Vladimir Putin Tuduh AS dan Sekutunya Ledakkan Pipa Nord Stream
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin , dalam pidatonya hari Jumat (30/9/2022), menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya karena meledakkan jaringan pipa gas bawah laut Nord Stream .
Ledakan jaringan pipa gas Rusia untuk Eropa telah meningkatkan tensi dalam krisis yang membuat Eropa berlomba untuk mengamankan infrastruktur dan pasokan energinya.
Dalam pidato untuk menandai pencaplokan atau aneksasi empat wilayah Ukraina, Putin tidak memberikan bukti atas tuduhannya tersebut.
Rusia sebelumnya mengatakan Amerika Serikat akan mendapat untung dari serangan terhadap infrastruktur energi Eropa.
"Sanksi tidak cukup untuk Anglo-Saxon: mereka melakukan sabotase," kata Putin.
"Sulit dipercaya, tetapi itu adalah fakta bahwa mereka mengatur ledakan di jaringan pipa gas internasional Nord Stream," katanya lagi.
"Mereka mulai menghancurkan infrastruktur energi pan-Eropa," lanjut Putin. "Jelas bagi semua orang yang diuntungkan dari ini. Tentu saja, dia yang diuntungkan yang melakukannya."
Tuduhan Putin kemungkinan akan ditentang keras oleh negara-negara Eropa. Amerika Serikat, yang mengatakan terlalu dini untuk mengonfirmasi bahwa itu adalah sabotase, telah menolak anggapan bahwa mereka yang bertanggung jawab.
Negara-negara Uni Eropa, yang dulu sangat bergantung pada Rusia dan sekarang berusaha mencari pasokan gas alternatif, mengatakan mereka yakin kebocoran itu disebabkan oleh sabotase, tetapi tidak menyebutkan siapa pun. Mereka berlomba untuk mengamankan infrastruktur energi lainnya.
Jaringan pipa Nord Stream, yang tidak memompa gas ke Eropa ketika kebocoran ditemukan tetapi memiliki gas di dalamnya, telah menjadi titik nyala dalam kebuntuan energi antara Barat dan Rusia sejak invasinya ke Ukraina, yang memicu krisis biaya hidup.
Uni Eropa masih menyelidiki bagaimana pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 Rusia meledak minggu ini, mengalirkan gas ke Laut Baltik di lepas pantai Denmark dan Swedia. Seismolog mencatat ledakan di daerah tersebut.
Gas akan terus mengalir dari Nord Stream 1 hingga hari Minggu, kata badan energi Denmark pada hari Jumat, meskipun kebocoran pada Nord Stream 2 diperkirakan akan berhenti pada hari Sabtu.
Insiden pipa gas telah mendorong negara-negara Eropa untuk meningkatkan kewaspadaan atas infrastruktur penting lainnya, yang tiba-tiba terlihat jauh lebih rentan.
Italia, yang merupakan starter awal dalam menghentikan pasokan Rusia, telah memperkuat pengawasan angkatan laut dan kontrol pada jaringan pipa yang membawa gas ke Italia dari selatan dan timur. Hal itu disampaikan seorang pejabat senior Italia kepada Reuters.
Itu termasuk pipa TransMed, yang menghubungkan Aljazair ke Sisilia, Trans Adriatic Pipeline (TAP) yang membentang dari Azerbaijan ke Apulia, dan koneksi GreenStream antara Libya dan Sisilia.
Roma juga meningkatkan kewaspadaannya pada pipa Trans Austria Gas (TAG) yang membawa bahan bakar dari Nordik ke timur laut Italia.
Sementara itu, operator jaringan listrik Polandia pada hari Jumat mengumumkan pemeriksaan pada kabel bawah laut yang membawa daya dari Swedia yang melintasi jaringan pipa Nord Stream yang rusak.
Ada juga fokus yang meningkat pada Baltic Pipeline, sebuah proyek yang diresmikan minggu ini. Saingan dengan jaringan Nord Stream, Baltic Pipeline akan mengangkut gas ke pasar Denmark dan Polandia dan pengguna akhir di negara-negara tetangga mulai 1 Oktober.
