Merangsek Maju, Pasukan Ukraina Diklaim Rebut 6.000 Km Wilayah dari Rusia

Selasa, 13 September 2022 - 15:05 WIB
loading...
Merangsek Maju, Pasukan Ukraina Diklaim Rebut 6.000 Km Wilayah dari Rusia
Presiden Volodymr Zelensky mengklaim pasukan Ukraina telah merebut 6.000 km wilayah dari tangan Rusia. Foto/Al Jazeera
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim pasukannya telah merebut kembali lebih banyak wilayah dari tangan Rusia saat mereka melanjutkan serangan balasan mereka.

Zelensky mengatakan pasukan Ukraina sekarang telah merebut kembali lebih dari 6.000 km persegi dari kendali Rusia pada bulan September, di timur dan selatan.

"Dari awal September hingga hari ini, para pejuang kami telah membebaskan lebih dari 6.000 km persegi wilayah Ukraina - di timur dan selatan," kata Zelensky dalam pidato videonya.

"Pergerakan pasukan kami terus berlanjut," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Selasa (13/9/2022).

BBC tidak dapat memverifikasi angka-angka ini.

Keberhasilan serangan balik Ukraina tampaknya berlangsung cepat. Kamis lalu, Presiden Zelensky mengatakan pasukan Ukraina telah merebut kembali 1.000 km persegi, tetapi pada hari Minggu angka tersebut telah meningkat tiga kali lipat menjadi 3.000 km persegi.



Zelensky berterima kasih kepada beberapa brigade Ukraina yang terlibat dalam serangan balasan, menggambarkan para pejuang mereka sebagai "pahlawan sejati".

Namun dia tidak mengungkapkan kota dan desa Ukraina mana yang telah dibebaskan.

Rusia sebelumnya telah mengakui kehilangan kota-kota penting di wilayah timur laut Kharkiv, dalam apa yang dilihat oleh beberapa pakar militer sebagai terobosan potensial dalam perang.

Moskow menggambarkan penarikan pasukannya dari wilayah itu dalam beberapa hari terakhir sebagai "pengelompokan kembali" dengan tujuan memusatkan perhatian pada wilayah Luhansk dan Donetsk di timur Ukraina.

Namun klaim itu menuai ejekan bahkan di Rusia, dengan banyak pengguna media sosial di sana menggambarkan penarikan yang dinyatakan sebagai "memalukan".

Rusia juga mengakui bahwa pasukannya harus meninggalkan kota-kota utama Balakliya, Izyum dan Kupiansk di wilayah Kharkiv. Rusia sekarang hanya menguasai sebagian kecil wilayah timur.



Valerii Marchenko, Wali Kota Izyum, mengatakan kepada BBC bahwa tentara Ukraina berada di kotanya dan bendera negara telah dikibarkan.

Militer sekarang terlibat dalam pembersihan kota yang dilanda perang dan pasukan Ukraina sedang mencari tentara Rusia yang berpotensi bersembunyi di rumah-rumah penduduk.

Marchenko mengatakan bahwa setelah "sekitar 10 hari", penduduk yang harus meninggalkan kota akan dapat kembali "dengan selamat".

Kemajuan signifikan - meskipun lebih lambat - oleh pasukan Ukraina juga telah dilaporkan di wilayah Kherson selatan, yang berbatasan dengan Crimea, semenanjung Ukraina yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.

Pejabat pertahanan Inggris mengatakan keberhasilan tentara Ukraina baru-baru ini akan memiliki "implikasi signifikan" untuk keseluruhan desain operasional Rusia.

Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov bersikeras bahwa operasi militer di Ukraina akan berlanjut "sampai semua tugas yang awalnya ditetapkan" telah dipenuhi.

Rusia mengatakan pasukannya telah melakukan serangan di daerah-daerah yang direbut kembali oleh Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Rusia telah dituduh menargetkan infrastruktur sipil sebagai pembalasan atas kemunduran di medan perang.

Gelombang serangan rudal pada hari Minggu menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran di timur laut Ukraina, menyebabkan puluhan ribu orang tanpa listrik dan air mengalir selama beberapa jam.



Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pasukan Ukraina telah membuat "kemajuan signifikan" dalam serangan balik mereka, tetapi menambahkan bahwa terlalu dini untuk memprediksi hasilnya.

“Rusia mempertahankan pasukan yang sangat signifikan di Ukraina serta peralatan dan senjata dan amunisi. Mereka terus menggunakannya tanpa pandang bulu terhadap tidak hanya angkatan bersenjata Ukraina tetapi juga warga sipil dan infrastruktur sipil seperti yang telah kita lihat,” kata Blinken.

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari. Rusia masih memiliki sekitar seperlima dari negara itu.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1158 seconds (0.1#10.140)