Rusia-Ukraina Tukar Tawanan, Zelensky: Ini Kemenangan Buat Kita

Jum'at, 23 September 2022 - 10:26 WIB
loading...
Rusia-Ukraina Tukar Tawanan, Zelensky: Ini Kemenangan Buat Kita
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pertukaranan tawanan dengan Rusia adalah sebuah kemenangan. Foto/Time
A A A
KIEV - Rusia dan Ukraina melakukan pertukaran tahanan yang tidak terduga pada Rabu lalu, yang terbesar sejak perang dimulai dan melibatkan hampir 300 orang. Itu termasuk 10 orang warga negara asing dan komandan yang memimpin pertahanan Ukraina yang berkepanjangan di Mariopol awal tahun ini.

Warga negara asing yang dibebaskan termasuk dua warga Inggris dan seorang warga negara Maroko yang telah dijatuhi hukuman mati pada Juni lalu setelah ditangkap dalam pertempuran untuk Ukraina. Juga dibebaskan tiga warga Inggris lainnya, dua orang Amerika, seorang Kroasia, dan seorang warga negara Swedia.

Waktu dan besarnya pertukaran itu mengejutkan, mengingat Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan mobilisasi pasukan parsial pada hari sebelumnya dalam eskalasi konflik yang dimulai pada Februari. Separatis pro-Rusia juga mengatakan bulan lalu bahwa komandan Mariupol akan diadili.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pertukaran - yang melibatkan bantuan dari Turki dan Arab Saudi - telah dipersiapkan cukup lama dan melibatkan tawar-menawar yang intens. Di bawah ketentuan kesepakatan, 215 warga Ukraina yang sebagian besar ditangkap setelah jatuhnya Mariupol dibebaskan.

Sebagai gantinya, Ukraina mengirim kembali 55 orang Rusia dan Ukraina pro-Moskow serta Viktor Medvedchuk, pemimpin partai pro-Rusia terlarang yang menghadapi tuduhan makar.

"Ini jelas merupakan kemenangan bagi negara kita, bagi seluruh masyarakat kita. Dan yang terpenting adalah 215 keluarga dapat melihat orang yang mereka cintai aman dan berada di rumah," kata Zelenskiy dalam pidatonya di sebuah video.

"Kami mengingat semua orang kami dan mencoba menyelamatkan setiap orang Ukraina. Inilah arti Ukraina, esensi kami, inilah yang membedakan kami dari musuh," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (23/8/2022).

Zelensky berterima kasih kepada Presiden Turki Tayyip Erdogan atas bantuannya dan mengatakan lima komandan senior Ukraina akan tetap berada di Turki sampai akhir perang.



"Kiev memiliki perjuangan panjang dan sulit untuk mengamankan pembebasan lima," ujarnya.

Mereka termasuk Letnan Kolonel Denys Prokopenko, komandan batalion Azov yang melakukan banyak pertempuran, dan wakilnya, Svyatoslav Palamar. Juga dibebaskan adalah Serhiy Volynsky, komandan Brigade Marinir ke-36 Ukraina.

Ketiga orang itu telah membantu memimpin perlawanan selama berminggu-minggu dari bunker dan terowongan di bawah pabrik baja raksasa Mariupol sebelum mereka dan ratusan pejuang Azov menyerah pada bulan Mei lalu kepada pasukan yang didukung Rusia.

"Kami bangga dengan apa yang telah Anda lakukan untuk bangsa kami, bangga dengan Anda masing-masing," kata Zelensky dalam panggilan video dengan kelimanya yang dirilis oleh kantornya.

Tidak ada pernyataan langsung dari Moskow tentang kesepakatan itu dan mengapa kesepakatan itu membebaskan orang-orang yang menurut kelompok separatis dukungan Rusia akan diadili akhir tahun ini.

Arab Saudi menengahi pengaturan di mana 10 orang asing diterbangkan ke Arab Saudi. Mediasi tersebut melibatkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang telah mempertahankan hubungan dekat dengan Putin.



Para tahanan yang dibebaskan termasuk warga negara Amerika Serikat (AS) Alexander Drueke (39) dan Andy Huynh (27) keduanya dari Alabama, yang ditangkap pada Juni lalu saat berperang di Ukraina timur.

Juga dibebaskan adalah warga Inggris Aiden Aslin dan Shaun Pinner serta warga Maroko Brahim Saadoun, yang semuanya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri.

Sejumlah besar warga negara asing telah melakukan perjalanan ke Ukraina untuk berperang sejak invasi Rusia meletus pada 24 Februari.

Kepala misi hak asasi manusia PBB di Ukraina mengatakan awal bulan ini bahwa Rusia tidak mengizinkan akses ke tawanan perang, menambahkan bahwa PBB memiliki bukti bahwa beberapa telah menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Rusia menyangkal penyiksaan atau bentuk penganiayaan lainnya terhadap tawanan perang.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1209 seconds (0.1#10.140)