Inggris Buka Pintu bagi Pelancong dari Lebih 50 Negara, Kecuali AS
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris akan mengakhiri karantina bagi pengunjung yang datang dari lebih 50 negara, kecuali Amerika Serikat (AS).
Kebijakan yang mulai berlaku 10 Juli itu membuka jalan bagi jutaan turis asal Inggris untuk pergi libur musim panas ke luar negeri tanpa khawatir dikarantina saat kembali.
Mereka yang datang dari negara-negara risiko tinggi masih harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari sesuai aturan yang diprotes maskapai dan perusahaan travel.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson telah membahas aturan melonggarkan karantina itu selama beberapa hari. Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara yang menetapkan sendiri kebijakan kesehatannya belum mengumumkan rencana mencabut aturan karantina.
“Akan ada daftar 50 lebih negara dan jika Anda tambahkan dengan wilayah luar negeri, sekitar 60 atau lainnya akan dirilis akhir hari ini,” ungkap Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps.
“Hari ini menandai langkah lanjutan dalam pembukaan kembali negara besar kita secara hati-hati,” papar dia.
Saat penyebaran virus corona mulai melemah di Eropa, sejumlah negara membuka lagi perjalanan setelah lebih dari tiga bulan lockdown.
Daftar penuh negara itu belum dirilis. Selandia Baru, Vatikan, Jerman, Prancis, Spanyol, dan Italia termasuk di dalamnya. AS masih dalam “daftar merah”.
“AS sejak dari tahap sangat awal melarang penerbangna dari Inggris dan dari Eropa sehingga ini bukan langkah balasan,” kata Shapps.
Kementerian Luar Negeri Inggris juga akan menetapkan pengecualian pada himbauan global untuk tidak melakukan perjalanan internasional kecuali penting, mulai 4 Juli, agar asuransi normal berlaku.
Pemerintah menyatakan sejumlah negara yang masuk dalam daftar bebas karantina itu untuk membalas kebijakan mereka yang melonggarkan pembatasan. (Lihat Infografis: Duet Rafale-SU30 India Siap Mengguncang Ketegangan di Perbatasan)
Langkah untuk menghapus karantina itu muncul saat Pengadilan Tinggi Inggris mendengarkan gugatan hukum dari British Airways, Ryanair, dan easyJet. Mereka menganggap karantina itu tidak memiliki landasan ilmiah dan tidak berguna. (Lihat Video: Pelaku Begal Menangis di Kaki Ibu, Korban Ternyata Kakak Angkat)
Kebijakan yang mulai berlaku 10 Juli itu membuka jalan bagi jutaan turis asal Inggris untuk pergi libur musim panas ke luar negeri tanpa khawatir dikarantina saat kembali.
Mereka yang datang dari negara-negara risiko tinggi masih harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari sesuai aturan yang diprotes maskapai dan perusahaan travel.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson telah membahas aturan melonggarkan karantina itu selama beberapa hari. Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara yang menetapkan sendiri kebijakan kesehatannya belum mengumumkan rencana mencabut aturan karantina.
“Akan ada daftar 50 lebih negara dan jika Anda tambahkan dengan wilayah luar negeri, sekitar 60 atau lainnya akan dirilis akhir hari ini,” ungkap Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps.
“Hari ini menandai langkah lanjutan dalam pembukaan kembali negara besar kita secara hati-hati,” papar dia.
Saat penyebaran virus corona mulai melemah di Eropa, sejumlah negara membuka lagi perjalanan setelah lebih dari tiga bulan lockdown.
Daftar penuh negara itu belum dirilis. Selandia Baru, Vatikan, Jerman, Prancis, Spanyol, dan Italia termasuk di dalamnya. AS masih dalam “daftar merah”.
“AS sejak dari tahap sangat awal melarang penerbangna dari Inggris dan dari Eropa sehingga ini bukan langkah balasan,” kata Shapps.
Kementerian Luar Negeri Inggris juga akan menetapkan pengecualian pada himbauan global untuk tidak melakukan perjalanan internasional kecuali penting, mulai 4 Juli, agar asuransi normal berlaku.
Pemerintah menyatakan sejumlah negara yang masuk dalam daftar bebas karantina itu untuk membalas kebijakan mereka yang melonggarkan pembatasan. (Lihat Infografis: Duet Rafale-SU30 India Siap Mengguncang Ketegangan di Perbatasan)
Langkah untuk menghapus karantina itu muncul saat Pengadilan Tinggi Inggris mendengarkan gugatan hukum dari British Airways, Ryanair, dan easyJet. Mereka menganggap karantina itu tidak memiliki landasan ilmiah dan tidak berguna. (Lihat Video: Pelaku Begal Menangis di Kaki Ibu, Korban Ternyata Kakak Angkat)
(sya)