Kasus Virus Corona AS Naik 47.000, Lonjakan Terbesar dalam Sehari

Rabu, 01 Juli 2020 - 10:51 WIB
loading...
Kasus Virus Corona AS Naik 47.000, Lonjakan Terbesar dalam Sehari
AS mencatat lonjakan tertinggi kasus Covid1-9 dalam sehari. Foto/CBS 58
A A A
WASHINGTON - Kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat (AS) melonjak lebih dari 47 ribu pada Selasa waktu setempat. Lonjakan ini adalah yang terbesar sejak dimulainya pandemi, terjadi seiring peringatan pakar penyakit menular pemerintah AS bahwa jumlahnya dapat segera berlipat ganda.

California, Texas dan Arizona telah muncul sebagai episentrum baru pandemi di AS. Wilayah-wilayah itu melaporkan rekor peningkatkan kasus baru Covid-19.

"Jelas kita tidak berada dalam kendali penuh saat ini," kata Dr. Anthony Fauci, kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, kepada komite Senat AS.

"Saya sangat khawatir karena itu bisa menjadi sangat buruk," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/7/2020).

Fauci mengatakan peningkatan harian dalam kasus-kasus baru dapat mencapai 100.000 kecuali dorongan nasional dibuat untuk memadamkan virus yang bangkit kembali.

“Kami tidak bisa hanya fokus pada area-area yang mengalami lonjakan. Itu menempatkan seluruh negara dalam bahaya,” ujarnya.

Fauci mengatakan tidak ada jaminan vaksin, meskipun data awal telah menjanjikan. "Mudah-mudahan akan ada dosis yang tersedia pada awal tahun depan," harapnya.

Menurut penghitungan Reuters, kasus Covid-19 meningkat lebih dari dua kali lipat pada bulan Juni di setidaknya 10 negara bagian, termasuk Texas dan Florida. Di bagian Texas dan Arizona, tempat tidur perawatan intensif rumah sakit untuk pasien Covid-19 kekurangan pasokan.

Lebih dari 126.000 orang Amerika meninggal karena Covid-19 dan jutaan orang kehilangan pekerjaan karena negara bagian dan kota-kota besar memerintahkan penduduk untuk tinggal di rumah dan pusat bisnis ditutup. Ekonomi berkontraksi tajam pada kuartal pertama dan diperkirakan akan turun pada kuartal kedua.

Uni Eropa (UE) telah mengecualikan warga Amerika dari "daftar aman" negara-negara di mana blok itu akan memungkinkan perjalanan yang tidak penting dimulai pada hari Rabu ini. (Baca: Uni Eropa Depak Amerika Serikat dari Daftar Perjalanan Aman )

Peningkatan baru dalam kasus dan rawat inap telah meredupkan harapan bahwa yang kondisi terburuk dari rasa sakit manusia dan ekonomi telah berlalu, mendorong kecaman baru terhadap Presiden AS Donald Trump ketika ia berusaha terpilih kembali dalam pemilu pada 3 November mendatang.

Pesaingnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan bahwa "salah urus bersejarah" Trump terhadap pandemi menelan korban jiwa dan menimbulkan lebih banyak kerusakan daripada yang diperlukan bagi ekonomi AS.

“Tidak harus seperti ini. Donald Trump mengecewakan kami,” kata mantan wakil presiden AS berusia 77 tahun itu dalam pidatonya di Delaware, di mana ia mengungkap rencana terbaru untuk mengatasi pandemi yang menyerukan lebih banyak tes dan mempekerjakan 100.000 pelacak kontrak.

Dalam sepekan terakhir California, Texas dan Florida telah menutup bar yang baru dibuka kembali, yang menurut pejabat kesehatan masyarakat kemungkinan merupakan salah satu penyumbang terbesar pada lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini.

Sementara New York, New Jersey dan Connecticut menambahkan wisatawan dari California dan tujuh negara bagian lain yang harus melakukan karantina sendiri selama 14 hari setelah kedatangan. Texas dan Florida telah diberlakukan pada minggu lalu.

South Carolina juga telah muncul sebagai hot spot, melaporkan peningkatan 1.755 kasus dalam satu hari pada hari Selasa.

Di Texas, di mana jumlah kasus baru melonjak ke rekor satu hari yaitu 6.975 pada hari Selasa, rumah sakit Houston mengatakan tempat tidur dengan cepat terisi dengan pasien Covid-19.

Dr Marc Boom, kepala eksekutif Rumah Sakit Methodist Houston, mengatakan kepada CNN bahwa tempat tidur rumah sakitnya telah terjadi peningkatan "sangat signifikan" pada pasien Covid-19, meskipun tingkat kematian telah menurun.

Boom mengatakan dia khawatir tentang perayaan Hari Kemerdekaan pada akhir pekan ini, ketika warga Amerika secara tradisional berduyun-duyun ke pantai dan perkemahan untuk menonton pertunjukan kembang api.

"Terus terang itu membuatku takut," katanya.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1042 seconds (0.1#10.140)