Jepang Ingin Kerahkan Drone Kamikaze untuk Cegah Invasi
loading...
A
A
A
TOKYO - Militer Jepang menyusun rencana menggunakan drone kamikaze untuk menyerang pasukan pendaratan dan kapal musuh jika ada invasi ke wilayah terpencil negara itu, seperti Kepulauan Nansei.
Rencana itu diungkap dalam laporan media lokal. “Awalnya, militer ingin mengerahkan sejumlah terbatas jenis amunisi Amerika Serikat (AS) dan amunisi buatan asing lainnya yang tidak ditentukan, sampai industri pertahanan Jepang menemukan alternatif domestik yang layak,” ungkap laporan Japan Times pada Minggu.
Kantor berita Jepang Jiji menulis bahwa pada 2025, militer berharap mengerahkan “beberapa ratus” senjata semacam itu untuk meningkatkan pertahanan Kepulauan Nansei dan daerah terpencil lainnya.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Jepang memasukkan kemampuan serangan drone dalam permintaan anggaran 2023, yang terbesar dalam sejarah negara itu.
Meski demikian, berapa banyak uang yang sebenarnya akan dialokasikan belum diputuskan.
Langkah baru itu tampaknya ditujukan ke Beijing, karena laporan media Jepang secara khusus mencatat bahwa China telah mengembangkan dan menempatkan drone serang untuk "penggunaan praktis," sambil "memperluas kegiatannya" di sekitar pulau-pulau barat daya Jepang.
Berbagai jenis amunisi berkeliaran, umumnya dikenal sebagai drone “kamikaze” atau “bunuh diri” telah banyak digunakan dalam konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Washington telah memberi Ukraina ratusan drone kamikaze taktis Switchblade, serta model Phoenix Ghost, yang dapat dikembangkan sesuai spesifikasi Kiev dalam waktu singkat.
Pasukan Rusia juga telah menggunakan beberapa jenis drone kamikaze, terutama dalam serangan besar-besaran di situs infrastruktur utama pekan lalu.
Rencana itu diungkap dalam laporan media lokal. “Awalnya, militer ingin mengerahkan sejumlah terbatas jenis amunisi Amerika Serikat (AS) dan amunisi buatan asing lainnya yang tidak ditentukan, sampai industri pertahanan Jepang menemukan alternatif domestik yang layak,” ungkap laporan Japan Times pada Minggu.
Kantor berita Jepang Jiji menulis bahwa pada 2025, militer berharap mengerahkan “beberapa ratus” senjata semacam itu untuk meningkatkan pertahanan Kepulauan Nansei dan daerah terpencil lainnya.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Jepang memasukkan kemampuan serangan drone dalam permintaan anggaran 2023, yang terbesar dalam sejarah negara itu.
Meski demikian, berapa banyak uang yang sebenarnya akan dialokasikan belum diputuskan.
Langkah baru itu tampaknya ditujukan ke Beijing, karena laporan media Jepang secara khusus mencatat bahwa China telah mengembangkan dan menempatkan drone serang untuk "penggunaan praktis," sambil "memperluas kegiatannya" di sekitar pulau-pulau barat daya Jepang.
Berbagai jenis amunisi berkeliaran, umumnya dikenal sebagai drone “kamikaze” atau “bunuh diri” telah banyak digunakan dalam konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Washington telah memberi Ukraina ratusan drone kamikaze taktis Switchblade, serta model Phoenix Ghost, yang dapat dikembangkan sesuai spesifikasi Kiev dalam waktu singkat.
Pasukan Rusia juga telah menggunakan beberapa jenis drone kamikaze, terutama dalam serangan besar-besaran di situs infrastruktur utama pekan lalu.