Diplomat Israel: Arab Saudi Sekutu yang Tak Bisa Diandalkan, Hina Washington

Minggu, 16 Oktober 2022 - 06:00 WIB
loading...
Diplomat Israel: Arab Saudi Sekutu yang Tak Bisa Diandalkan, Hina Washington
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Diplomat Israel Alon Pinkas mengecam Arab Saudi karena keputusannya memotong produksi minyak dan untuk "penghinaan publik" terhadap Amerika Serikat (AS).

Pinkas mengkritik Saudi karena menjadi "sekutu yang tidak dapat diandalkan". Pinkas merupakan mantan konsul di New York, AS.

Dia menjelaskan dalam artikel di surat kabar Israel Haaretz bahwa butuh 20 tahun diskusi tentang masalah aliansi longgar dengan Arab Saudi untuk mencapai kesimpulan bahwa, "Teluk bukan sekutu yang andal dan dapat dipercaya."



Pinkas menegaskan, “Sekutu yang menentang kebijakan luar negeri Anda dan mendanai oposisi, secara paksa menyeret Anda ke dalam konfrontasi regional bersenjata yang diluncurkannya (perang di Yaman), yang secara terbuka bekerja sama dengan musuh terbesar Anda pada saat ada konfrontasi langsung dengan Anda (Presiden Rusia Vladimir Putin dan perang di Ukraina), yang menentang tuntutan eksplisit Anda untuk meningkatkan dan mengurangi ekstraksi minyak serta yang mengundang Anda ke konferensi di Jeddah untuk secara terbuka menghina Anda (keputusan OPEC+ untuk mengurangi ekstraksi minyak) bukanlah sekutu yang dapat diandalkan.”

Pinkas mencatat, Washington harus berterima kasih kepada Arab Saudi atas momen kejelasan yang lengkap karena dengan jelas menyatakan bahwa mereka bukan sekutu AS.

Menurutnya, akan ada pihak-pihak di Washington yang memperingatkan akan adanya respon berlebihan dan pembalasan oleh AS dan pihak-pihak yang akan menjelaskan bahwa bobot geopolitik penting Arab Saudi telah berakhir tiga dekade lalu.



Pinkas juga mengungkapkan beberapa pihak menganggap Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman sebagai politisi cerdas yang menghitung investasi politik dan mengarahkan negaranya di luar tata surya AS.

Pinkas menunjukkan kesamaan di antara semua argumen ini adalah penolakan terhadap kenyataan sederhana bahwa aliansi yang tidak seimbang ini mendekati akhir.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1035 seconds (0.1#10.140)