Latvia Menyebut Rusia sebagai Negara Pendukung Teroris, Kok Bisa?
loading...

Perdana Menteri Latvia Arturs Krisjanis Karins berada di kantor pusat Partai Persatuan Baru di Riga, Latvia, 1 Oktober 2022. Foto/REUTERS/Janis Laizans
A
A
A
RIGA - Rusia telah melakukan invasi terhadap Ukraina sejak Februari 2022 lalu. Sampai saat ini, sepertinya belum ada tanda-tanda Presiden Rusia Vladimir Putin akan segera menarik pasukannya.
Tindakan Rusia ini tentu mendapat kecaman dari dunia internasional. Akan tetapi, meski telah melancarkan rentetan sanksi terhadap Kremlin.
Beberapa waktu yang lalu, kecaman terbaru datang dari Parlemen Latvia. Dikutip dari laman Reuters, mereka menetapkan Rusia sebagai “Negara Sponsor Terorisme”.
Baca juga: Komandan Ukraina Yakin Putin Ingin Rebut Kiev
Adapun penyematan status tersebut dilakukan atas tindakan Moskow di Ukraina. Selain itu, Latvia juga berharap negara-negara Barat untuk memberikan sanksi yang lebih berat lagi agar konflik segera mereda.
Lebih lanjut, hal tersebut juga disebabkan kekecewaan negara Baltik ini terhadap tindakan Rusia yang disebutnya sebagai genosida, karena menargetkan warga sipil Ukraina.
Melihat ke belakang, sejatinya hubungan antara Rusia dan Latvia awalnya baik-baik saja. Dikutip dari laman Kedutaan Besar Latvia di Federasi Rusia, hubungan keduanya bermula pada 11 Agustus 1920.
Baca juga: Mantan Penasihat Pentagon Tuding 2 Kemungkinan Pelaku Peledakan Nord Stream
Kala itu Republik Latvia dan Republik Sosialis Federal Soviet Rusia telah meresmikan perjanjian damai.
Dalam salah satu poin perjanjian, terdapat kesepakatan tentang pembentukan hubungan diplomatik dan konsuler di antara kedua pihak.
Tindakan Rusia ini tentu mendapat kecaman dari dunia internasional. Akan tetapi, meski telah melancarkan rentetan sanksi terhadap Kremlin.
Beberapa waktu yang lalu, kecaman terbaru datang dari Parlemen Latvia. Dikutip dari laman Reuters, mereka menetapkan Rusia sebagai “Negara Sponsor Terorisme”.
Baca juga: Komandan Ukraina Yakin Putin Ingin Rebut Kiev
Adapun penyematan status tersebut dilakukan atas tindakan Moskow di Ukraina. Selain itu, Latvia juga berharap negara-negara Barat untuk memberikan sanksi yang lebih berat lagi agar konflik segera mereda.
Lebih lanjut, hal tersebut juga disebabkan kekecewaan negara Baltik ini terhadap tindakan Rusia yang disebutnya sebagai genosida, karena menargetkan warga sipil Ukraina.
Melihat ke belakang, sejatinya hubungan antara Rusia dan Latvia awalnya baik-baik saja. Dikutip dari laman Kedutaan Besar Latvia di Federasi Rusia, hubungan keduanya bermula pada 11 Agustus 1920.
Baca juga: Mantan Penasihat Pentagon Tuding 2 Kemungkinan Pelaku Peledakan Nord Stream
Kala itu Republik Latvia dan Republik Sosialis Federal Soviet Rusia telah meresmikan perjanjian damai.
Dalam salah satu poin perjanjian, terdapat kesepakatan tentang pembentukan hubungan diplomatik dan konsuler di antara kedua pihak.
Lihat Juga :