Negara-negara Paling Tidak Ramah di Dunia
loading...
A
A
A
CARACAS - Pergi travelling ke negara-negara yang ada di dunia pastinya akan menjadi destinasi perjalanan liburan yang menyenangkan, ditambah negara tersebut memiliki banyak tempat wisata yang wajib dikunjungi.
Kenyamanan dan keamanan saat pergi liburan adalah hal yang utama. Namun, apa jadinya jika kita salah memilih tempat liburan yang mana negara tersebut tidak aman untuk dikunjungi.
Forum Ekonomi Dunia telah memberi peringkat negara-negara paling tidak ramah di dunia.
Ketika kamu ingin pergi liburan ke suatu tempat di suatu negara, ada baiknya kamu melihat daftar tersebut untuk mempertimbangkan apakah penduduk setempat di tujuan kamu memberi rasa nyaman dan aman.
Penyebab terjadinya ketidakramahan tersebut bermacam-macam. Bisa jadi karena situasi politik, sistem pemeritahan, dan yang paling parah sampai ke tingkat kejahatan yang tinggi, dan lain-lain.
Berikut kami rangkum negara yang paling tidak ramah di dunia.
1. Bolivia
Di negara Amerika Selatan ini, keajaiban alam seperti daratan garam Salar de Uyuni dan Taman Nasional Madidi telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan turis Internasional.
Tidak dapat disangkal bahwa Bolivia adalah negara yang indah dan beragam, tetapi gangguan ekonomi baru-baru ini telah membuat industri pariwisatanya sangat tidak stabil.
Sebagian besar, orang Bolivia adalah orang yang ramah dan hangat dengan sejarah dan budaya yang dinamis.
Negara paling terisolasi di Amerika Selatan, Bolivia, kaya akan cadangan minyak, yang telah menyebabkan keretakan antara pemerintah dan rakyatnya, dan ketegangan internasional.
2. Latvia
Latvia adalah negara di kawasan Baltik, Eropa Utara. Konon, orang Latvia biasanya tidak terlalu senang dengan turis asing.
Mereka memandang banyak orang sebagai orang yang bodoh dan menjengkelkan, sebagian besar karena pesta-pesta yang bergulir di Ibu Kota, Riga.
3. Iran
Mungkin tidak mengherankan bahwa Iran tidak ada dalam daftar negara paling ramah. Iran pernah menjadi negara paling maju di dunia, merintis bidang yang berkembang pesat dalam sains pada 1960-an dan mencapai status negara yang sepenuhnya sekuler.
Namun, revolusi dan campur tangan politik oleh negara-negara luar sangat merusak pemerintahan dan ekonomi negara tersebut.
Saat ini, Iran masih dalam masa pemulihan dari konflik selama beberapa dekade, dan orang Iran bukanlah yang paling di takuti turis Barat.
Mereka masih waspada terhadap orang luar, bukan tanpa alasan yang bagus. Namun, Iran telah dikemas dengan Situs Warisan Dunia dan berharap untuk kembalinya pariwisata di Iran di tahun-tahun mendatang.
4. Slovakia
Slovakia merupakan negara berdaulat di Eropa Tengah pecahan Cekoslowakia. Slovakia memiliki beberapa pemandangan yang menakjubkan, keajaiban alam liar, kota abad pertengahan, dan pemandangan yang terlihat indah dan dramatis.
Akan tetapi, sikap warga Slovakia kebanyakan tidak membuat kamu terkesan.
Penduduk setempat cenderung menjaga diri mereka sendiri, dan tidak terlalu terbuka seperti budaya di tempat lain.
Mereka menghargai privasi, tetapi tidak terlalu individualistis seperti beberapa masyarakat, dan akan terbuka saat kamu memahami mereka serta budaya mereka.
Namun, sebagai bangsa Slavia, mereka tidak terlalu suka tersenyum yang berlebihan atau keramahan berlebihan pada orang asing, itulah sebabnya mungkin mereka tidak terlalu welcome atau menerima anda yang sedang berlibur singkat.
5. Venezuela
Venezuela adalah sebuah negara di ujung utara Amerika Selatan. Venezuela juga merupakan negara yang berjuang dengan krisis ekonomi saat ini.
Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan. Namun, dengan jatuhnya harga minyak selama bertahun-tahun, ekonomi Venezuela telah runtuh secara efektif.
Venezuela beserta daerah-daerahnya hampir tidak bernilai apa-apa, dan makanan serta persediaan langka bagi masyarakat miskin disana.
Kejahatan di Venezuela juga merajalela, dan orang asing dapat dengan mudah menjadi sasaran karena mereka menonjol bagi pelaku kejahatan di sana.
Venezuela sekarang menjadi salah satu negara paling berbahaya di dunia, dan meskipun pengunjung asing dapat hidup mewah di hari libur Venezuela, yang terbaik adalah dengan tidak memanfaatkan krisis ekonominya.
