Perbedaan Yahudi Ortodoks dan Sabbatianisme di Israel
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel merupakan negara yang berdiri setelah mereka mencaplok tanah Palestina. Negara ini dikenal memiliki mayoritas penduduk yang menganut agama Yahudi.
Dalam berbagai jenisnya, terdapat beberapa aliran Yahudi yang cukup terkenal. Salah satunya adalah Yahudi Ortodoks.
Dikutip dari laman Britannica, Yahudi Ortodoks merupakan cabang agama yahudi yang paling ketat berpegang teguh pada kepercayaan dan praktik tradisional ajarannya.
Secara tegas, Yahudi Ortodoks telah menolak berbagai perubahan modern untuk mengubah ajaran dan ketaatannya terhadap agama.
Mereka berpegang teguh kepada ajaran-ajaran tradisional seperti ibadah harian, hukum diet (kashruth), doa dan upacara tradisional, studi Taurat secara intensif, hingga pemisahan pria dan wanita di Sinagoga.
Singkatnya, Yahudi Ortodoks ini tampak kaku dan tidak mau menerima perubahan atau modernisasi terhadap ajarannya. Lantas, apa bedanya dengan aliran Sabbatianisme?
Dikutip dari laman Yivoencyclopedia, Sabbatianisme merupakan aliran Yahudi yang didirikan Shabetai Tsevi (1626-1667).
Dalam berbagai jenisnya, terdapat beberapa aliran Yahudi yang cukup terkenal. Salah satunya adalah Yahudi Ortodoks.
Dikutip dari laman Britannica, Yahudi Ortodoks merupakan cabang agama yahudi yang paling ketat berpegang teguh pada kepercayaan dan praktik tradisional ajarannya.
Secara tegas, Yahudi Ortodoks telah menolak berbagai perubahan modern untuk mengubah ajaran dan ketaatannya terhadap agama.
Mereka berpegang teguh kepada ajaran-ajaran tradisional seperti ibadah harian, hukum diet (kashruth), doa dan upacara tradisional, studi Taurat secara intensif, hingga pemisahan pria dan wanita di Sinagoga.
Singkatnya, Yahudi Ortodoks ini tampak kaku dan tidak mau menerima perubahan atau modernisasi terhadap ajarannya. Lantas, apa bedanya dengan aliran Sabbatianisme?
Dikutip dari laman Yivoencyclopedia, Sabbatianisme merupakan aliran Yahudi yang didirikan Shabetai Tsevi (1626-1667).