Iran: Salman Rushdie dan Para Pendukungnya Harus Disalahkan atas Penikamannya

Senin, 15 Agustus 2022 - 18:31 WIB
loading...
A A A
Para penulis dan politisi di seluruh dunia mengutuk serangan itu. Agennya mengatakan kepada Reuters bahwa Rushdie menderita luka parah, termasuk kerusakan saraf di lengan dan luka di liver, dan kemungkinan akan kehilangan satu matanya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Minggu bahwa lembaga-lembaga negara Iran telah menghasut kekerasan terhadap Rushdie selama beberapa generasi.

Menurut Blinken, media yang berafiliasi dengan negara Iran telah sesumbar tentang upaya pembunuhan itu.

Penulis kelahiran India ini telah mendapatkan ancaman pembunuhan dan imbalan untuk kepalanya sejak “The Satanic Verses” diterbitkan pada tahun 1988.

Tahun berikutnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa, atau dekrit, menyerukan umat Islam membunuh novelis dan siapa pun yang terlibat dalam penerbitan novel tersebut.

Pada tahun 1991, penerjemah novel Jepang, Hitoshi Igarashi ditikam sampai mati. “Seorang mantan siswa Igarashi pada Senin memperbarui seruan agar pembunuhan Hitoshi Igarashi diusut tuntas,” papar laporan surat kabar Ibaraki Shimbun.

Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada Reuters bahwa penyelidikan masih aktif dan undang-undang pembatasan pengusutan kejahatan, yang berakhir pada 2006, dapat dicabut.

Penerjemah novel asal Italia itu terluka pada tahun 1991 dan dua tahun kemudian penerbitnya di Norwegia ditembak dan terluka parah.

Pada tahun 1998, pemerintahan Presiden Iran Mohammad Khatami yang pro-reformasi menjauhkan diri dari fatwa tersebut.

Dia mengatakan ancaman pembunuhan terhadap Rushdie yang telah hidup bersembunyi selama sembilan tahun, telah berakhir.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1006 seconds (0.1#10.140)