"Risiko aliran gas jangka pendek telah meningkat tajam di tengah kekhawatiran bahwa sabotase lebih lanjut dapat terjadi pada pipa impor gas kritis," kata catatan dari Fitch Solutions, mengutip Baltic Pipeline.
"Kemungkinan tindakan sabotase tambahan pada infrastruktur penting adalah risiko yang berkembang yang akan meningkatkan risiko perang menjadi konflik regional yang lebih luas."
Norwegia, saingan utama Rusia dalam pasokan gas, akan mengerahkan militernya untuk melindungi instalasi minyak dan gas dari kemungkinan sabotase setelah peringatan penampakan drone tak dikenal pada bulan September.
Regulator energi Jerman menyerukan dalam wawancara Reuters untuk perlindungan lebih untuk infrastruktur energi kritis.
Dengan tidak adanya aliran gas melalui Nord Stream di masa mendatang, negara-negara Eropa berlomba untuk mengamankan lebih banyak pasokan energi dan mencoba melindungi rumah tangga dari ledakan harga sejak tahun lalu.
Negara-negara Uni Eropa pada hari Jumat setuju untuk mengenakan pungutan darurat pada keuntungan tak terduga dari perusahaan energi dan memulai pembicaraan yang lebih rumit tentang pengenaan batas harga gas di seluruh blok.
Jerman pada hari Kamis meluncurkan paket bantuan 200 miliar euro untuk perusahaan dan warga negara, yang dicirikan oleh pemerintah Kanselir Olaf Scholz sebagai tanggapan kuat terhadap apa yang disebutnya "perang energi" Rusia melawan Eropa.
Di Belanda, warga sudah mulai menimbun kayu dan batu bara untuk menghemat tagihan gas yang meroket.
Polandia dan Republik Ceko meminta Komisi Eropa untuk menghidupkan kembali proyek pipa gas yang macet yang menghubungkan kedua negara.
Operator jaringan gas Bulgaria, Rumania, Hongaria dan Slovakia juga telah mengusulkan pengiriman tambahan pasokan gas alam yang dijanjikan Azerbaijan ke Eropa.
Ledakan jaringan pipa gas Rusia untuk Eropa telah meningkatkan tensi dalam krisis yang membuat Eropa berlomba untuk mengamankan infrastruktur dan pasokan energinya.
Dalam pidato untuk menandai pencaplokan atau aneksasi empat wilayah Ukraina, Putin tidak memberikan bukti atas tuduhannya tersebut.
Rusia sebelumnya mengatakan Amerika Serikat akan mendapat untung dari serangan terhadap infrastruktur energi Eropa.
"Sanksi tidak cukup untuk Anglo-Saxon: mereka melakukan sabotase," kata Putin.
"Sulit dipercaya, tetapi itu adalah fakta bahwa mereka mengatur ledakan di jaringan pipa gas internasional Nord Stream," katanya lagi.
"Mereka mulai menghancurkan infrastruktur energi pan-Eropa," lanjut Putin. "Jelas bagi semua orang yang diuntungkan dari ini. Tentu saja, dia yang diuntungkan yang melakukannya."
Tuduhan Putin kemungkinan akan ditentang keras oleh negara-negara Eropa. Amerika Serikat, yang mengatakan terlalu dini untuk mengonfirmasi bahwa itu adalah sabotase, telah menolak anggapan bahwa mereka yang bertanggung jawab.
Negara-negara Uni Eropa, yang dulu sangat bergantung pada Rusia dan sekarang berusaha mencari pasokan gas alternatif, mengatakan mereka yakin kebocoran itu disebabkan oleh sabotase, tetapi tidak menyebutkan siapa pun. Mereka berlomba untuk mengamankan infrastruktur energi lainnya.
Jaringan pipa Nord Stream, yang tidak memompa gas ke Eropa ketika kebocoran ditemukan tetapi memiliki gas di dalamnya, telah menjadi titik nyala dalam kebuntuan energi antara Barat dan Rusia sejak invasinya ke Ukraina, yang memicu krisis biaya hidup.
