Serangan Rusia Hantam Jaringan Listrik, Ukraina Alami Pemadaman Bergilir

Jum'at, 14 Oktober 2022 - 05:30 WIB
loading...
Serangan Rusia Hantam Jaringan Listrik, Ukraina Alami Pemadaman Bergilir
Serangan Rusia Hantam Jaringan Listrik, Ukraina Alami Pemadaman Bergilir. FOTO/Reuters
A A A
KIEV - Seorang warga Ukraina , Liubov Palii sedang duduk di depan komputernya ketika lampu di apartemen satu kamarnya padam. Pemadaman listrik terjadi setelah serangan Rusia menghantam jaringan energi Ukraina.

Palii lalu mulai bermain dengan bayi laki-lakinya yang berusia 4 bulan, Vova, dengan cahaya ponselnya. "Ketika ini terjadi, kami hanya bermain bersama di tempat tidur, berbaring bersama, saya menyalakan lilin dan senter di ponsel saya," katanya, seperti dikutip dari Reuters.



"Saya tidak bisa mandi atau memandikan bayi saya, karena sulit melakukan ini dalam gelap. Itu tidak mempengaruhi makannya, karena satu lampu sudah cukup. Setidaknya kami masih punya air ketika lampu padam," lanjutnya.

Keluarga seperti Palii bersiap menghadapi musim dingin yang keras setelah rudal dan drone Rusia menghujani kota-kota di seluruh Ukraina minggu ini, menghantam pembangkit listrik dan stasiun listrik dan merusak sekitar 30 persen infrastruktur energi negara itu.

Pmerintah Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, listrik telah dipulihkan ke jutaan orang, tetapi memperingatkan Ukraina untuk mempersiapkan lebih banyak pemadaman dan meminta orang untuk mengurangi penggunaan listrik mereka sedapat mungkin.



"Penting untuk dipahami bahwa teroris Rusia akan mencoba menggunakan hawa dingin sebagai senjata mereka," kata Perdana Menteri Denys Shmyhal, Rabu.

"Dalam imajinasi mereka yang sakit, orang Ukraina yang duduk selama beberapa jam tanpa listrik adalah sebuah kemenangan. Mereka berpikir bahwa dengan cara ini mereka akan memaksa kita untuk menyerah. Ini tidak akan terjadi," lanjutnya.

Rudal dan pesawat tak berawak Rusia menghantam sasaran Ukraina 128 kali selama tiga hari minggu ini, mengenai 28 instalasi energi, kata pemerintah Ukraina. Moskow sendiri selalu membantah menargetkan warga sipil.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1194 seconds (0.1#10.140)