Kiamat Tak Jadi Datang, Ribuan Warga Kamboja Tinggalkan Pengungsian
loading...
A
A
A
Dia meminta mereka yang tersisa untuk pergi. “Jika tidak, kami akan menerapkan langkah-langkah tersebut," katanya, mengacu pada tindakan keras pihak berwenang.
Khem Veasna mengatakan para pejabat tidak memiliki pengaruh atas pengikutnya karena "kekuatannya".
Dia juga mengatakan lubang hitam yang terbentuk di tulang punggungnya memberitahunya tentang kiamat yang menjulang dan bahwa tanda-tanda aneh yang muncul di langit adalah pertanda banjir yang mendekat yang akan menelan seluruh Bumi—kecuali area pertaniannya di provinsi Siem Reap.
Namun otoritas lokal dan Perdana Menteri Hun Sen menolak ramalannya sebagai aksi politik murahan dan mendesak para pengikutnya untuk pergi dengan damai.
Para pengikut Veansa termasuk orang-orang Kamboja yang berhenti dari pekerjaan mereka di Korea Selatan, Thailand dan Jepang, karena memilih terbang pulang dan bergabung dengan sekte tersebut.
"Polisi juga menerima pengaduan dari anggota keluarga yang mengeklaim kerabat yang hilang adalah pengikut 'sekte hari kiamat'. Ada juga laporan tentang pelajar yang bolos ujian dan bergabung dengan sekte tersebut," kata Kepala Polisi Provinsi Siem Reap Brigadir Jenderal Teng Channat kepada Khmer Times.
"Polisi telah bekerja sama dengan otoritas provinsi untuk membantu orang-orang di pertanian untuk kembali ke rumah," lanjut dia.
Enam wanita, semua anggota LDP, ditahan pada hari Jumat setelah mereka diduga mencegah orang-orang meninggalkan rumah pertanian milik Veasna.
Khmer Times yang pro-pemerintah juga melaporkan bahwa Khem Veasna diyakini telah mengumpulkan ratusan juta dolar dari para pengikutnya.
Banyak keluarga mengeklaim bahwa kerabat yang bergabung dengan pertemuan "hari kiamat" telah menghabiskan sebagian besar kekayaan mereka seperti menjual properti dan barang-barang pribadi lainnya untuk bergabung dengan sekte tersebut.
Khem Veasna mengatakan para pejabat tidak memiliki pengaruh atas pengikutnya karena "kekuatannya".
Dia juga mengatakan lubang hitam yang terbentuk di tulang punggungnya memberitahunya tentang kiamat yang menjulang dan bahwa tanda-tanda aneh yang muncul di langit adalah pertanda banjir yang mendekat yang akan menelan seluruh Bumi—kecuali area pertaniannya di provinsi Siem Reap.
Namun otoritas lokal dan Perdana Menteri Hun Sen menolak ramalannya sebagai aksi politik murahan dan mendesak para pengikutnya untuk pergi dengan damai.
Para pengikut Veansa termasuk orang-orang Kamboja yang berhenti dari pekerjaan mereka di Korea Selatan, Thailand dan Jepang, karena memilih terbang pulang dan bergabung dengan sekte tersebut.
"Polisi juga menerima pengaduan dari anggota keluarga yang mengeklaim kerabat yang hilang adalah pengikut 'sekte hari kiamat'. Ada juga laporan tentang pelajar yang bolos ujian dan bergabung dengan sekte tersebut," kata Kepala Polisi Provinsi Siem Reap Brigadir Jenderal Teng Channat kepada Khmer Times.
"Polisi telah bekerja sama dengan otoritas provinsi untuk membantu orang-orang di pertanian untuk kembali ke rumah," lanjut dia.
Enam wanita, semua anggota LDP, ditahan pada hari Jumat setelah mereka diduga mencegah orang-orang meninggalkan rumah pertanian milik Veasna.
Khmer Times yang pro-pemerintah juga melaporkan bahwa Khem Veasna diyakini telah mengumpulkan ratusan juta dolar dari para pengikutnya.
Banyak keluarga mengeklaim bahwa kerabat yang bergabung dengan pertemuan "hari kiamat" telah menghabiskan sebagian besar kekayaan mereka seperti menjual properti dan barang-barang pribadi lainnya untuk bergabung dengan sekte tersebut.