Sejarah Perang 6 Hari yang Dimenangkan Israel
loading...
A
A
A
Tentara Israel pun menerapkan kedisiplinan yang sangat baik, yang juga menjadi faktor kemenangan negara tersebut.
Israel terbilang keji dalam melakukan Perang Enam Hari. Tentara Israel membakar 20 tentara Mesir secara hidup-hidup.
Setelah membakar para tentara itu, tentara Israel menggali tanah dengan buldoser yang dijadikan sebagai kuburan massal tentara Mesir itu.
Israel dan negara-negara Arab memang seperti tetangga yang tak akur. Hal itu diperparah dengan Perang Dingin yang terjadi di era 1950-an dan 1960-an.
Kala itu, Mesir mendapat sokongan dari militer Uni Soviet dan mendapatkan banyak bantuan dari angkatan udara Soviet.
Israel mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS), meskipun Israel memang bukan menjadi negara penerima bantuan militer AS. Negara itu tercatat membeli tank dari Inggris dan pesawat asal Prancis di era 1960-an.
Ketika perang berakhir, PBB meminta negara-negara yang berseteru menarik pasukan militernya dari daerah yang berhasil dikuasai Israel.
Sayangnya, usulan PBB tersebut ditolak. Di sisi lain, Israel menyanggupi mengembalikan daerah yang berhasil dikuasainya, seperti Dataran Tinggi Golan, Jalur Gaza, dan Tepi Barat, apabila Israel sudah mengantongi pengakuan sebagai negara dari negara-negara Arab. Namun, syarat itu mendapat penolakan keras.
Dalam pertemuan di bulan Agustus 1967, negara-negara Arab sepakat tidak berdamai dengan Israel. Mereka juga memutuskan enggan melakukan negosiasi dan mengakui adanya Israel.
Namun belakangan, Mesir bisa mendapatkan kembali wilayahnya, Semenanjung Sinai, dari Israel melalui negosiasi.
Israel terbilang keji dalam melakukan Perang Enam Hari. Tentara Israel membakar 20 tentara Mesir secara hidup-hidup.
Setelah membakar para tentara itu, tentara Israel menggali tanah dengan buldoser yang dijadikan sebagai kuburan massal tentara Mesir itu.
Israel dan negara-negara Arab memang seperti tetangga yang tak akur. Hal itu diperparah dengan Perang Dingin yang terjadi di era 1950-an dan 1960-an.
Kala itu, Mesir mendapat sokongan dari militer Uni Soviet dan mendapatkan banyak bantuan dari angkatan udara Soviet.
Israel mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS), meskipun Israel memang bukan menjadi negara penerima bantuan militer AS. Negara itu tercatat membeli tank dari Inggris dan pesawat asal Prancis di era 1960-an.
Ketika perang berakhir, PBB meminta negara-negara yang berseteru menarik pasukan militernya dari daerah yang berhasil dikuasai Israel.
Sayangnya, usulan PBB tersebut ditolak. Di sisi lain, Israel menyanggupi mengembalikan daerah yang berhasil dikuasainya, seperti Dataran Tinggi Golan, Jalur Gaza, dan Tepi Barat, apabila Israel sudah mengantongi pengakuan sebagai negara dari negara-negara Arab. Namun, syarat itu mendapat penolakan keras.
Dalam pertemuan di bulan Agustus 1967, negara-negara Arab sepakat tidak berdamai dengan Israel. Mereka juga memutuskan enggan melakukan negosiasi dan mengakui adanya Israel.
Namun belakangan, Mesir bisa mendapatkan kembali wilayahnya, Semenanjung Sinai, dari Israel melalui negosiasi.