Orang-orang Bersenjata Serang Situs Suci Syiah di Iran, 15 Tewas
loading...
A
A
A
Video di media sosial menunjukkan ribuan orang Iran berbaris menuju pemakaman tempat Mahsa Amini, perempuan Kurdi Iran, dimakamkan meskipun ada banyak polisi anti huru hara. Nama depan Kurdi Amini bisa dieja "Zhina" atau "Jina".
Seorang saksi mengatakan pria dan wanita telah berkumpul di sekitar makam Amini di pemakaman Aichi di Saqez, meneriakkan 'Woman, Life, Freedom'.
Saksi lain di Saqez mengatakan kuburan itu dipenuhi anggota milisi sukarelawan Basij dan polisi anti huru hara.
"Tetapi orang-orang dari seluruh provinsi Kurdistan ada di sini. Kami semua berduka atas kematian Mahsa bersama-sama," katanya.
Khawatir peringatan 40 hari kematian Amini akan memicu protes kekerasan lebih lanjut, polisi keamanan telah memperingatkan keluarganya untuk tidak mengadakan prosesi peringatan atau "putra mereka akan ditangkap", kata kelompok hak asasi manusia.
Namun, gubernur Kurdistan Zarei Kusha membantah pembatasan negara bagian untuk mengadakan upacara peringatan.
"Adalah keputusan keluarganya untuk tidak mengadakan pertemuan," ia menambahkan menurut media pemerintah.
Aktivis menyerukan aksi protes di seluruh negeri untuk menandai 40 hari sejak dia meninggal setelah ditahan karena diduga mengenakan jilbabnya 'secara tidak benar'.
Demonstrasi yang dipicu oleh kematian perempuan berusia 22 tahun itu dalam tahanan polisi moral Iran pada 16 September telah menjadi salah satu tantangan paling berani bagi kepemimpinan ulama sejak revolusi 1979.
Seorang saksi mengatakan pria dan wanita telah berkumpul di sekitar makam Amini di pemakaman Aichi di Saqez, meneriakkan 'Woman, Life, Freedom'.
Saksi lain di Saqez mengatakan kuburan itu dipenuhi anggota milisi sukarelawan Basij dan polisi anti huru hara.
"Tetapi orang-orang dari seluruh provinsi Kurdistan ada di sini. Kami semua berduka atas kematian Mahsa bersama-sama," katanya.
Khawatir peringatan 40 hari kematian Amini akan memicu protes kekerasan lebih lanjut, polisi keamanan telah memperingatkan keluarganya untuk tidak mengadakan prosesi peringatan atau "putra mereka akan ditangkap", kata kelompok hak asasi manusia.
Namun, gubernur Kurdistan Zarei Kusha membantah pembatasan negara bagian untuk mengadakan upacara peringatan.
"Adalah keputusan keluarganya untuk tidak mengadakan pertemuan," ia menambahkan menurut media pemerintah.
Aktivis menyerukan aksi protes di seluruh negeri untuk menandai 40 hari sejak dia meninggal setelah ditahan karena diduga mengenakan jilbabnya 'secara tidak benar'.
Demonstrasi yang dipicu oleh kematian perempuan berusia 22 tahun itu dalam tahanan polisi moral Iran pada 16 September telah menjadi salah satu tantangan paling berani bagi kepemimpinan ulama sejak revolusi 1979.