Rusia Ungkap NATO Tes Peralatan Bawah Air di Dekat Pipa Gas Nord Stream
loading...
A
A
A
MOSKOW - NATO melakukan latihan menggunakan peralatan laut dalam di daerah di mana kebocoran gas di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 terdeteksi pekan ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova mengatakan hal itu pada Kamis (29/9/2022).
Dia menambahkan bahwa seluruh Laut Baltik “dikemas penuh” dengan infrastruktur militer blok tersebut.
Berbicara pada konferensi pers reguler pada Kamis, Zakharova menepis tuduhan bahwa Rusia berada di balik insiden itu.
“Bolehkah aku bertanya padamu? Kapan tepatnya Rusia memutuskan ingin berhenti memasok energi ke Eropa?” dia bertanya.
Zakharova mengatakan NATO terlibat dalam kegiatan militer di dekat lokasi di mana kebocoran ditemukan.
Dia mencatat bahwa kebocoran gas itu mungkin telah menghadirkan "peluang" yang menarik bagi blok tersebut.
“Jadi, mungkin pangkalan NATO tidak pernah melakukan latihan di sana, sementara tentara Amerika tidak pernah ditempatkan di wilayah negara-negara terdekat?” tanya dia menyindir.
Dia menambahkan, “Musim panas ini di daerah Bornholm, Denmark, NATO melakukan latihan yang menggunakan peralatan laut dalam."
Zakharova tampaknya mengacu pada Latihan Operasi Baltik (BALTOPS) 22 di Laut Baltik, yang berlangsung pada Juni 2022 dan dimaksudkan untuk menunjukkan "kemampuan berburu ranjau" blok militer, menurut pernyataan Angkatan Laut AS pada saat itu.
Secara khusus, latihan itu untuk bereksperimen dengan Unmanned Underwater Vehicles (UUV) dengan menempatkannya di lepas pantai pulau Bornholm.
Zakharova mendesak Washington memberi "penjelasan" dan "mengakui" kebenaran, dengan mengatakan AS telah menyerahkan pekerjaan itu kepada mantan menteri luar negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, yang sebelumnya "berterima kasih" kepada AS karena telah menghancurkan pipa itu.
NATO mengatakan pada Kamis bahwa jaringan pipa rusak dalam apa yang tampak sebagai "tindakan sabotase yang disengaja, sembrono, dan tidak bertanggung jawab."
NATO berjanji menghadapi setiap serangan terhadap infrastruktur kritisnya "dengan tanggapan yang bersatu dan teguh."
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan kebocoran Nord Stream sebagai kemungkinan "tindakan teroris" yang tidak mungkin terjadi "tanpa keterlibatan beberapa kekuatan negara."
Pada Senin, Denmark melaporkan kebocoran dari pipa setelah operator melaporkan hilangnya tekanan pada Nord Stream 1 dan 2.
Otoritas Denmark dan Swedia kemudian mengatakan telah terjadi serangkaian ledakan bawah laut di dekat Bornholm. Secara total, ada empat kebocoran gas yang terdeteksi di sistem Nord Stream.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova mengatakan hal itu pada Kamis (29/9/2022).
Dia menambahkan bahwa seluruh Laut Baltik “dikemas penuh” dengan infrastruktur militer blok tersebut.
Berbicara pada konferensi pers reguler pada Kamis, Zakharova menepis tuduhan bahwa Rusia berada di balik insiden itu.
“Bolehkah aku bertanya padamu? Kapan tepatnya Rusia memutuskan ingin berhenti memasok energi ke Eropa?” dia bertanya.
Zakharova mengatakan NATO terlibat dalam kegiatan militer di dekat lokasi di mana kebocoran ditemukan.
Dia mencatat bahwa kebocoran gas itu mungkin telah menghadirkan "peluang" yang menarik bagi blok tersebut.
“Jadi, mungkin pangkalan NATO tidak pernah melakukan latihan di sana, sementara tentara Amerika tidak pernah ditempatkan di wilayah negara-negara terdekat?” tanya dia menyindir.
Dia menambahkan, “Musim panas ini di daerah Bornholm, Denmark, NATO melakukan latihan yang menggunakan peralatan laut dalam."
Zakharova tampaknya mengacu pada Latihan Operasi Baltik (BALTOPS) 22 di Laut Baltik, yang berlangsung pada Juni 2022 dan dimaksudkan untuk menunjukkan "kemampuan berburu ranjau" blok militer, menurut pernyataan Angkatan Laut AS pada saat itu.
Secara khusus, latihan itu untuk bereksperimen dengan Unmanned Underwater Vehicles (UUV) dengan menempatkannya di lepas pantai pulau Bornholm.
Zakharova mendesak Washington memberi "penjelasan" dan "mengakui" kebenaran, dengan mengatakan AS telah menyerahkan pekerjaan itu kepada mantan menteri luar negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, yang sebelumnya "berterima kasih" kepada AS karena telah menghancurkan pipa itu.
NATO mengatakan pada Kamis bahwa jaringan pipa rusak dalam apa yang tampak sebagai "tindakan sabotase yang disengaja, sembrono, dan tidak bertanggung jawab."
NATO berjanji menghadapi setiap serangan terhadap infrastruktur kritisnya "dengan tanggapan yang bersatu dan teguh."
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan kebocoran Nord Stream sebagai kemungkinan "tindakan teroris" yang tidak mungkin terjadi "tanpa keterlibatan beberapa kekuatan negara."
Pada Senin, Denmark melaporkan kebocoran dari pipa setelah operator melaporkan hilangnya tekanan pada Nord Stream 1 dan 2.
Otoritas Denmark dan Swedia kemudian mengatakan telah terjadi serangkaian ledakan bawah laut di dekat Bornholm. Secara total, ada empat kebocoran gas yang terdeteksi di sistem Nord Stream.
(sya)