Makin Beringas, Demonstran Iran 'Penggal' Kepala Patung Ayatollah Khomeini

Minggu, 16 Oktober 2022 - 09:29 WIB
loading...
Makin Beringas, Demonstran...
Demonstran Iran memenggal kepala patung mantan pemimpin spiritual tertinggi Ayatollah Khomeini. Foto/Al Araby
A A A
TEHERAN - Para pengunjuk rasa Iran memenggal patung mantan Pemimpin Spiritual Tertinggi Ayatollah Ruhullah Khomeini di timur laut Iran pada Jumat malam. Itu terjadi saat demonstrasi anti-pemerintah yang meluas terus berlanjut setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan.

Dalam video yang dibagikan oleh situs berita oposisi Iran, Iran Wire, tampak seorang pria dengan penutup kepala naik ke patung pemimpin pertama Republik Islam itu di Neyshabur dan memenggal kepalanya.

Para pengunjuk rasa yang tidak dikenal kemudian melarikan diri sementara sorak-sorai dan teriakan terdengar di antara kerumunan.



Tidak jelas apa yang terjadi pada para pengunjuk rasa setelah video ini diambil seperti dikutip dari Al Araby, Minggu (16/10/2022).



Kota tempat para pengunjuk rasa memenggal patung Khomeini adalah tempat kelahiran penyair dan filsuf terkenal Iran Omar Khayyam.

Menyusul kematian Amini (22), yang ditangkap karena diduga mengenakan jilbabnya secara tidak benar bulan lalu, ribuan orang di Iran turun ke jalan untuk mengutuk pemerintah Iran dan penerapan interpretasi yang ketat terhadap hukum Islam.

Tuntutan awal untuk pertanggungjawaban atas kematian Amini telah berubah menjadi tantangan langsung terhadap sistem pemerintahan klerikal.

Ayatollah Ruhollah Khomeini adalah seorang ahli hukum Syiah yang tinggal di pengasingan selama beberapa dekade di Turki, Irak dan Prancis karena penentangannya terhadap kediktatoran pro-Barat Shah Mohamad Reza Pahlavi.



Dia muncul sebagai pemimpin Iran setelah revolusi 1979, mendirikan republik Islam saat ini. Dia meninggal pada tahun 1989.

Selama lebih dari 40 tahun, orang Iran telah hidup dalam masyarakat yang diatur oleh interpretasi Khoeimini yang sangat konservatif dan tradisionalis tentang Islam.

Para pengunjuk rasa hari ini - yang sebagian besar adalah kaum muda - menuntut diakhirinya kontrol dan penindasan yang diberlakukan oleh negara yang dijalankan secara ulama, seperti kode ketat pada pakaian wanita.

Meskipun pasukan keamanan telah menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dan peluru tajam, para demonstran tetap menentang dan melanjutkan aksi protes.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1332 seconds (0.1#10.140)