Uni Eropa masih menyelidiki bagaimana pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 Rusia meledak minggu ini, mengalirkan gas ke Laut Baltik di lepas pantai Denmark dan Swedia. Seismolog mencatat ledakan di daerah tersebut.
Gas akan terus mengalir dari Nord Stream 1 hingga hari Minggu, kata badan energi Denmark pada hari Jumat, meskipun kebocoran pada Nord Stream 2 diperkirakan akan berhenti pada hari Sabtu.
Insiden pipa gas telah mendorong negara-negara Eropa untuk meningkatkan kewaspadaan atas infrastruktur penting lainnya, yang tiba-tiba terlihat jauh lebih rentan.
Italia, yang merupakan starter awal dalam menghentikan pasokan Rusia, telah memperkuat pengawasan angkatan laut dan kontrol pada jaringan pipa yang membawa gas ke Italia dari selatan dan timur. Hal itu disampaikan seorang pejabat senior Italia kepada Reuters.
Itu termasuk pipa TransMed, yang menghubungkan Aljazair ke Sisilia, Trans Adriatic Pipeline (TAP) yang membentang dari Azerbaijan ke Apulia, dan koneksi GreenStream antara Libya dan Sisilia.
Roma juga meningkatkan kewaspadaannya pada pipa Trans Austria Gas (TAG) yang membawa bahan bakar dari Nordik ke timur laut Italia.
Sementara itu, operator jaringan listrik Polandia pada hari Jumat mengumumkan pemeriksaan pada kabel bawah laut yang membawa daya dari Swedia yang melintasi jaringan pipa Nord Stream yang rusak.
Ada juga fokus yang meningkat pada Baltic Pipeline, sebuah proyek yang diresmikan minggu ini. Saingan dengan jaringan Nord Stream, Baltic Pipeline akan mengangkut gas ke pasar Denmark dan Polandia dan pengguna akhir di negara-negara tetangga mulai 1 Oktober.
"Risiko aliran gas jangka pendek telah meningkat tajam di tengah kekhawatiran bahwa sabotase lebih lanjut dapat terjadi pada pipa impor gas kritis," kata catatan dari Fitch Solutions, mengutip Baltic Pipeline.
"Kemungkinan tindakan sabotase tambahan pada infrastruktur penting adalah risiko yang berkembang yang akan meningkatkan risiko perang menjadi konflik regional yang lebih luas."
Norwegia, saingan utama Rusia dalam pasokan gas, akan mengerahkan militernya untuk melindungi instalasi minyak dan gas dari kemungkinan sabotase setelah peringatan penampakan drone tak dikenal pada bulan September.
Regulator energi Jerman menyerukan dalam wawancara Reuters untuk perlindungan lebih untuk infrastruktur energi kritis.
Dengan tidak adanya aliran gas melalui Nord Stream di masa mendatang, negara-negara Eropa berlomba untuk mengamankan lebih banyak pasokan energi dan mencoba melindungi rumah tangga dari ledakan harga sejak tahun lalu.
Negara-negara Uni Eropa pada hari Jumat setuju untuk mengenakan pungutan darurat pada keuntungan tak terduga dari perusahaan energi dan memulai pembicaraan yang lebih rumit tentang pengenaan batas harga gas di seluruh blok.
Jerman pada hari Kamis meluncurkan paket bantuan 200 miliar euro untuk perusahaan dan warga negara, yang dicirikan oleh pemerintah Kanselir Olaf Scholz sebagai tanggapan kuat terhadap apa yang disebutnya "perang energi" Rusia melawan Eropa.
Di Belanda, warga sudah mulai menimbun kayu dan batu bara untuk menghemat tagihan gas yang meroket.
Polandia dan Republik Ceko meminta Komisi Eropa untuk menghidupkan kembali proyek pipa gas yang macet yang menghubungkan kedua negara.
Operator jaringan gas Bulgaria, Rumania, Hongaria dan Slovakia juga telah mengusulkan pengiriman tambahan pasokan gas alam yang dijanjikan Azerbaijan ke Eropa.
(min)