Ketika Lagu Indonesia Raya Berkumandang di Kaki Gunung Himalaya

Jum'at, 19 Agustus 2022 - 14:48 WIB
loading...
Ketika Lagu Indonesia...
KBRI Dhaka, Bangladesh, merayakan HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia bersama masyarakat dan diaspora Indonesia. Foto/KBRI Dhaka
A A A
DHAKA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dhaka, Bangladesh , merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan RI. Perayaan yang melibatkan masyarakat dan diaspora Indonesia ini berlangsung meriah setelah dua tahun sepi perayaan karena pandemi Covid-19 melanda dunia.

Ketika perayaan berlangsung meriah di KBRI Dhaka, lagu “Indonesia Raya” juga berkumandang dengan khidmat di Kathmandu Valley, kaki gunung Himalaya pada tanggal 17 Agustus 2022 pagi.

Upacara hari Kemerdekaan RI di kaki gunung Himalaya ini dilaksanakan oleh Konsul Kehormatan RI berkedudukan di Kathmandu, Nepal, Chandra Prasad Dakkal, yang dihadiri oleh warga negara Indonesia (WNI) dan diaspora Indonesia di Nepal.

Upacara terlaksana dengan sederhana, namun sangat khidmat dan penuh haru. Bahkan, para peserta upacara sampai meneteskan air mata sembari menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia.



Perasaan haru juga disampaikan para WNI di Dhaka. “Terima kasih KBRI Dhaka telah mengundang kami, di sepanjang upacara, saya tidak berhenti menangis karena haru dan rindu dengan Indonesia,” kata Mirisa, WNI pekerja professional yang bertugas di WHO Bangladesh.

Di Dhaka, acara diawali dengan upacara pengibaran bendera Merah-Putih oleh pasukan pengibar bendera (paskibra) di bawah binaan Atase Pertahanan KBRI Dhaka, Kolonel Azwan Abdi.

Setelah upacara, perayaan dilanjutkan dengan acara “Keruk Tumpeng”, di mana potongan nasi tumpeng diberikan kepada beberapa perwakilan masyarakat yang dinilai telah berkontribusi dalam membantu kelancaran visi dan misi KBRI Dhaka.

Di sepanjang bulan Agustus, di setiap akhir pekan, KBRI Dhaka menyelenggarakan berbagai lomba seru untuk seluruh masyarakat dan diaspora Indonesia, termasuk untuk anak-anak. Di antaranya, lomba makan kerupuk, lomba membawa kelereng dengan sendok di mulut, tenis meja, domino serta kegiatan seru lainnya.

Makanan tradisional khas Nusantara juga selalu tersedia di setiap pekan dan sepanjang acara untuk mengobati rindu akan kampung halaman.

Satu fakta unik mengenai masyarakat Indonesia di Bangladesh yang cukup berbeda dengan diaspora Indonesia di belahan dunia lainnya adalah selain pekerja professional, sebagian besar merupakan eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang merupakan ibu rumah tangga dari suami yang berkewarganegaraan Bangladesh.

Rata-rata, mereka bertemu jodoh di negara ketiga (Singapura, Malaysia, Taiwan, dan lain-lain) ketika sedang bekerja sebagai PMI. Ketika diboyong ke Bangladesh, tidak terbayang bahwa mereka akan lama sekali tidak pulang ke kampung halaman, apalagi ketika pandemi Covid-19 mulai melanda dunia.

Kondisi itulah yang menjadi semangat bagi Duta Besar LBBP RI untuk Bangladesh dan Nepal, Heru Hartanto Subolo untuk menggerakkan segenap keluarga besar KBRI Dhaka untuk menghibur dan berbagi setitik kebahagiaan bagi masyarakat dan diaspora Indonesia di Bangladesh dan Nepal.

Sebagai acara puncak, KBRI Dhaka menyelenggarakan “Panggung Gembira” sebagai pesta rakyat dengan tema “Dari Kita, Untuk Kita, Oleh Kita” tepat setelah upacara bendera terselenggara. Panggung Gembira berlangsung sangat meriah dengan memerhatikan protokol kesehatan.

Acara tersebut diisi dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba, pertunjukan tari-tarian dan puisi.

Sementara di halaman depan KBRI Dhaka, berdiri tenda-tenda bazar, tempat para WNI berjualan produk khas Indonesia seperti makanan, jus aneka buah, kerajinan tangan dan lain-lain.

Bazar itu merupakan bentuk dukungan KBRI Dhaka terhadap sektor ekonomi kreatif, sembari melakukan pemberdayaan bagi para ibu rumah tangga di Dhaka.

Salah satu momen paling seru adalah acara joget dangdut “Mendung Tanpa Udan” bersama Dubes Heru dan Madam Sinta Ekawati dengan masyarakat Indonesia, yang semakin menambah kebersamaan dan keharmonisan antara KBRI dan masyarakat Indonesia.

“Ini kan Agustusan pertama bagi KBRI setelah dua tahun tidak bisa bertemu masyarakat karena pandemi, jadi kita mau meneruskan tradisi bahwa Agustusan adalah bulannya pesta rakyat, sekaligus menghadirkan sesuatu yang spesial untuk masyarakat”, ujar Dubes Heru di tengah-tengah keceriaan acara di KBRI.

Di pihak lain, bulan Agustus juga merupakan bulan yang bersejarah bagi rakyat dan sejarah Bangladesh. Sebab, pada 15 Agustus 1975, Presiden Pertama Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman, yang dikenal dengan sebutan “Bangabandhu” terbunuh bersama istri, anak dan menantu.

Jadi bulan Agustus bagi rakyat Bangladesh adalah bulan yang kelam. Untuk menghormati rakyat dan Pemerintah Bangladesh, sehari sebelumnya yaitu pada tanggal 16 Agustus 2022, Dubes Heru bersama kepala perwakilan negara-negara ASEAN di Dhaka melakukan kunjungan ke Museum Bangabandhu dan menyampaikan salam duka sebagai rasa solidaritas persahabatan antara Indonesia dan Bangladesh.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1769 seconds (0.1#10.140)