Merangsek Maju, Pasukan Ukraina Diklaim Rebut 6.000 Km Wilayah dari Rusia
loading...
A
A
A
Rusia mengatakan pasukannya telah melakukan serangan di daerah-daerah yang direbut kembali oleh Ukraina dalam beberapa hari terakhir.
Rusia telah dituduh menargetkan infrastruktur sipil sebagai pembalasan atas kemunduran di medan perang.
Gelombang serangan rudal pada hari Minggu menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran di timur laut Ukraina, menyebabkan puluhan ribu orang tanpa listrik dan air mengalir selama beberapa jam.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pasukan Ukraina telah membuat "kemajuan signifikan" dalam serangan balik mereka, tetapi menambahkan bahwa terlalu dini untuk memprediksi hasilnya.
“Rusia mempertahankan pasukan yang sangat signifikan di Ukraina serta peralatan dan senjata dan amunisi. Mereka terus menggunakannya tanpa pandang bulu terhadap tidak hanya angkatan bersenjata Ukraina tetapi juga warga sipil dan infrastruktur sipil seperti yang telah kita lihat,” kata Blinken.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari. Rusia masih memiliki sekitar seperlima dari negara itu.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Rusia telah dituduh menargetkan infrastruktur sipil sebagai pembalasan atas kemunduran di medan perang.
Gelombang serangan rudal pada hari Minggu menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran di timur laut Ukraina, menyebabkan puluhan ribu orang tanpa listrik dan air mengalir selama beberapa jam.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pasukan Ukraina telah membuat "kemajuan signifikan" dalam serangan balik mereka, tetapi menambahkan bahwa terlalu dini untuk memprediksi hasilnya.
“Rusia mempertahankan pasukan yang sangat signifikan di Ukraina serta peralatan dan senjata dan amunisi. Mereka terus menggunakannya tanpa pandang bulu terhadap tidak hanya angkatan bersenjata Ukraina tetapi juga warga sipil dan infrastruktur sipil seperti yang telah kita lihat,” kata Blinken.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari. Rusia masih memiliki sekitar seperlima dari negara itu.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(ian)