Putus Asa, Negara Uni Eropa Bakar Sampah untuk Pemanas Ruangan
loading...
A
A
A
WARSAWA - Rumah tangga Polandia semakin sering membakar sampah agar tetap hangat di tengah kenaikan harga gas.
Bloomberg melaporkan hal itu pada Kamis (6/10/2022). Saat negara itu bergulat dengan konsekuensi sanksi anti-Rusia, polusi udara akan meroket akibat pembakaran sampah.
“Musim ini sangat buruk sehingga Anda dapat mencium bau sampah yang terbakar setiap hari, yang benar-benar baru,” ungkap Paulina Mroczkowska, seorang ibu tiga anak berusia 35 tahun dari pinggiran kota Warsawa, mengatakan kepada surat kabar Amerika Serikat (AS) itu.
“Jarang bisa mencium bau bahan bakar biasa. Menakutkan untuk memikirkan apa yang terjadi ketika cuaca benar-benar dingin,” papar dia.
Mroczkowska mengatakan dia pertama kali menyadari ada sesuatu yang salah ketika dia melihat seorang tetangga menimbun sampah di bengkel mereka, tetapi masalahnya tidak hanya terjadi di ibu kota Polandia.
Di kota Nowy Sacz, sekitar 100 kilometer tenggara Krakow, pemerintah setempat mengumpulkan sampah jauh lebih sedikit daripada tahun lalu, memicu kekhawatiran bahwa pembakaran sampah yang sangat berpolusi bisa menjadi hal biasa karena suhu turun lebih jauh.
Polandia telah memberi lampu hijau kepada warga membakar sampah mereka, dengan Jaroslaw Kaczynski, pemimpin Partai Hukum dan Keadilan yang berkuasa, mengatakan kepada para pendukungnya bulan lalu bahwa “seseorang perlu membakar hampir semuanya” agar tetap hangat.
Pernyataan Kaczynski datang beberapa bulan setelah pemerintahnya melonggarkan larangan batubara berkualitas rendah, dan beberapa pekan setelah majelis regional di Krakow memilih menunda larangan membakar hampir semua hal di tungku rumah tangga.
Setelah Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina pada bulan Februari, Polandia menjadi salah satu pendukung paling keras larangan impor energi Rusia di seluruh Uni Eropa.
Namun, negara itu justru menderita karena pendiriannya. Polandia pernah mengandalkan Rusia untuk 46% gasnya, 64% minyaknya, dan 15% batu baranya.
Namun, aliran gas terhenti pada April ketika Warsawa menolak membayar raksasa energi Rusia Gazprom dalam rubel, dan berencana menghentikan impor minyak pada akhir tahun.
Polandia berhenti membeli batu bara dari Rusia pada April, dan meskipun pemerintah bersikeras pasokan domestik cukup untuk menutupi kekurangan tersebut, kekurangan segera dilaporkan dan harga meningkat lebih dari dua kali lipat.
Menurut angka UE dari tahun lalu, Nowy Sacz sudah menjadi kota paling tercemar di blok itu, dengan empat kota Polandia lainnya yakni Zgierz, Piotrkow Trybunalsi, Zory dan Krakow menempati rangking di 10 kota terburuk.
Bloomberg melaporkan hal itu pada Kamis (6/10/2022). Saat negara itu bergulat dengan konsekuensi sanksi anti-Rusia, polusi udara akan meroket akibat pembakaran sampah.
“Musim ini sangat buruk sehingga Anda dapat mencium bau sampah yang terbakar setiap hari, yang benar-benar baru,” ungkap Paulina Mroczkowska, seorang ibu tiga anak berusia 35 tahun dari pinggiran kota Warsawa, mengatakan kepada surat kabar Amerika Serikat (AS) itu.
“Jarang bisa mencium bau bahan bakar biasa. Menakutkan untuk memikirkan apa yang terjadi ketika cuaca benar-benar dingin,” papar dia.
Mroczkowska mengatakan dia pertama kali menyadari ada sesuatu yang salah ketika dia melihat seorang tetangga menimbun sampah di bengkel mereka, tetapi masalahnya tidak hanya terjadi di ibu kota Polandia.
Di kota Nowy Sacz, sekitar 100 kilometer tenggara Krakow, pemerintah setempat mengumpulkan sampah jauh lebih sedikit daripada tahun lalu, memicu kekhawatiran bahwa pembakaran sampah yang sangat berpolusi bisa menjadi hal biasa karena suhu turun lebih jauh.
Polandia telah memberi lampu hijau kepada warga membakar sampah mereka, dengan Jaroslaw Kaczynski, pemimpin Partai Hukum dan Keadilan yang berkuasa, mengatakan kepada para pendukungnya bulan lalu bahwa “seseorang perlu membakar hampir semuanya” agar tetap hangat.
Pernyataan Kaczynski datang beberapa bulan setelah pemerintahnya melonggarkan larangan batubara berkualitas rendah, dan beberapa pekan setelah majelis regional di Krakow memilih menunda larangan membakar hampir semua hal di tungku rumah tangga.
Setelah Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina pada bulan Februari, Polandia menjadi salah satu pendukung paling keras larangan impor energi Rusia di seluruh Uni Eropa.
Namun, negara itu justru menderita karena pendiriannya. Polandia pernah mengandalkan Rusia untuk 46% gasnya, 64% minyaknya, dan 15% batu baranya.
Namun, aliran gas terhenti pada April ketika Warsawa menolak membayar raksasa energi Rusia Gazprom dalam rubel, dan berencana menghentikan impor minyak pada akhir tahun.
Polandia berhenti membeli batu bara dari Rusia pada April, dan meskipun pemerintah bersikeras pasokan domestik cukup untuk menutupi kekurangan tersebut, kekurangan segera dilaporkan dan harga meningkat lebih dari dua kali lipat.
Menurut angka UE dari tahun lalu, Nowy Sacz sudah menjadi kota paling tercemar di blok itu, dengan empat kota Polandia lainnya yakni Zgierz, Piotrkow Trybunalsi, Zory dan Krakow menempati rangking di 10 kota terburuk.
(sya)