Minta Tambahan Senjata, Menlu Ukraina: Kami Telah Tunjukkan Dapat Kalahkan Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Keberhasilan serangan balasan terhadap Rusia menunjukkan Ukraina dapat mengalahkan pasukan Moskow, tetapi Kiev membutuhkan lebih banyak senjata dari mitranya. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, Sabtu (10/9/2022).
Sebelumnya pada hari Sabtu, Moskow meninggalkan benteng utamanya di timur laut Ukraina dalam keruntuhan tiba-tiba salah satu garis depan utama perang, setelah pasukan Ukraina membuat kemajuan pesat.
Kuleba, yang berbicara pada konferensi pers dengan timpalannya dari Jerman Annalena Baerbock, mengatakan, beberapa sekutu awalnya ragu-ragu untuk mengirim senjata, dengan alasan risiko memusuhi Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Sekarang, syukurlah, kami tidak lagi mendengar argumen ini. Kami telah menunjukkan bahwa kami mampu mengalahkan tentara Rusia. Kami melakukannya dengan senjata yang diberikan kepada kami," kata Kuleba, seperti dikutip dari Reuters.
"Jadi saya tegaskan lagi: semakin banyak senjata yang kita terima, semakin cepat kita menang, dan semakin cepat perang ini akan berakhir," lanjutnya.
Meskipun Jerman telah mengirim howitzer self-propelled ke Ukraina, Kiev juga menginginkan tank tempur utama Leopard, kendaraan tempur infanteri Marder dan tank anti-pesawat Gepard.
Kuleba, yang di masa lalu telah mengkritik Jerman atas apa yang dia katakan adalah kelambatannya dalam mengirim senjata, mengeluh bahwa Ukraina membayar harga untuk debat internal.
"Setiap hari, ketika seseorang di Berlin sedang mempertimbangkan, menerima saran, atau berkonsultasi tentang apakah akan memberikan tank atau tidak, seseorang meninggal di Ukraina, karena fakta bahwa tank tidak datang," katanya.
Sementara Baerbock menjanjikan bantuan militer lebih lanjut dan tidak mengesampingkan pengiriman tank tempur utama gaya Barat. "Saya tahu bahwa waktu sangat penting. Beberapa minggu dan bulan ke depan akan sangat penting," lanjutnya.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Sebelumnya pada hari Sabtu, Moskow meninggalkan benteng utamanya di timur laut Ukraina dalam keruntuhan tiba-tiba salah satu garis depan utama perang, setelah pasukan Ukraina membuat kemajuan pesat.
Kuleba, yang berbicara pada konferensi pers dengan timpalannya dari Jerman Annalena Baerbock, mengatakan, beberapa sekutu awalnya ragu-ragu untuk mengirim senjata, dengan alasan risiko memusuhi Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Sekarang, syukurlah, kami tidak lagi mendengar argumen ini. Kami telah menunjukkan bahwa kami mampu mengalahkan tentara Rusia. Kami melakukannya dengan senjata yang diberikan kepada kami," kata Kuleba, seperti dikutip dari Reuters.
"Jadi saya tegaskan lagi: semakin banyak senjata yang kita terima, semakin cepat kita menang, dan semakin cepat perang ini akan berakhir," lanjutnya.
Meskipun Jerman telah mengirim howitzer self-propelled ke Ukraina, Kiev juga menginginkan tank tempur utama Leopard, kendaraan tempur infanteri Marder dan tank anti-pesawat Gepard.
Kuleba, yang di masa lalu telah mengkritik Jerman atas apa yang dia katakan adalah kelambatannya dalam mengirim senjata, mengeluh bahwa Ukraina membayar harga untuk debat internal.
"Setiap hari, ketika seseorang di Berlin sedang mempertimbangkan, menerima saran, atau berkonsultasi tentang apakah akan memberikan tank atau tidak, seseorang meninggal di Ukraina, karena fakta bahwa tank tidak datang," katanya.
Sementara Baerbock menjanjikan bantuan militer lebih lanjut dan tidak mengesampingkan pengiriman tank tempur utama gaya Barat. "Saya tahu bahwa waktu sangat penting. Beberapa minggu dan bulan ke depan akan sangat penting," lanjutnya.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(esn)