 lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale (BUFF), Louisiana, dan ikut serta dalam latihan di atas Laut China Selatan. (Baca: Dua Kapal Induknya Diancam Rudal Pembunuh China, Ini Respons AS )
"Satuan Tugas Bomber menunjukkan kemampuan AS untuk secara cepat menyebar ke basis operasi dan melaksanakan misi serangan jarak jauh," kata Letnan Kolonel Christopher Duff, komandan Skuadron Bom ke-96, dalam rilis berita Angkatan Udara Amerika, yang dikutip Navy Times Selasa (7/7/2020).
"Serangan semacam ini menunjukkan kemampuan kita untuk menjangkau dari stasiun rumah, terbang ke mana saja di dunia dan menjalankan misi itu, dengan cepat beregenerasi dari basis operasi dan melanjutkan operasi."
"Kru udara BUFF menilai kemampuan komando dan kontrol untuk menginformasikan pengembangan taktik, teknik, dan prosedur komunikasi yang diperdebatkan dan terdegradasi untuk memastikan interoperabilitas bersama yang mulus," imbuh rilis berita Angkatan Udara Amerika.
Kapal-kapal perang dari kelompok tempur kedua kapal induk AS juga berlatih bertahan melawan serangan selama latihan, di mana jet-jet tempur dari kapal induk terkadang memainkan peran sebagai musuh. (Baca juga: Media China Ledek 2 Kapal Induk AS di Laut China Selatan bak Macan Kertas )
Sebelumnya, media pemerintah China; The Global Times, mengolok-olok kedua kapal induk Amerika yang bermanuver di Laut China Selatan. Media itu, dengan membanggakan rudal pembunuh kapal induk China DF-21D dan DF-26 menggambarkan kedua kapal induk Amerika seperti "macan kertas".
Media itu melaporkan militer Beijing telah melakukan latihan rudal di Teluk Bohai, teluk barat laut dan paling dalam di Laut Kuning.
"Karena Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah sepenuhnya mengamankan senjata baru untuk menghancurkan kapal induk, kapal induk Amerika Serikat hanyalah macan kertas," tulis The Global Times dalam sebuah editorial.
(min)