Penulis:MG/Nurul Faiza Ridha Vadellah
Kenyamanan dan keamanan saat pergi liburan adalah hal yang utama. Namun, apa jadinya jika kita salah memilih tempat liburan yang mana negara tersebut tidak aman untuk dikunjungi.
Forum Ekonomi Dunia telah memberi peringkat negara-negara paling tidak ramah di dunia.
Ketika kamu ingin pergi liburan ke suatu tempat di suatu negara, ada baiknya kamu melihat daftar tersebut untuk mempertimbangkan apakah penduduk setempat di tujuan kamu memberi rasa nyaman dan aman.
Penyebab terjadinya ketidakramahan tersebut bermacam-macam. Bisa jadi karena situasi politik, sistem pemeritahan, dan yang paling parah sampai ke tingkat kejahatan yang tinggi, dan lain-lain.
Berikut kami rangkum negara yang paling tidak ramah di dunia.
1. Bolivia
Di negara Amerika Selatan ini, keajaiban alam seperti daratan garam Salar de Uyuni dan Taman Nasional Madidi telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan turis Internasional.
Tidak dapat disangkal bahwa Bolivia adalah negara yang indah dan beragam, tetapi gangguan ekonomi baru-baru ini telah membuat industri pariwisatanya sangat tidak stabil.
Sebagian besar, orang Bolivia adalah orang yang ramah dan hangat dengan sejarah dan budaya yang dinamis.
Negara paling terisolasi di Amerika Selatan, Bolivia, kaya akan cadangan minyak, yang telah menyebabkan keretakan antara pemerintah dan rakyatnya, dan ketegangan internasional.
2. Latvia
Latvia adalah negara di kawasan Baltik, Eropa Utara. Konon, orang Latvia biasanya tidak terlalu senang dengan turis asing.
Mereka memandang banyak orang sebagai orang yang bodoh dan menjengkelkan, sebagian besar karena pesta-pesta yang bergulir di Ibu Kota, Riga.
3. Iran
Mungkin tidak mengherankan bahwa Iran tidak ada dalam daftar negara paling ramah. Iran pernah menjadi negara paling maju di dunia, merintis bidang yang berkembang pesat dalam sains pada 1960-an dan mencapai status negara yang sepenuhnya sekuler.
Namun, revolusi dan campur tangan politik oleh negara-negara luar sangat merusak pemerintahan dan ekonomi negara tersebut.
Saat ini, Iran masih dalam masa pemulihan dari konflik selama beberapa dekade, dan orang Iran bukanlah yang paling di takuti turis Barat.
Mereka masih waspada terhadap orang luar, bukan tanpa alasan yang bagus. Namun, Iran telah dikemas dengan Situs Warisan Dunia dan berharap untuk kembalinya pariwisata di Iran di tahun-tahun mendatang.
4. Slovakia
Slovakia merupakan negara berdaulat di Eropa Tengah pecahan Cekoslowakia. Slovakia memiliki beberapa pemandangan yang menakjubkan, keajaiban alam liar, kota abad pertengahan, dan pemandangan yang terlihat indah dan dramatis.
Akan tetapi, sikap warga Slovakia kebanyakan tidak membuat kamu terkesan.
Penduduk setempat cenderung menjaga diri mereka sendiri, dan tidak terlalu terbuka seperti budaya di tempat lain.
Mereka menghargai privasi, tetapi tidak terlalu individualistis seperti beberapa masyarakat, dan akan terbuka saat kamu memahami mereka serta budaya mereka.
Namun, sebagai bangsa Slavia, mereka tidak terlalu suka tersenyum yang berlebihan atau keramahan berlebihan pada orang asing, itulah sebabnya mungkin mereka tidak terlalu welcome atau menerima anda yang sedang berlibur singkat.
5. Venezuela
Venezuela adalah sebuah negara di ujung utara Amerika Selatan. Venezuela juga merupakan negara yang berjuang dengan krisis ekonomi saat ini.
Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan. Namun, dengan jatuhnya harga minyak selama bertahun-tahun, ekonomi Venezuela telah runtuh secara efektif.
Venezuela beserta daerah-daerahnya hampir tidak bernilai apa-apa, dan makanan serta persediaan langka bagi masyarakat miskin disana.
Kejahatan di Venezuela juga merajalela, dan orang asing dapat dengan mudah menjadi sasaran karena mereka menonjol bagi pelaku kejahatan di sana.
Venezuela sekarang menjadi salah satu negara paling berbahaya di dunia, dan meskipun pengunjung asing dapat hidup mewah di hari libur Venezuela, yang terbaik adalah dengan tidak memanfaatkan krisis ekonominya.
Penulis:MG/Nurul Faiza Ridha Vadellah
(sya)