Prancis Akan Latih 2.000 Tentara Ukraina, Termasuk Cara Gunakan Howitzer

Minggu, 16 Oktober 2022 - 17:27 WIB
loading...
Prancis Akan Latih 2.000...
Prancis Akan Latih 2.000 Tentara Ukraina, Termasuk Cara Gunakan Howitzer. FOTO/Reuters
A A A
PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mendukung proposal untuk melatih sejumlah besar tentara Ukraina di negara itu. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu kepada surat kabar Le Parisien, Sabtu (15/10/2022).

"Presiden telah menyetujui rencana pelatihan yang memungkinkan hingga 2.000 tentara Ukraina diterima di Prancis," kata Lecornu. "Mereka akan ditugaskan ke unit kami selama beberapa minggu," lanjutnya.



Lecornu menambahkan, pelatihan militer untuk penggunaan howitzer Caesar sebelumnya telah ditawarkan kepada tentara Ukraina. "Tapi sekarang ini adalah perubahan skala," kata Lecornu.

Menurutnya, sejauh ini Prancis telah mengirimkan 18 howitzer Caesar ke Ukraina dan pembicaraan sedang berlangsung untuk mengirim enam lagi. “Selain itu, Prancis juga mempertimbangkan pengiriman rudal darat-ke-darat,” kata Lecornu.

Dia juga berjanji bahwa Prancis akan menyediakan rudal anti-udara jarak pendek Crotale, yang digunakan untuk mencegat rudal dan pesawat terbang rendah.



"Jumlah (Crotales) sedang ditentukan dengan Ukraina, tetapi akan signifikan untuk memungkinkan mereka mempertahankan langit mereka," kata Lecornu. “Tujuannya adalah untuk menyelesaikan pengiriman Crotales "dalam waktu dua bulan," lanjutnya.

Sebelumnya, Macron mengatakan pada hari Rabu, bahwa Prancis akan mengirimkan radar dan sistem pertahanan udara ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang, khususnya untuk membantu Ukraina memprotes dirinya dari serangan pesawat tak berawak dan rudal.

Paris sebelumnya telah memasok rudal anti-pesawat peluncur bahu Mistral ke Ukraina. Kementerian pertahanan Ukraina memposting video di media sosial awal pekan ini yang bertujuan memberi Prancis dorongan lembut untuk "memenangkan hati kita" melalui pasokan senjata setelah berulang kali dikritik bahwa Paris belum berbuat cukup.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3012 seconds (0.1#10.140)