Uni Eropa Umumkan Pembatasan Visa Ketat untuk Warga Rusia

Minggu, 02 Oktober 2022 - 05:00 WIB
loading...
Uni Eropa Umumkan Pembatasan...
Wisatawan berfoto di depan kaca Piramida di Museum Louvre, Paris, Prancis, 15 Juni 2022. Foto/REUTERS
A A A
BRUSSELS - Komisaris Dalam Negeri Uni Eropa (UE) Ylva Johansson menyatakan warga negara Rusia seharusnya tidak diizinkan mengajukan visa Uni Eropa jangka pendek dari negara ketiga.

Dia menjelaskan hal itu pada Jumat (30/9/2022) sambil menyajikan aturan visa dan kontrol perbatasan terbaru untuk warga Rusia.

“Mereka harus melakukan itu dari negara asal mereka, Rusia,” ujar dia, ketika ribuan orang melarikan diri dari Rusia di tengah mobilisasi parsial yang sedang berlangsung yang diumumkan pekan lalu oleh Presiden Vladimir Putin.



Komisaris menjelaskan bahwa pembatasan baru diberlakukan sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya "eskalasi" Moskow dalam konflik Ukraina.

Hak untuk mengajukan suaka adalah “hak dasar” bagi siapa pun, menurut Johansson, tetapi memperoleh visa turis Uni Eropa atau visa jangka pendek bukanlah hak tetapi “keistimewaan.”

Oleh karena itu, menurut Johansson, otoritas Uni Eropa juga harus berhenti memperbarui visa jangka pendek bagi warga Rusia di Eropa.

“Jika orang Rusia berniat tinggal lebih lama dari 90 hari di UE, dia tidak boleh diberikan visa,” papar dia.



Dia menjelaskan, “Pada saat yang sama, Eropa tidak akan menutup pintunya bagi mereka yang benar-benar membutuhkan perlindungan.”

Menurut pernyataan, yang diterbitkan Komisi Eropa, semua aplikasi visa dari warga Rusia harus dipertimbangkan sejalan dengan “pendekatan ketat yang menilai pembenaran perjalanan.”

Pedoman tersebut juga menyarankan konsulat dan penjaga perbatasan harus secara ketat “menilai kembali” visa yang telah dikeluarkan.

Penjaga perbatasan harus memiliki kekuatan mencabut visa Schengen terlepas dari negara mana yang telah mengeluarkannya, dokumen tersebut menyatakan.

Pembatasan baru datang beberapa pekan setelah Uni Eropa menangguhkan perjanjian fasilitasi visa dengan Moskow.

Namun, pekan lalu, Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel meminta blok tersebut menyambut warga Rusia yang melarikan diri dari negara itu “karena pendapat politik mereka.”

Namun, beberapa negara anggota UE mengambil pendekatan yang jauh lebih keras. Pada Jumat, Finlandia menutup perbatasannya untuk warga Rusia dengan visa turis Schengen.

Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics juga mengatakan baru-baru ini bahwa negaranya tidak akan mengeluarkan visa kemanusiaan atau jenis lain untuk warga negara Rusia yang melarikan diri karena banyak dari mereka “baik-baik saja dengan membunuh orang Ukraina.”

Menurut media Barat, mengutip statistik resmi dari berbagai negara, lebih dari 200.000 orang telah meninggalkan Rusia sejak 21 September.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2093 seconds (0.1#10.140)