'Kecolongan' Bom Mobil, Putin Teken Dekrit Perketat Keamanan

Minggu, 09 Oktober 2022 - 08:56 WIB
loading...
Kecolongan Bom Mobil,...
Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan menandatangani dekrit untuk memperketat keamanan setelah kecolongan bom mobil di jembatan Crimea. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin dilaporkan menandatangani dekrit untuk memperketat keamanan jembatan dan infrastruktur energi antara Crimea dan Rusia. Putin juga menempatkan layanan keamanan federal Rusia, FSB, yang bertanggung jawab atas upaya tersebut.

Itu dilakukan setelah sebuah bom truk menghantam jembatan Crimea menyebabkan runtuhnya sebagian jembatan yang menghubungkan Semenanjung Crimea dengan Rusia seperti dilansir dari CBC, Minggu (9/10/2022).

Ledakan itu juga merusak arteri pasokan utama bagi upaya Kremlin yang mulai goyah di Ukraina selatan dan menghantam simbol kekuatan Rusia di wilayah tersebut.

Tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan tiga orang itu. Ketua parlemen regional yang didukung Rusia di Crimea menuduh Ukraina, tetapi Moskow tidak menyalahkan. Pejabat Ukraina telah berulang kali mengancam akan menyerang jembatan itu, dan beberapa memuji kehancuran jembatan itu, tetapi Kiev berhenti mengklaim bertanggung jawab.

Ledakan itu menurut pihak berwenang Rusia disebabkan oleh bom truk. Komite Anti-Terorisme Nasional Rusia mengatakan sebuah bom truk menyebabkan tujuh gerbong kereta api yang membawa bahan bakar terbakar, mengakibatkan "runtuhnya sebagian dari dua bagian jembatan."

"Sepasang suami istri yang mengendarai kendaraan di jembatan tewas," kata Komite Investigasi Rusia. Tidak disebutkan siapa korban ketiga.

Semua kendaraan yang melintasi jembatan seharusnya menjalani pemeriksaan bahan peledak yang canggih. Truk yang meledak itu diketahui milik seorang warga wilayah Krasnodar, di selatan Rusia. Pihak berwenang Rusia mengatakan rumah pria itu digeledah dan para ahli sedang mencari rute truk.



Lalu lintas kereta api dan mobil di atas jembatan dihentikan sementara.

"Lalu lintas mobil dilanjutkan pada Sabtu sore di salah satu dari dua jalur yang tetap utuh, dengan arus bolak-balik di setiap arah," kata pemimpin regional Crimea yang didukung Rusia, Sergey Aksyonov.

Beberapa jam setelah ledakan, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa kepala angkatan udara, Jenderal Sergei Surovikin, akan memimpin semua pasukan Rusia di Ukraina.

Surovikin, yang selama musim panas ditugaskan untuk memimpin pasukan di Ukraina selatan, telah memimpin pasukan Rusia di Suriah dan dituduh mengawasi pemboman brutal yang menghancurkan sebagian besar kota Aleppo.

Jembatan Kerch sepanjang 19 kilometer, di selat yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Azov, adalah simbol klaim Moskow atas Crimea dan penghubung penting ke semenanjung itu, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.

Jembatan dengan nilai USD$3,6 miliar, terpanjang di Eropa, sangat penting untuk mempertahankan operasi militer Rusia di Ukraina selatan. Putin sendiri yang memimpin peresmian jembatan itu pada 2018.



"Serangan terhadapnya akan melemahkan upaya lebih lanjut pada moral Rusia (dan) akan memberikan dorongan ekstra untuk Ukraina," kata James Nixey dari Chatham House, sebuah think-tank di London.

“Mungkin Rusia dapat membangunnya kembali, tetapi mereka tidak dapat mempertahankannya saat kalah perang,” imbuhnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam sebuah pidato video, secara tidak langsung mengakui serangan di jembatan itu tetapi tidak membahas penyebabnya.

"Hari ini adalah hari yang baik dan sebagian besar cerah di wilayah negara bagian kita," katanya.

"Sayangnya, di Crimea mendung. Meskipun juga hangat," imbuhnya.

Zelensky mengatakan Ukraina menginginkan masa depan tanpa penjajah. Di seluruh wilayahnya.

"Khususnya di Crimea," tegasnya.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1196 seconds (0.1#10.140)