Gedung Putih Minta Tambahan Dana Rp174 Triliun Buat Bantu Ukraina

Minggu, 04 September 2022 - 08:57 WIB
loading...
Gedung Putih Minta Tambahan...
Gedung Putih meminta tambahan dana untuk membantu Ukraina. Foto/E&E News
A A A
WASHINGTON - Gedung Putih meminta Kongres untuk menyetujui bantuan militer senilai USD11,7 miliar atau sekitar Rp174 triliun untuk Ukraina di tengah konfliknya dengan Rusia .

Jumlah itu termasuk dalam permintaan dana darurat sebesar USD47,1 miliar (Rp701 triliun), yang menurut pemerintah Biden juga diperlukan untuk merespons Covid-19 dan cacar monyet, serta upaya bantuan bencana.

Paket bantuan untuk Ukraina itu mencakup USD4,5 miliar (Rp67 triliun) untuk peralatan militer dan pengisian kembali persediaan Pentagon, USD2,7 miliar (Rp40 triliun) untuk bantuan pertahanan dan intelijen untuk Ukraina, dan USD4,5 miliar (Rp67 triliun) untuk dukungan anggaran bagi pemerintah di Kiev.



“Kami telah mengumpulkan dunia untuk mendukung rakyat Ukraina untuk mempertahankan demokrasi mereka dan kami tidak bisa membiarkan dukungan itu ke Ukraina mengering,” tulis Direktur Manajemen dan Anggaran Gedung Putih Shalanda Young dalam sebuah postingan di blog seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (4/9/2022).

Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga meminta USD2 miliar (Rp29 triliun) untuk meringankan dampak negatif dari konflik di Ukraina, serta sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia yang mempengaruhi pasokan energi di AS.

AS telah menjadi pendukung utama Kiev dalam konfliknya dengan Moskow, memberikan bantuan militer dan keuangan miliaran dolar kepada pasukan Ukraina, serta data intelijen. Pengiriman bantuan militer Washington ke pemerintah Zelensky telah menyertakan perangkat keras canggih seperti peluncur roket ganda HIMARS, howitzer M777, dan drone tempur.

Kongres AS sebelumnya telah menyetujui paket dukungan militer dan kemanusiaan senilai USD40 miliar (Rp595 triliun) untuk Ukraina pada bulan Mei. Menurut Young, sekitar tiga perempat dari bantuan yang diberikan anggota parlemen ke Kiev telah dicairkan atau diberikan.



“Seperti yang kami katakan saat itu, sumber daya itu dimaksudkan untuk bertahan hingga September,” jelasnya.

Rusia telah berulang kali mengkritik pengiriman senjata ke Kiev dari Washington dan sekutunya, dengan mengatakan mereka tidak akan mengubah hasil konflik, tetapi akan memperpanjang pertempuran dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Moskow dan NATO.

“Keterlibatan Washington yang semakin jelas dan lebih dalam di Ukraina dalam hal melawan operasi militer kami, pada kenyataannya, menempatkan AS di ambang berubah menjadi pihak dalam konflik,” Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov memperingatkan bulan lalu.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1698 seconds (0.1#10.140)